But I've got high hopes, it takes me back to when we started
High hopes, when you let it go, go out and start again
High hopes, when it all comes to an end
But the world keeps spinning around
(High Hopes, Kodaline)Keterbatasan tempat membuat Yudhistira dan Dita mengatur batasan ruang gerak mereka masing-masing. Tempat tidur sesuai kesepakatan bersama, tetap dibagi dua. Dita tidur di sisi luar tempat tidur, sedangkan Yudhistira di sisi dalam yang menempel dengan dinding. Awalnya Yudhistira protes dengan pembagian itu, tetapi Dita berargumen bahwa dia lebih sering ke kamar mandi malam-malam dan kalau ia tidur di bagian dalam akan sangat merepotkan dan bisa membuat Yudhistira terbangun juga karena aktifitasnya. Berganti pakaian juga dilakukan di dalam kamar, karena sangat tidak memungkinkan melakukannya di kamar mandi yang sangat sempit. Baju yang diletakkan di pintu kamar mandi bahkan bisa basah terkena percikan air dari pancuran karena kecilnya ukuran kamar mandi itu.
"Udah selesai pake bajunya?" tanya Yudhistira pada Dita yang sedang menarik kaos tidurnya dengan cepat, sebelumnya ia sudah memakai celana panjang batik terlebih dahulu. Laki-laki itu duduk sambil menghadap dinding, ia terlihat sibuk dengan gawainya. Padahal Yudhistira sebenarnya tidak memusatkan perhatiannya sama sekali pada benda berlambang apel sumbing itu, pikirannya sibuk membayangkan apa yang dilakukan Dita di balik tubuhnya. Semua ini juga karena Dita yang meyakinkannya kalau ia tidak perlu keluar kamar ketika ia berganti pakaian. Dita beralasan seperti itu karena kasihan dengan Yudhistira dan juga hari sudah cukup larut malam.
Apa gadis itu mengenakan bra nenek-nenek atau celana dalam bermotif kelinci lagi?
Yudhistira menarik napas pelan dan mengembuskannya, berharap dengan melakukan itu semua pikiran mesumnya tersapu jauh.
"Udahan, Mas. Gih, kamu mandi juga buruan. Pasti kamu asem banget karena keringetan seharian." Dita duduk di pinggir tempat tidur, tersenyum geli melihat posisi Yudhistira persis seperti anak SD yang sedang dihukum orangtuanya, duduk bersila di pojok tempat tidur sambil menghadap dinding.
Sebelum berbalik, Yudhistira mengatur napasnya dan ekspresi wajahnya. Ia tidak ingin terlihat konyol dengan pipi yang memerah dan napas yang terdengar sedikit cepat.
"Oke, Chloe. Sesuai instruksimu tadi, kamu juga nggak perlu keluar kamar kalau aku ganti baju." Yudhistira nyengir dan turun dari tempat tidur dan dibalas oleh senyum lebar tidak peduli ala Dita.
Gadis itu segera melompat ke atas tempat tidur, begitu Yudhistira menginjak lantai.
"Dengan senang hati, Mas. Aku emang gak minat nunggu di luar kamar, cape banget tau." Dita segera membuka novel tipis dan membacanya sambil tiduran.
Seandainya ia bisa bersikap secuek Dita, pikir Yudhistira. Gadis itu terlihat tidak terbebani sama sekali dengan keadaan mereka sekarang.
Wajar saja, Yudhistira. Dia perempuan dan kamu laki-laki, tentunya apa yang kalian pikirkan jauh berbeda.
Sambil membersihkan badan dengan air, Yudhistira bersiul dan berharap semua pemikiran panasnya mengenai Dita tersapu jauh ketika ia membasahi kepalanya. Sungguh, ia memang membutuhkan air dingin saat ini.
***
Mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi, Dita mendesah lega. Rasanya lelah berekspresi santai padahal jantungnya berdebar dengan cepat ketika ia memakai baju di depan Yudhistira walau ia tahu laki-laki itu berbalik dan tidak sedikitpun mengintipnya. Tetapi entah setan darimana mempengaruhi otaknya, hingga ia sempat berharap Yudhistira berbalik dan melihatnya dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam. Walau Dita terbiasa mengenakan kaos butut dan celana piyama batik yang nyaman seperti biasa, tapi kali ini ia membawa pakaian dalam terbaik berenda yang ia miliki. Ia membeli lingerie tepat sesudah kejadian di kamar tidur Yudhistira, laki-laki itu memberikan saran tapi lebih terdengar seperti hinaan yang pernah dikatakan kakak sepupunya beberapa saat yang lalu, ketika hubungan mereka seperti anjing dan kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Polar Bear
ChickLitOPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Hidup Anindita Chloe Kurniawan, 24 tahun, terlihat sangat sempurna. Berprofesi sebagai supervisor di sebuah bank sw...