"Kemarilah," panggil seorang wanita berparuh baya kepada seorang gadis muda.
"Saya?" sahut gadis muda itu. Wanita paruh baya itu mengangguk.
Gadis muda itu pun menghampirinya dan menanyakan alasan wanita itu memanggil dirinya. "Kamu...apa namamu Alaia?" tanyanya. Alaia terkejut mendengarnya. "Wah...gi..gimana Anda bisa tahu itu?" tanya Alaia. Wanita itu tak membiarkan pertanyaan Alaia terjawab, "suatu hari ini nanti...jika kamu bertemu dengan seorang laki-laki bernama Jeon Jungkook...," nama itu terdengar asing di telinga Alaia. Dia mengerutkan dahinya bahkan saat wanita itu melanjutkan ucapannya. "...katakan padanya bahwa kamu adalah perempuan yang sedang dia cari." Alaia mulai merasa aneh dengan wanita yang sedang berbicara dengannya. "Wah ada yang aneh dengan wanita ini. Tidak mungkin aku bilang seperti itu pada orang yang tidak aku kenal. Woah!" batin Alaia mulai bergumam.
"Jika tidak...," seketika jantung Alaia berdegub lebih kencang.
"...kamu akan sial disisa hidupmu."
"Apa?" sahut Alaia secara tak sengaja.
***
Alaia berjalan pergi meninggalkan wanita paruh baya itu pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan, kata-kata wanita itu terus bergema di kepalanya. "Kamu mungkin tidak percaya sekarang, tapi seiring berjalannya waktu kamu akan sadar bahwa tidak akan ada laki-laki yang berani mendekatimu hingga kamu bertemu dengan laki-laki yang saya katakan tadi."
Dia mulai gelisah, "ah...apa aku harus percaya dengannya?" sahutnya.
"Tugasmu hanya membuatnya percaya dengan kata-katamu. Kamu punya tiga kesempatan. Jika kesempatan pertamamu gagal maka kesialanmu dimulai hari itu."
"Tapi dia bilang aku hanya harus membuat dia percaya dengan kata-kataku."
"Usia kalian terpaut dua tahun."
"Dia bahkan lebih muda dariku," gumam Alaia.
"Aku bahkan tidak tahu jenis nama apa itu." Dia mencoba mengingat nama yang wanita tadi katakan.
"Tapi...," dia mulai frustasi.
"Kenapa wanita itu harus memanggilku? Apa hanya aku yang dia lihat?"
"Iya." Tiba-tiba Alaia mendengar suara wanita tadi di sekitarnya.
"Woah!" teriaknya.
"Apa aku mulai gila sekarang?!"
"Tidak...tidak! Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi padaku," sahutnya.
***
Satu tahun berlalu...
Alaia sekarang sedang mengagumi seseorang yang menjadi laki-laki idamannya. Sayangnya, laki-laki itu tak pernah meliriknya. Dia bahkan melupakan kata-kata wanita paruh baya itu. Dia mudah pelupa, apalagi dengan orang asing yang baru dia kenal. Mungkin dia merasa frustasi diawal tetapi suasana hidupnya membuatnya lupa dengan wanita paruh baya itu. Akhirnya Alaia menyerah dan fokus dengan sekolahnya.
***
Dua tahun berlalu sejak hari dimana Alaia bertemu dengan wanita paruh baya itu. Tahun terakhir dimana dia akan merasakan rasanya menjadi seorang siswi sekolah. "Ah! Kita akan segera lulus dari sekolah ini," ungkapnya pada sahabatnya, namanya Abigail. Dia biasanya memanggil sahabatnya, "ABBY!!!" teriaknya saat Abigail masuk ke dalam kelas. Dia langsung bernyanyi lagu ulang tahun untuk sahabatnya itu. Teman-teman Alaia merasa sangat beruntung punya sosok sepertinya. "Dia seperti pembawa kebahagiaan. Aku merasa lebih nyaman berada disisinya," sahut Abby pada teman lainnya.
YOU ARE READING
Do You Believe In Magic? #2
FanficThe 2nd series of December Is Coming, when all of Alice's life bring her into the magic land. Everything tell the truth and everything has changed. Justin isn't Justin as you know before and Alice isn't Alice as like you read. It was like the truth...