Cessa terpaku dipelukan S Coups, dia sadar apa yang dia lakukan. Cessa segera melepaskan pelukannya dan dengan tak rela S Coups melepaskannya begitu saja. Didepan mereka berdiri seorang laki-laki bertampang datar tanpa ekspresi dan itu sanggup membuat Cessa takut akan ekspresinya, Cessa tau dibalik wajah datar itu tersimpan kemarahan yang membara.
"Princessa what are you doing with him, hm?"Cessa akan menjawab tapi ragu, ia hanya menatap sepatunya tanpa berkata apa-apa. S Coups yang tak tau siapa laki-laki itu langsung maju selangkah ke depan laki-laki.
"Hey bro, who you? Apa yang membawamu kesini?"
"Anda tidak tau siapa saya? Mungkin anda lupa dengan nama Kim Minseok ya?"
"Oh, halo Mr. Kim. Maaf melupakan anda, tetapi apa hubungan anda dengan Cessa? Dan mengapa anda kuliah lagi? Bukankah gelar anda sudah banyak?"
"Saya adalah calon tunangan Cessa dan bukan urusan anda untuk mengetahui mengapa saya kuliah disini,"
"What? Calon? Cessa, are you seriously?"
Xiumin ingin meledak sekarang, yang menjawab siapa dia bertanya kepada siapa. Rasanya ingin menghepaskan laki-laki didepannya untuk selamanya.
"Ya, dia calon tunanganku S Coups. Maaf udah meluk lo tadi, gue khilaf,"
S Coups membelalakkan matanya tak percaya, lalu bagaimana nasibnya kini? Ditinggal cinta pertama gitu ceritanya? Sangat tragis 😨.
"Cessa, apa lo lupa janji kita dulu? Gue udah janji akan kembali dan bakal ngelamar lo secepatnya setelah pulang dari Korsel. Tapi apa ini? Lo mau tunangan dan ngelupain janji kita gitu aja? What happen, Cessa? Lo yang minta janji itu dan sekarang gue udah disini tapi lo malah ngingkari janji itu? Gue gak percaya Cess, semudah itu lo ngelupain gue? Gue kecewa sama elo!"
Cessa hanya bisa diam membeku ketika S Coups pergi begitu saja dengan mobilnya. Secuil hatinya menyesal karena dia melupakan janji itu, bahkan dia tak pernah mengingat S Coups sedetik pun. Dia lupa kenangan mereka. Apa boleh Cessa menyesal sekarang? Tapi itu tidak boleh karena didepannya berdiri calon tunangannya.
"Mantan terindah? Sepertinya aku belum mengetahui tentangmu sepenuhnya Cessa. Apa kamu masih menganggapku bodyguard?"
Cesaa menggeleng tak setuju, dia mendekati Xiumin dengan langkah pelan, belum ada 2 langkah, Xiumin sudah menjauh. Cessa tak bisa berkutik kala mata Xiumin menunjukkan kekecewaan, mata yang biasanya menatapnya dengan penuh cinta. Memang masih ada terbesit setitik cinta itu tapi lebih dominan kecewa. Dan Cessa menyesali dirinya yang lepas kendali saat beremu first love nya.
"Aku kecewa sama kamu Cessa,"
"Aku bisa jelasin--,"
"Gak ada yang perlu dijelasin, semua udah jelas,"
"Jangan sampai pertunangan ini batal Umin! Mana Xiumin yang dewasa dan bijaksana? Ini hanya masalah kecil karena kesalah pahaman,"
"Saya tidak peduli," Xiumin pergi begitu saja tanpa menengok ke belakang.
❄❄❄
Xiumin menarik dan membuang nafasnya dengan teratur. Dia menyandarkan kepalanya ke jok mobil. Kepalanya berdenyut. Kecemburuannya tak bisa dia kendalikan tadi, ini gara-gara pekerjaan kantornya yang menumpuk. Dia sadar kalau masalah ini tidak akan selesai kalau dia bersikap dewasa seperti biasanya. Namun entah kenapa ia tidak bisa, ini semua sangat sulit dimatanya.
"Yaaa! Ige eottae? Jinjja?"
Xiumin mengacak-acak rambutnya tanpa ada niatan untuk merapikannya kembali. Dia mengambil air mineral yang berada dijok penumpang dan meminumnya hingga tandas. Setelah merasa cukup tenang, Xiumin mulai menyalakan mobilnya dan menjalankannya ke rumahnya ralat apartemennya.
❄❄❄
Xiumin masuk ke kamarnya dan membanting tubuhnya dikasur. Dirinya sangat lelah, lelah tubuh dan batinnya. Dia tau ini semua salahnya. Andai dia bersikap dewasa dan tidak membawa ini dengan emosi pasti tak akan seperti ini. Dia cukup sebal dengan ini semua. Apalagi besok mereka harus fitting baju untuk acara pertunangan mereka. Bagaimana cara Xiumin untuk menyikapi Cessa besok setelah kejadian tadi?
Tiba-tiba ponselnya bergetar didalam tasnya, dengan malas ia merogoh tasnya dan mengangkat telpon itu tanpa mengetahui siapa yang menelpon.
"Xiumin,"
Suara lembut itu manyapa gendang suara Xiumin. Dia sangat kenal siapa pemilik suara lembut ini. Tapi dia tak ada niatan untuk menjawab sapaan itu sepatah kata pun dan memilih menunggu orang diseberang sana melanjutkan ucapannya.
"Maaf, aku salah,"
Xiumin tetap diam. Tetapi dia membaringkan tubuhnya yang sebelumnya dalam kondisi tengkurap di ranjang.
"Ini semua memang salahku dan aku minta maaf untuk ini semua. Maaf karena tak menceritakan ini kepadamu tapi sungguh, tak pernah sedetik pun aku memikirkan dia setelah bertemu dengamu. Bahkan aku sudah lupa dengan janji yang ku minta kepadanya dulu. Percayalah Umin, kumohon,"
"Ya, aku percaya padamu. Tapi aku harap setelah ini tak ada rahasia apa pun diantara kita,"
"Baiklah, berarti kamu memaafkanku, kan?"
"Tidak tau, mungkin besok,"
"Memangnya ada seperti itu? Ah iya, jangan lupa besok kita fitting baju. Kamu harus menjemputku pukul 9 pagi,"
"Harus ya?"
"Ha.rus.dan.wa.jib,"
"Baiklah terserah padamu. Ngomong-ngomong kita tak ada kelaskan besok?"
"Ani, besok kita free dari pelajaran kampus,"
"Aku harus mengakhiri panggilan ini karena aku baru sampai apart dan belum mandi,"
"Hm, annyeong My Boy,"
"Annyeong my princess,"
Setelah menutup telpon dari Cessa baru Xiumin bisa bernafas lega. Masalah terselesaikan tanpa harus dia memutar otak untuk merangkai kata menjadi kalimat karena dia bukan laki-laki yang suka mengucapkan bualan dari mulutnya, dia lebih suka melakukannya secara langsung. Dan itulah Kim Minseok 😍.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard | Xiumin ✔
Fanfiction[Tamat] Ayahnya tiba-tiba memperkerjakan seorang bodyguard untuk Cessa tanpa gadis itu tahu untuk apa fungsi bodyguard itu karena menurutnya dia tidak membutuhkan orang yang mengikutinya kemana-mana. Bayangan bodyguard dengan wajah seram dengan tubu...