Seulgi dan jimin sama-sama nggak suka nonton di bioskop, karena mereka harus bagi-bagi tontonan dan gak bisa berisik.
Sekarang mereka lagi nonton film di apartemen seulgi, judulnya everything, everything. Wajib ditonton jadi nggak mau spoiler.
Seulgi nyender ke badan jimin dan jimin sibuk ngelus kepala seulgi. Keduanya fokus nonton, sampai makanan yang ada di pangkuan seulgi aja terbengkalai gak disentuh mereka.
Pertengahan film bikin mereka engap. Seakan abis oksigen, bingung mau ngapain. Jimin dehem sedangkan seulgi jadi sibuk makan.
Haduh, kok jadi panas?
Untung filmnya cepet selesai, jadi, jimin buru-buru ke dapur ambil minum dari kulkas. Seulgi nyusul jimin, nyimpen piring bekas makanan tadi di wastafel.
"mau jus?"
"air putih aja."
Jimin ngangguk terus ngasih seulgi gelas yang udah dia isi.
Tiba-tiba aja jadi hening dan panas dingin. Jimin liatin seulgi yang lagi minum.
"laper, kan? Aku masak, ya."
Jimin ngangguk, dia pindah posisi di meja bar yang madep ke seulgi yang masak.
Ntah apa yang menggerakkan jimin, dia belum seulgi dari belakang. Semacem yang biasa di film. Letakin dagunya di bahu seulgi.
Seulgi menegang, dia kaget.
"jim"
"semenit."
"jangan gini, susah geraknya."
Jimin semakin mengeratkan pelukannya pas seulgi coba lepasin.
"Sini, aku bantuin." Jimin akhirnya lepasin pelukannya dan seulgi bisa napas lega, nggakcuma lepasin, jimin nyuri ciuman dari seulgi. Hadeuh
***
Jimin mainin gelas dia. Mereka baru selesai makan. Mereka makan sambil nonton TV, duduk sebelahan di lantai.tangannya yang lain mainin rambut seulgi yang diikat kuda.
Seulginya fokus nonton tanpa mengindahkan jimin.
"Upacara perpisahannya besok ya?" tanya jimin
Seulgi ngangguk. "Kamu bisa datang gak?"
"Kenapa?"
"Orang tuaku gak ada yang bisa datang. Abangku juga."
"Kamu gak malu?"
"Malu apa?"
"Pacarnya masih anak kecil?"
"Hmm?"
"Kayaknya kita sampai di sini aja, seul."
Seulgi terkekeh, "kamu ngomong apa sih?"
"Aku mau kita udahan."
"Kok gitu? Kamu masih marah soal waktu itu?"
Jimin geleng kepala, "aku ngerasa cuma jadi beban buat kamu"
"Dih apaan sih jim? Gak usah sok galau gitu deh."
"Aku serius, seul. Aku mau kita putus."
"Tapi kenapa, jim?"
"Kamu bakal tahu."
Seulgi mendecih. Dia nggak tahu harus berbuat apa. Ini musingin. Apa maksudnya?
"We're fine in a second."
"Yeah, and we never know the next second, do we still fine or fire."
"You're the one who turn this into fire!"
Seulgi narik napas panjang. Ini terlalu tiba-tiba, seulgi sama sekali enggak berpikir bahwa mereka akan seperti ini. "I didn't see this coming."
"We're over."
"Don't you dare, jimin!"
Jimin berdiri. Dia bersiap pergi terus tangannya dipegang seulgi.
"Aku tunggu kamu besok."
Jimin melepaskan pegangan tangan seulgi. Niatnya sudah bulat, jimin udah yakin kalau ini yang terbaik bagi seulgi. Dengan jimin lepasin seulgi, jimin tahu seulgi akan lebih bahagia. Mungkin nggak secepatnya tapi pasti.
Seulgi menunduk. Dia benar-benar gak habis pikir. Besok adalah hari terakhirnya sebagai siswa sma dan orang yang udah buat masa sma dia berarti, pergi begitu aja. Seulgi ngerasa ini semua gak masuk akal. Seulgi yakin jimin cuma bercanda. Cewek itu hapal betul tabiat pacarnya, dia susah berbohong. Jimin pasti datang besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
bear with me | seulmin
Short Storyjimin cinta seulgi sesimple seulgi namplak kepala jimin Highest rank #1 in seulmin