Cessa memasuki kafe dan menatap sekeliling untuk mencari keberadaan Xiumin. Dia menemukannya, Xiumin duduk di meja yang berada ditengah kafe, Cessa tidak menyukai hal itu, karena di sekeliling Xiumin banyak anak kuliahan yang di dominasi oleh kaum hawa.
Cessa melangkahkan kakinya mendekati Xiumin dan duduk di kursi depannya, para perempuan yang tadi menatap Xiumin penuh harap kini berubah sendu karena mendapati kenyataan bahwa Xiumin sudah memiliki kekasih yang sebanding dengan pria itu.
Xiumin menatap Cessa yang duduk didepannya, "Lho? Kok udah disini? Ngapain nggak telpon aja? Kan aku bisa jemput kamu dan kamu gak usah repot-repot jalan kaki kesini, lagipula mobilnya di parkir didepannya tempat spa,"
"Pingin aja ke sini, aku tau kok kalau mobilnya ada di sana. Entah perasaanku atau gimana, kamu jadi cerewet banget, padahal aku tau kalau kamu itu pendiem aslinya tapi sama aku kok ngomong terus,"
"Nggak tau, tanya aja sama mulutku,"
"Ck, lawakanmu membuatku miris."
Cessa meminum kopi milik Xiumin, lidahnya hanya mengecap rasa pahit. Dia mengernyitkan dahinya lalu menyodorkan gelas itu ke Xiumin.
"Kok pahit?"
"Tanpa gula,"
"Kok doyan sih? Rasanya sangat tidak enak,"
"Kamu aja yang gak doyan, aku menganggap ini enak karena aku pecinta kopi,"
Cessa menganggukan kepalanya lalu memanggil pelayan dan memesan cokelat panas. Xiumin menatap Cessa intens hingga membuat Cessa salah tingkah.
"Ada apa?" Tanya Cessa.
"Rambut kamu kok berantakan ya?" Ucap Xiumin lalu mengelus rambut Cessa.
Cessa agak terkejut tapi di tersenyum manis, "Ada hama tadi, jadi harus aku berantas,"
Xiumin mengerutkan keningnya, "Emang kamu berkebun?"
"Udah deh jangan mulai cerewetnya." Cessa mengatakan hal itu karena merasa malu akan perlakuan Xiumin kepadanya.
Xiumin hanya tersenyum tipis dan terus merapikan rambut Cessa yang berantakan dengan jari-jarinya.
Tidak lama kemudian pesanan Cessa datang. Cessa mengucapkan terimakasih dan meniup sedikit cokelat panasnya lalu menyeruputnya.
"Sehabis ini kita ke hotelkan?" Tanya Cessa.
"Iya dan kita akan menginap di sana. Aku jadi tidak sabar," Ucap Xiumin.
"Tidak sabar apanya?"
"Tidak sabar segera menjadi tunanganmu, jadi aku bisa sedikit tenang karena kamu sudah terikat denganmu Honey,"
Pipi Cessa memerah seperti tomat, gadis itu salah tingkah karena ucapan calon tunangannya. Xiumin terkekeh kecil dan mencubit pipi Cessa yang merah.
"Kok gemes ya?"
"Apaan sih,"
Xiumin semakin gencar mencubiti pipi Cessa sampai membuat Cessa tertawa. Kemesraan pasangan itu menjadi pusat perhatian pengunjung kafe, banyak yang iri dengan hal kecil tapi romantis yang dilakukan oleh pasangan itu. Tetapi yang menjadi pusat perhatian cuek dan menambah kemesraannya.
❄❄❄
Sekarang keluarga Cessa dan Xiumin tengah berkumpul di aula hotel yang disewa Xiumin. Hanya makan malam agar semakin akrab tidak lebih, lagipula acaranya besok bukan sekarang.
Cessa memakan es krim cokelat kesukaannya, disampingnya Xiumin sedang berbincang-bincang dengan sepupu laki-laki Cessa yang umurnya 2 tahun lebih muda dari Cessa. Cessa hanya menyimak tanpa mau menimbrung percakapan mereka karena dia malas membuka mulut.
"Kak aku kasih tau ya," Ucap Jiho yang membuat Xiumin penasaran.
"Apa?"
"Kak Cessa dulu pernah jatuh pas dia lagi naik sepeda & parahnya dia jatuh ke got sampai giginya copot 2. Hahahaha,"
Xiumin menahan tawanya agar Cessa tak tersinggung tetapi yang Xiumin lakukan malah membuat Cessa lebih tersinggung.
"Ketawa aja gak usah ditahan!" Kesal Cessa.
Xiumin tertawa bersama Jiho, dia melirik Cessa yang sedang memakan es krimnya dengan gemas, dia malah tertawa terbahak-bahak karena melihat bibir Cessa belepotan es krim tak terasa air matanya menetes saking lucunya.
"Kenapa berhenti? Lanjutin aja ngehina aku," Ucap Cessa dengan nada merajuk.
"Aku nggak sejahat itu Princess, habis kamu lucu sih. Bibir kamu belepotan es krim tuh, mau disuapin?"
Sontak saja Cessa langsung mengelap sekitar bibirnya dengan tisu hingga benar-benar bersih.
"Uluh-uluh ada yang mau tunangan tapi makan es krim aja masih belepotan, diketawain ayam nanti," Goda ayah Cessa.
"Ayah mah gitu, ngejek mulu. Resa mana Yah?"
"Resa? Nggak tau tapi tadi ayah liat dia ngumpul sama lainnya di sana," Ujar Ayah sambil menunjuk meja yang berisi sepupu Cessa dan sepupu Xiumin.
"Xiumin aku ngehampirin Resa dulu ya?"
"Jangan, entar dia ngapa-ngapain kamu,"
"Nggak boleh bilang kayak gitu, Resa tuh adik kandung aku dan aku percaya dia gak ada niat jahat sama aku. Aku udah kenal dia dari kecil, percaya sama aku,"
"Terserah kamu,"
Cessa tersenyum kecil kemudian berdiri dari duduknya. Gadis itu berjalan mendekati Resa yang sudah terlihat batang hidungnya.
"Resa," Seru Cessa.
Semua fokus sekarang terarah kepada Cessa, Cessa tersenyum manis untuk menyapa para sepupunya.
"Eh kak Cessa," Ucap Changkyung sambil tersenyum lebar.
"Sini kak duduk," Ajak Wendy kepada Cessa.
Cessa menggeleng lalu pandangannya fokus kepada Resa yang tengah mengaduk salad sayurnya tanpa berniat memakannya.
"Resa, ada yang ingin kakak bicarain sama kamu,"
Resa mendongakkan kepalanya dan mengangguk pelan, kemudian dia berdiri dan melangkah terlebih dahulu.
"Aku pergi dulu ya,"
"Iya kak,"
Cessa segera menyusul Resa yang sudah duduk dikursi yang bertempat di bagian sepi. Dia harus segera meluruskan masalah ini agar hatinya terasa ringan saat melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard | Xiumin ✔
Fanfiction[Tamat] Ayahnya tiba-tiba memperkerjakan seorang bodyguard untuk Cessa tanpa gadis itu tahu untuk apa fungsi bodyguard itu karena menurutnya dia tidak membutuhkan orang yang mengikutinya kemana-mana. Bayangan bodyguard dengan wajah seram dengan tubu...