Balas dendam

13 0 0
                                    

"Aku pikir ingatan lama itu akan segara kembali, saat itu kembali aku akan tahu dimana aku berada."

Hari Sabtu ini Alaia, Naila, dan juga ketiga teman lainnya mengikuti kegiatan kampus mereka di sebuah stasiun TV. Naila baru saja mendapat kesempatan itu, dia terlihat begitu antusias. "Seharusnya aku bisa istirahat di hari ini," keluh Alaia. Naila menepuk pundak Alaia, "Hey!" sahut Alaia. "Kamu seharusnya senang karena aku menunggu kesempatan ini!" sahut Naila. Alaia dan yang lainnya mengikuti kegiatan wajib mereka dan harus membuat laporan akhir di hari ini juga.

"Disini?" sahut Alaia pada rekan dari stasiun TV itu.

"Iya."

Alaia menutupi ekspresi terkejutnya.

Malam pun tiba.

Saat malam itu tiba, Alaia dan yang lainnya mulai mengerjakan laporan mereka masing-masing sampai batas waktu jam 1 pagi. "Ini keterlaluan," ungkap Alaia. Hari ini dia terus mengomentari setiap sesuatu yang menurutnya janggal. Lalu sekitar pukul 11 malam, Naila mengajak Alaia untuk menemaninya membeli sebuah kopi hangat, ketiga teman lainnya juga memesannya. Berhubung Alaia tidak suka kopi, dia pun mencoba membeli minuman yang bisa ia minum.

Saat keduanya sedang menunggu pesanan minuman mereka, gema-gema suara mengganggu pikiran Naila. "Aku akan melihat itu," sahut Naila. Tetapi Alaia tak hilang akal, dia bertanya pada karyawan coffee shop itu. "Mereka penggemar BTS. Katanya ada pre-recording malam ini." Alaia terkejut, "malam ini?" sahutnya. Karyawan itu menggangguk. "Selarut ini? Apa mereka dapat ijin dari orang tua mereka?" sahut Alaia lagi. "Entahlah."

Akhirnya Naila kembali. "Jungkook ada disini," sahut Naila. Alaia seketika berpikir sesuatu, "apa akan ada sesuatu terjadi padaku?" Jantungnya berdegup tak biasa. Tanpa mereka sadari keduanya akan melewati lorong ruang tunggu BTS. Tetapi beberapa gerombolan orang mengalihkan mata Naila. "Siapa mereka?" sahutnya. Dia menyipitkan matanya. "Apa mereka akan menemui BTS?" sahut Naila lagi. Alaia tetap terdiam. Dugaan Naila benar, jarak keduanya tak jauh dari tempat beberapa gerombolan orang itu berdiri. Naila tak tinggal diam, dia memberi kopi yang baru saja ia minum pada Alaia. "Tunggu disini!" sahut Naila lalu pergi membiarkan Alaia sendiri.

Alaia bisa melihat rasa amarah dalam diri Naila. Dia hanya terdiam melihat teman dekatnya mendekati gerombolan itu. Naila menarik lengan seorang gadis yang memegang gagang pintu ruang tunggu BTS. Naila menariknya dengan cukup keras hingga pintu itu terbuka hanya sedikit.

Di dalam ruangan tempat BTS menunggu, beberapa staf dan juga BTS terkejut pintu mereka terbuka. Mereka semua diminta untuk tenang dan tetap duduk. Sementara Naila mulai membuka suaranya pada beberapa gadis itu. "Apa kalian ada ijin?" sahut Naila. Gema suara Naila terdengar dari ujung koridor, bahkan Alaia mendengar jelas pertanyaan Naila. Alaia terbuka lebar seketika melihat sosok gadis yang baru saja ditarik lengannya oleh Naila. "Gadis itu!" sahut batinnya.

"Hey! Apa kamu tidak tahu siapa kita?!" Suara gadis itu terdengar lebih keras dari Naila.

"Aku tidak peduli siapa dirimu. Apa kamu berani menemui mereka?" tanya Naila.

"Tentu saja!"

"Woah!" Senyum sengit Naila tampak wajahnya.

"Minggir!" Tubuh Naila menghalangi pintu ruang tunggu BTS karena itulah gadis itu meminta Naila untuk minggir.

Naila tak menuruti perintah gadis itu. Dia tetap menghalangi pintu itu. "Siapa kamu?" sahut gadis itu. "Aku adalah bagian orang yang sedang menunggu mereka untuk tampil," sahut Naila. Gadis itu cukup geram, dia pun mencoba menyingkirkan tubuh Naila. Tetapi Alaia datang menghalanginya. Gadis itu seketika terkejut, dia refleks mundur dari langkahnya saat melihat sosok Alaia berdiri di depannya.

Do You Believe In Magic? #2Where stories live. Discover now