Milano menggelengkan kepalanya pelan "lebih baik Papa nanya ke orangnga lansung kan? Gimana sama hati kamu?"
"hati aku?" ulangnya tak mengerti
"iyaa, udah ada penggantinya kah? Atau masih ga bisa move on dari Senja?"
Angkasa sekarang paham arah tujuan pembicaraan tersebut. Pasti Qilla sudah memberitahu semuanya kepada Ayahnya, pikirnya.
"Angkasa udah ikhlas atas kepergian Senja. Lagipula kenapa harus cari pengganti kalau belum tentu pas di hati" Jawabnya dengan tersenyum tipis
"tapi Papa bisa bantu kamu mencari seorang gadis"
"ga perlu. Angkasa gak suka di jodohin!" kekeuhnya.
Milano terkekeh dan menepuk bahu Angkasa "kamu ganteng loh Sa, pasti banyak yang suka,cuma Kamu itu terlalu jual mahal"
"apa sih Pa, mending Angkasa jual mahal daripada di obral. Emang dikira cuci gudang apa?!" ucapnya sewot.
"Derajat cowok itu mengejar bukan di kejar, memperjuangkan bukan di perjuangkan. Kamu gak malu apa sama cowok jelek tapi soal cinta gak pengecut kayak kamu?"
"Yaudah itu kan mereka. Setiap orang beda-beda. Bukannya Angkasa gak mau berjuang, tapi belum saatnya. Lagipula Angkasa juga males suka-sukaan." jawab Angkasa tak mau kalah.
Sifat Angkasa yang keras kepala merupakan turunan dari Milano. Sehingga jika mereka beradu argumen, maka tak ada yang mau mengalah.
"ibaratnya tuh semut di ujung sebrang terlihat, gajah di depan mata tak terlihat. Kamu terlalu jauh mencari, Sa, sampai kamu gak sadar ada orang yang sudah menunggu kamu di depan mata." ucap Milano menasihati.
DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa [TERBIT]✅
Підліткова література2018 #5 dalam senja #2 dalam Raina #6 dalam hujan 2020 #1 dalam fajar #3 dalam hujan #6 dalam angkasa #8 dalam senja Hujan tahu angkasa memiliki segalanya. Bukan ia satu-satunya yang angkasa rengkuh. Banyak dari mereka yang mengagumi indahnya angk...