Hallo semuanya, aku mau ngasih tau ke kalian kalau aku bakal hiatus sebentar karena mau belajar buat ujian.
Hari ini aku bakal update 2x sebelum aku hiatus.
Ujiannya masih lama, tapi Mohon doanya dan dukungannya supaya nanti ujiannya lancar.
Bentar lagi puasa, Aku juga mau minta maaf kalau ada salah sama kalian. Di Maafin yak? Di Maafin kan? Di Maafin gak? Maafin dong wkwk.
Oke deh, happy reading guyss. Like and comment juga:)
*****
Saat sampai di rooftop, Raina melihat seseorang tengah terduduk di sebuah kursi kayu yang sudah lapuk dan benar saja dugaannya bahwa orang itu adalah Angkasa.
Raina menghampirinya dan melihat bahwa Angkasa tengah memejamkan matanya. Raina baru sadar kalau Angkasa memiliki bulu mata yang lumayan panjang, hidungnya juga mancung, bibirnya tipis dan rahangnya yang kokoh.
Raina duduk di sebelahnya. Angkasa yang merasakan seperti ada yang duduk di sebelahnya langsung membuka matanya dan menoleh mendapati Raina yang tengah tersenyum kepadanya dengan mata yang menyipit karena terpaan sinar matahari mengenai wajahnya.
"hallo Angkasa. Rain cariin kemana-mana taunya malah disini. Seharusnya Angkasa kasih tau Rain dulu klo mau ke sini biar Rain gak capek nyariin" cerocosnya.
Angkasa menaikkan sebelah alisnya. Pandangannya kembali ke depan, pagi ini ia sedang malas untuk berdebat dengan gadis gila di sebelahnya. Ia baru saja hendak memejamkan matanya kembali, namun gadis gila itu kembali berulah.
"Angkasa liat deh, luka nya udah di obatin" ucapnya menunjukkan sebuah plester yang menempel dikeningnya.
Sadar tak ada jawaban, Raina memperhatikan Angkasa yang ternyata tengah memejamkan matanya kembali. Raina menoleh ke depan sembari mengayunkan kakinya, ia bosan dengan keadaan hening seperti ini ditambah lagi sinar matahari yang semakin panas.
Sebenarnya Angkasa tidak tertidur, ia hanya sedang mengingat kenangannya dulu bersama seseorang yang sangat di sayanginya.
Angkasa kini sedang berada di salah satu ruang rumah sakit. Sebenarnya ia benci tempat ini karena orang yang ia sayang harus berada disini dengan keadaan lemah.
"Ang-kasa" panggilnya.
Angkasa segera menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Angkasa menggenggam erat lengan gadis yang berada di atas bangkar rumah sakit.
"Angkasa tau kan kalau aku suka banget sama senja?" tanyanya dengan suara lemas.
Angkasa mengangguk, ia masih menatap gadis itu.
"Angkasa juga suka senja, kan?"
Angkasa tersenyum tipis, "Gue suka senja, lebih tepatnya Senja Atilla Syahran." jawabnya
Gadis itu terkekeh, "Kalau senjanya Angkasa pergi gimana?"
DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa [TERBIT]✅
Fiksi Remaja2018 #5 dalam senja #2 dalam Raina #6 dalam hujan 2020 #1 dalam fajar #3 dalam hujan #6 dalam angkasa #8 dalam senja Hujan tahu angkasa memiliki segalanya. Bukan ia satu-satunya yang angkasa rengkuh. Banyak dari mereka yang mengagumi indahnya angk...