Sore itu, Jungkook tak menyadari lebih cepat saat ponselnya ternyata tertukar. Dia terlihat lelah setelah tampil di acara stasiun TV tersebut. Dia mulai menyadari hal itu, saat ia ingin menelepon ibunya. Berkali-kali dia memasukkan kata sandi yang salah di ponselnya, "ini harusnya benar, mana mungkin ini salah." Dia mulai menggerutu. Suga yang berada di sebelahnya pun mencoba mengetikkan kata sandi itu. Hasilnya tetap sama. Ponsel yang tertukar itu tidak bisa terbuka.
"Apa ini benar ponselmu?" tanya Suga.
"Tentu saja." Jungkook menunjukkan lock screen yang ia pakai sebelumnya.
"Coba telpon ponselnya," Suga meminta Jimin untuk menelepon nomor Jungkook.
Ketiganya terkejut saat mereka melihat tidak ada panggilan masuk di ponsel Jungkook. Tak lama kemudian ada panggilan masuk di ponsel milik Alaia itu. "Mommy?" sahut Jungkook. "Kamu bahkan tidak pernah menyebut ibumu dengan sebutan mommy. Apa kamu berubah sekarang?" sahut Jimin. Jungkook mulai menyadari bahwa ponsel yang ia pegang bukan miliknya. "Aku rasa ini bukan milikku." Dia pun mencoba mencari tahu siapa pemilik ponsel itu.
Akhirnya Suga menelepon salah seoran staf yang memegang ponsel Jungkook tadi. Dia bilang bahwa tidak mungkin tertukar. Tetapi suaranya mendadak berubah saat ia sadar ada gadis yang bersamanya tadi. "Gadis?" sahut Suga. "Aku pikir benar. Ponsel Jungkook tertukar dengan ponsel gadis itu. Dia juga punya merek ponsel yang sama dengan Jungkook." Suga tertegun. Dia pun segera mengakhiri panggilan itu dan mengatakan pada Jungkook.
"Woah! Apa ini ada di dunia nyata?" sahut Jimin. "Aku tidak percaya ini. Kamu harus segera menukarnya. Aku pikir gadis itu juga belum sadar kalau ponselnya tertukar," tambahnya.
Beberapa detik kemudian, seorang dengan sebutan 'mommy' menelepon ponsel Alaia. Jungkook langsung menerimanya dan mengatakan bahwa ponsel mereka tertukar. Akhirnya mereka membuat janji untuk menukar ponsel mereka. Tetapi Jungkook merasa tidak yakin bahwa pertemuan itu. "Taehyung pasti mau," sahut Jimin. Jungkook pun meminta Taehyung untuk mengganti posisinya dan benar, Taehyung langsung mengiyakan ucapan Jungkook.
Mereka harus minta ijin pada manager mereka kemana mereka harus pergi. Jungkook ikut menemani Taehyung yang akan menemui si pemilik ponsel itu. "Aku akan tunggu disini," sahut Jungkook saat mereka tiba di sungai Han. Taehyung menepuk pundak Jungkook, "hati-hati! Kamu masih kecil." Dia seolah meledek Jungkook. Akhirnya Taehyung lenyap dari pandangan Jungkook. Dia pun pergi mencari tempat duduk yang sedikit lebih hangat. Dia melihat sebuah kursi yang hanya tersedia di tempat itu, sayangnya kursi itu sedang diduduki oleh orang.
"Apa yang mereka bicarakan malam-malam begini. Bukannya seharusnya mereka di rumah?" Jungkook ingin sekali duduk di kursi itu.
Rupanya, orang yang Jungkook lihat barusan adalah Alaia dan wanita paruh baya itu. Alaia memang datang lebih awal dan tak sengaja bertemu dengan wanita itu. Jungkook terus memperhatikan Alaia dan wanita itu hingga mereka benar-benar pergi. Akhirnya Jungkook bisa duduk di kursi dan meratapi nasib sendirinya. "Ah! Apa yang sedang terjadi hari ini?" gumamnya. Dia memikirkan kejadian yang tidak masuk akal baginya. "Bagaimana ponsel itu bisa tertukar?" sahut batinnya. Kedua tangannya dilipat, tiba-tiba suara Alaia terdengar di dalam benaknya.
"Ini mungkin terdengar konyol, tapi setidaknya dengarkan aku...,"
"...aku adalah gadis yang kamu cari."
Jungkook masih mengingat jelas ekspresi Alaia saat itu. "Siapa gadis itu?" kata-kata itu terus bergumam dalam batinnya.
