MB 7

1.2K 132 2
                                    

Cessa terbengong belum mengerti apa yang dia dengar. Otaknya masih susah untuk mencerna kalimat yang keluar dari Tuan Kim yang katanya ayah Xiumin. Sementara Resa yang berada disamping Cessa hanya menahan kemarahan yang dikarenakam ketidak adilan yang dia terima. Mata Resa berkaca-kaca, sekuat tenaga dia menahan air matanya agar tidak jatuh ke pipinya dan merusak make up nya, tapi bukan itu alasan sebenarnya. Dia tak ingin dianggap lemah atau apalah itu namanya.

Xiumin menatap cemas Cessa yang tak bergeming ditempatnya. Xiumin meremas pelan tangan Cessa, Cessa agak tersentak lalu menolehkan kepalanya ke Xiumin.

'Aku belum bisa mencernanya' ucap Cessa tanpa suara hanya gerakan bibir saja.

Xiumin tersenyum kecil memaklumi keloadingan Cessa karena efek terkejut. Dan tiba-tiba saja ada suara kursi terdorong ke belakang dan disusul suara high heels yang berketuk nyaring dilantai restoran. Cessa menolehkan kepala dan tidak menemukan Resa disampingnya, dia memutar kepalanya guna mencari keberadaan Resa.

Mama Cessa yang melihat Resa pergi begitu saja tanpa sepatah kata langsung menyusul Resa yang berlari tergesa-gesa.

"Xiumin, apa ini? Aku tak mengerti,"

Mata Cessa memancarkan cahaya yang khawatir. Ia menatap tubuh ibunya yang menghilang dibalik tembok karena mengejar adiknya.

Xiumin menghembuskan nafas lelah, "Kita dijodohkan dan sepertinya adikmu menyukaiku Cessa,"

Cessa meremas ujung bajunya. Diliriknya orang tua Xiumin yang duduk didepannya.

"Sayang, kami tau ini cukup mengejutkan tapi ini yang terbaik,"

"Terbaik? Maksudnya Nyonya?"

Ibu Xiumin tersenyum lembut, "Kami sudah merencanakan ini semua, apa kamu tidak ingat kalian pernah bertemu dulu? Bahkan kalian bermain bersama,"

Cessa menggelengkan kepalanya, "Kapan? Saya tidak pernah bertemu dengan Xiumin sebelum ini, kalau pun dulu kami pernah bertemu, saya tidak akan bisa mengingatnya karena saya pernah mengalami benturan dikepala saat berusia 12 tahun dan menyebabkan saya kehilangan sebagian ingatan saya sewaktu kecil dan saya menjadi sering lupa,"

"Kami tau sayang, tapi apakah kamu tak ingat dengan nama Minsie?"

Cessa mengernyitkan dahinya, dia seperti pernah mendengar nama itu. Bahkan lidahnya seperti sudah mengucapkan nama itu berulang kali.

"Minsie? Saya pernah mendengarnya, tapi saya tidak tau dia siapa. Apakah anda bisa memberitau saya Nyonya Kim?"

Xiumin menggelengkan kepalanya pelan, ibunya hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepala.

"Tidak sekarang Cessa, saya tidak akan memberitahumu tapi Minseok yang akan melakukannya,"

Cessa tersenyum terpaksa, dia menatap Ayahnya yang masih setia menatap lorong yang membawa Resa dan Ibunya pergi.

"Ayah,"

"Iya sayang,"

"Apakah Resa akan marah padaku Yah? Karena masalah ini mungkin,"

"Tidak Princess, Mama pasti bisa menenangkannya dia. Resa hanya syok sayang,"

"Baiklah,"

Mereka menunggu dua orang yang semenjak 15 menit yang lalu keluar dari restoran dan tak kunjung kembali.

"Maaf Tuan Kim sepertinya mereka berdua tidak kembali, apakah bisa pembicaraan kita berhenti sampai disini?," Ucap Ayah Cessa sambil tersenyum ragu.

"Sebentar Tuan Whilson, anda pasti tau watak istri dan putri anda. Mereka tidak akan pulang meninggalkan anda disini, kita tunggu sebentar lagi," Jawab Tuan Kim dan sang istri mengiyakan perkataan suaminya.

My Bodyguard | Xiumin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang