We've done this once and then you closed the door
Don't let me fall again for nothing more
(Don't Say You Love Me, The Corrs)Lengan kokoh Yudhistira masih memeluk tubuh Dita dengan lembut, ia masih menikmati kehangatan yang tercipta dari kedekatan tubuh mereka di tengah udara dingin Forest Rain.
"Mas Dhisti, kita pulang, yuk. Udah malam banget, nih." Suara Dita yang halus menyadarkan Yudhistira. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu melepaskan pelukannya dengan sedikit enggan.
Andai waktu dapat terhenti untuk beberapa saat...
Dengan canggung, Dita tersenyum menatap Yudhistira yang masih berdiri di tempatnya.
"Mas?" Dita menepuk pelan lengan laki-laki itu.
"Ah..." Yudhistira mengerjap, tersadar dari lamunannya. Ia menoleh dan membalas senyum Dita dengan sama canggungnya.
"Ayo, kita pulang, Mas. Aku nggak mau lama-lama di tempat ini ntar masuk angin." Dita berjalan terlebih dahulu di atas menuruni Sky Walk. Yudhistira mengikutinya dari belakang dan menatap gadis itu yang langkah kakinya terlihat santai.
Apa pernyataan cinta Chloe padanya hanya mimpi atau khayalannya saja?
"Chloe...." Yudhistira menangkap pergelangan Dita dan membuat gadis itu berhenti dan menoleh.
"Maafkan aku." ucap Yudhistira, menatap mata Dita, memastikan semua yang baru terjadi tadi bukanlah khayalannya.
"Sudahlah, Mas. Kamu nggak perlu minta maaf. Aku yang salah karena mencintaimu tapi kita nggak bisa menyalahkan hati bukan?" Dita terkekeh dan meremas lembut jemari laki-laki itu.
"Jangan salah paham. Aku tidak bisa berjanji...." Sebelum Yudhistira menyelesaikan kata-katanya, Dita memotong pembicaraan. Ia tidak ingin mendengar penolakan dari Yudhistira saat ini.
"Nggak apa-apa. Aku tahu Mas adalah orang yang nggak pernah mengingkari janji jadi tepati janjimu."Dita tersenyum sedih, lalu ia mengaitkan lengannya pada lengan Yudhistira.
"Chloe..."
"Sst, Mas... biarkan saja seperti ini hingga kita tiba di Jakarta. Setelah itu, anggap semua yang terjadi di sini tidak pernah terjadi, " bisik Dita di lengan Yudhistira, ia menyandarkan kepala di bahu laki-laki itu.
Tak ada yang bisa dilakukan Yudhistira lagi selain hanya menggenggam jemari Dita seerat yang ia bisa dan menepuk puncak kepala gadis itu dengan lembut. Ia bersumpah pada dirinya sendiri akan bisa melewati malam ini hingga mereka tiba di Jakarta tanpa menyentuh Dita dengan cara intim sedikitpun.
***
"Mas, kamu mau pindah kamar malam ini? Bukannya tanggung banget?" tanya Dita, ia mengerjap bingung ketika ia selesai mandi mendapati koper Yudhistira tersusun rapi dan laki-laki itu terlihat menungggunya.
"Iya, tadi aku nanya ke front office, ada kamar satu yang kosong. Malam tadi aku sampai tidur di bawah karena sempit. Tenang saja, kamarnya satu lantai dengan kamar ini, Chloe. Kalau ada apa-apa, aku bisa cepat ke sini," ujar Dhisti dengan nada riang.
Dita mengerjap beberapa kali lalu ia menggeleng, terkekeh. "Terserah kamu, Mas. Artinya malam ini aku bisa tidur guling-guling bebas tanpa kamu."
"Oke, aku pamit ya... kamarnya hanya beberapa nomor dari kamar ini. Besok kita ketemu di lobby pagi untuk sarapan." Laki-laki itu segera menyeret kopernya dan meninggalkan Dita yang masih tersenyum lebar yang bergaya mengibas-ngibaskan tangan seolah mengusirnya.
Setelah pintu tertutup dan langkah kaki Yudhistira tidak terdengar, Dita menatap kosong pada pintu yang tertutup. Rasanya ia ingin menangis kembali tapi air matanya telah kering karena terlalu banyak kesedihan yang tertumpah hari ini dan juga Dita telah berjanji pada dirinya sendiri, selama ia berjalan di atas sky walk dengan jemari Yudhistira yang bertaut dengan jarinya, bahwa dia tidak akan membasahi pipinya dengan air mata yang sia-sia. Sebanyak apapun ia menangis, tak akan mengubah keadaan... Yudhistira tidak akan pernah menjadi miliknya. Laki-laki itu hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang adik perempuan, karena dengan kepergian kakak sepupunya malam ini, Dita mengerti bahwa Yudhistira mencoba memberi jarak pada hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Polar Bear
Chick-LitOPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Hidup Anindita Chloe Kurniawan, 24 tahun, terlihat sangat sempurna. Berprofesi sebagai supervisor di sebuah bank sw...