"Alicia!" Alaia mendengar namanya disebut. Dia duduk sebuah ruangan kosong gelap dengan satu celah cahaya yang bisa masuk. Cahaya itu hanya satu-satunya penerang di ruangan itu, matahari. Sinarnya masuk menerangi tubuh Alaia dari ujung kepalanya, bayang-bayang tubuhnya terlihat saat ia menunduk.
"Siapa?" sahut Alaia.
Tubuh Alaia terus berbalik mencari panggilan itu. "Ini aku...," dengarnya lagi.
"Siapa? Apa kamu wanita itu?" sahutnya.
Seketika sosok wajah wanita paruh baya itu berdiri tepat di depan Alaia. Keduanya kini bertemu untuk pertemuan terakhir mereka. "Apa ini pertemuan terakhir kita?" tanya Alaia. Dia menunggu saat pertemuan ini tiba tapi ada satu sisi dimana dia tidak ingin wanita paruh baya itu pergi darinya.
"Hey...," sapa wanita paruh baya itu.
"...dari semua kejadian yang sudah pernah kamu lalui. Sejak Desember itu, apa yang bisa kamu dapat?" tanya wanita itu.
"Apa waktu kita banyak?" Alaia malah bertanya.
Wanita itu mengangguk.
"Saat Desember itu...aku pikir apa yang terjadi hanyalah sebuah mimpi."
Wanita itu mengangguk, "yeah...itu dreamland."
"Tapi saat ini kamu masih ada di magicland. Kamu masih punya waktu sampai besok berakhir," sahut wanita itu lagi.
"Hey, Alicia...dengar aku...ini kesempatanmu untuk menjelaskan semua alasan padanya."
"Siapa?" Alaia bingung.
"Taehyung."
"Semuanya akan berakhir seperti apa yang kalian inginkan." Kemudian Wanita paruh baya itu melihat jam di dinding ruangan itu yang detaknya terdengar semakin nyaring. 'Tik..tok..tik..tok...," jam 00.00 tiba. "Hari ini adalah magic time. Selama 24 jam ini kamu pergi menemuinya lagi untuk terakhir kalinya dan jelaskan padanya."
Alaia merenungkan apa yang wanita paruh baya itu katakan. Keduanya berbicara panjang lebar hingga pukul 3 pagi, pada akhir obrolan mereka, wanita paruh baya itu memberikan satu pertanyaannya terakhir.
***
Pagi tiba. Alaia bangun lebih awal. Dia terdiam sejenak memikirkan semua perkataan wanita paruh baya itu. "Apa yang harus aku lakukan?" sahut batinnya. Dia pun bangun dari tempat tidurnya dan pergi membersihkan diri. Usai mandi, dia masih terlihat bingung karena tidak mungkin bertemu dengan Taehyung terlepas apa yang sudah terjadi padanya. Dia menghela napasnya. "Jin bukan bagian dari ceritamu, Alaia. Ingat itu...," suara itu menggema di pikirannya lagi.
Dia membuka sebuah situs milik BTS, "aku pikir aku bisa pakai ini untuk menceritakan segalanya," sahutnya. "Hari ini adalah magical time...," suara wanita paruh baya itu menggema dalam pikirannya. Beberapa jam kemudian, Alaia pergi sendiri ke suatu tempat.
'Big Hit Entertainment.'
Alaia pergi ke gedung itu hanya untuk memberi suratnya pada Taehyung. Dia langsung pergi setelah seorang staf menerima suratnya. Saat Alaia pergi, Jimin tak sengaja datang dan berpapasan dengan Alaia. Tentu saja dia melihat Alaia, dia terkejut bahkan langsung bertanya pada staf yang baru saja bicara dengan Alaia.
"Apa...perempuan tadi memberikan surat?" tanya Jimin.
Staf itu mengangguk.
"Untuk siapa?"
Kemudian staf itu langsung mengeceknya.
"Taehyung," jawabnya.
"Berikan itu padaku."
YOU ARE READING
Do You Believe In Magic? #2
FanfictionThe 2nd series of December Is Coming, when all of Alice's life bring her into the magic land. Everything tell the truth and everything has changed. Justin isn't Justin as you know before and Alice isn't Alice as like you read. It was like the truth...