Saat Alaia membuka matanya. Kedua bola mata mereka bertemu untuk pertama kalinya. Saat itulah Jungkook merasakan apa yang Alaia rasakan. "Aku tidak tahu apa yang ingin dia dengar dariku, tapi...," dia melihat Alaia mengerutkan dahinya. "Banyak sekali orang yang memperhatikannya. Apa yang harus aku lakukan?" Jungkook merasa frustrasi saat dia harus memilih antara perasaan dan harga diri. "Aku berharap kita bisa bertemu lagi. Saat itu tiba aku akan bertanya alasan kamu mengatakan hal ini padaku." Itu alasan Jungkook mempermalukan Alaia dihadapan banyak orang. Tetapi bayangan itu seketika pergi saat ia sadar seseorang duduk disampingnya. Ya, Jungkook bertemu dengan wanita paruh baya itu.
***
Taehyung masih menunggu Alaia. Seraya dia menunggu dia mengingat kembali ucapannya pada salah seorang teman dekatnya. "Saat aku punya kesempatan kembali kesini. Aku akan membawa gadis yang aku cintai. Aku akan menelponmu saat hari itu tiba." Taehyung tersenyum mengingat ucapannya itu. "Bagaimana bisa aku berjanji seperti itu! Aku bahkan belum menemukan gadis itu dan...," dia menghela napasnya. "...aku sudah berada disini untuk bertemu seseorang." Tampak dari kejauhan seseorang berjalan menuju kearahnya. "Apa itu dia?" sahutnya. Dia berjalan mendekati Alaia dan yakin bahwa Alaia adalah si pemilik ponsel itu.
Pertemuan itu berlangsung sangat cepat. Taehyung dan Alaia menjadi sangat akrab saat mereka pertama kali bertemu. Alaia juga bahkan tak menduga bisa secepat itu akrab dengan seorang laki-laki. Sejak dia bertemu dengan wanita paruh baya itu, sangat jarang, bahkan tak ada seorang pun laki-laki yang bisa cepat akrab dengan Alaia untuk pertama kalinya. Taehyung punya pengaruh besar dibalik itu semua. Dia juga punya pengaruh besar untuk sebuah cerita yang sudah wanita paruh baya itu susun.
***
"Hei! Dimana?" Taehyung terdengar menelepon seseorang.
"Aku sedang punya jadwal."
"Tebak aku dimana?" Taehyung tak ingin berbasa-basi.
"Ah! Aku tidak ingin bermain tebak-tebakan. Katakan saja apa yang ingin kamu katakan."
"Aku pikir...aku berhasil menepati janjiku."
"Apa? Apa maksudmu?"
"Aku bertemu seorang gadis di sungai Han. Entah karena apa dia seolah menyihirku. Apa kamu percaya itu? Dia menyukainya."
"Apa kamu sedang mabuk?"
"Hei! Tanya saja pada Jungkook siapa yang aku temui malam ini."
"Ah sudahlah. Pulanglah."
Taehyung kecewa. Dia pun segera menutup panggilan itu dan menemui Jungkook. Keduanya pulang. Lainnya sudah menunggu mereka berdua tiba. Mereka menanti cerita Taehyung. Seketika Taehyung melihat wajah teman-temannya itu, dia teringat tentang sosok Alaia. "Tidak. Dia adalah gadis yang pernah Jungkook temui." Jimin dan Jhope sudah tidak sabar ingin mendengar cerita Taehyung. "Hei! Duduklah! Lalu ceritakan," sahut Jimin. Taehyung pun duduk. Mereka semua terlihat seperti sedang mengadakan rapat keluarga.
"Apa gadis itu cantik?"
"Siapa namanya"
"Apa dia seumuran denganmu?"
Pertanyaan-pertanyaan itu terdengar dari mulut-mulut, Jhope, Jimin, dan juga Namjoon. "Dia seumuran denganku dan...," Taehyung mengalihkan pandangannya. "...menurutku dia cantik. Dia bukan asli Korea. Dia sedang kuliah disini dan...sayang sekali aku tidak bertanya namanya. Apa itu membuat kalian kecewa?" katanya. Suga langsung bangkit dari tempat duduk, "hei! Kalau gitu tidak usah berlama-lama disana kalau kamu tidak bertanya siapa namanya." Dia pun pergi meninggalkan yang lainnya. Jungkook juga penasaran, "kalau gitu...kenapa kamu lama sekali?" tanyanya. "Kita...membeli ramen bersama dan memakannya," jawab Taehyung. "Lalu...apa yang kalian bicarakan?" tanya Namjoon. Taehyung menggelengkan kepalanya, "obrolan biasa." Semuanya pun bangkit dan pergi dari hadapan Taehyung, termasuk Jungkook.
"Tapi dia bukan Taehyung yang aku kenal. Apa dia menutupi sesuatu? Siapa gadis yang ia temui."
***
>>> NEXT PART: Pulau Jeju <<<
"dont miss it, this part will be interesting!!!"
YOU ARE READING
Do You Believe In Magic? #2
ФанфикThe 2nd series of December Is Coming, when all of Alice's life bring her into the magic land. Everything tell the truth and everything has changed. Justin isn't Justin as you know before and Alice isn't Alice as like you read. It was like the truth...