"Siapa?" bisik wanita itu. Alaia menggelengkan kepalanya.
"Apa aku pernah mengenalmu?"
"Tentu saja. Apa kamu ingat pertama kali kita bertemu?"
"Kita pernah bertemu?" Alaia terkejut.
"Wahana permainan itu. Apa kamu mengingatnya sekarang?"
"Wahana permainan? Hei! Apa yang kamu bicarakan...," seketika Alaia terhenti dan ia mulai mengingat tentang wahana permainan yang baru saja orang itu sebut. Wanita paruh baya itu bahkan tiba-tiba menghilang dari sisinya, dia kebingungan. Dia mulai ketakutan dengan ingatan yang sekilas ia ingat.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku benar-benar melupakan semua ingatan itu?"
"ALAIA!!!"
"ALAIA!!"
Seseorang memanggil nama Alaia berkali-kali. "ALAIA! Bangun!!" Mommynya membangunkannya dari tidurnya karena dia harus segera bangun. "Mommy?" sahutnya ketika ia membuka matanya. "Cepat bangun!" sahut mommynya lalu pergi dari kamarnya. Alaia bangun dan mimpinya masih teringat jelas. "Mimpi apa itu?" sahutnya. Usai itu, dia buru-buru mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.
Hari ini Alaia akan sibuk. Ada banyak persentasi yang harus dia lakukan, tak terkecuali dengan tugas yang ia kerjakan waktu itu. Saat kelas itu tiba, Alaia mendapat bagian untuk menjelaskan setiap foto yang dia ambil di malam itu. Dia juga menjelaskan alasan dia mengambilnya dan artis menurutnya. Beberapa pertanyaan muncul dari dosen dan juga teman sekelas. Sementara ketiga teman kelompoknya hanya bisa berdiam diri di depan. Beberapa dari ketiga orang itu memang sempat menjawab pertanyaan yang diajukan, hanya jawabannya tak memuaskan.
"Ya?" sahut dosennya Alaia.
"Saya ingin bertanya...," salah seorang teman Alaia bertanya padanya lagi. "...aku seperti pernah melihat foto itu di sosial media. Apa kamu yakin memotretnya sendiri? Apa kamu bersama orang lain?" sahutnya.
"Tentu saja saya bersama orang lain. Malam itu, suasana hati saya sedang kacau. Saya membutuhkan teman untuk menemaniku dan dia juga mengambil beberapa yang akhirnya saya memasukkannya kedalam tugas. Saya pikir hasil karyanya membuatku kagum. Dia tidak ingin menunjukkan kualitas, tapi dia ingin menunjukkan nilai dan arti dari foto itu. Fotonya terlihat kabur, tapi menurut saya itu bagian dari seni yang ia punya. Setiap orang punya cara sendiri untuk menunjukkan seperti apa diri mereka dan apa yang ia mau."
"Hidup itu berputar...kamu mungkin berada diatas sekarang tapi suatu saat nanti kamu akan berada diposisi dimana kamu harus melihat dimana dirimu berada sebelumnya. Roller coaster!"
Alaia terdiam seketika suara Taehyung menggema dalam pikirannya. "Roller coaster?" sahutnya. "Roller coaster?" sahut dosennya, "Alaia...apa maksudmu?" tanyanya. Alaia tersadar. Dia menjelaskan apa yang baru saja dia renungkan. Pada akhirnya persentasinya mendapatkan nilai terbaik karena kerja keras Alaia. Usai kelas itu selesai, Alaia datang menemui ketiga teman kelompoknya itu.
"Ini adalah terakhir kalinya aku menjadi anggota kelompok kalian. Untuk seseorang seperti kalian ini, maksudku...orang yang tidak turun tangan sendiri dengan tugasnya, itu maksudku...aku bukan orang bodoh yang bisa kalian bodohi, kalian cari saja orang seperti yang kalian mau! Terima kasih untuk waktunya!" Alaia balik badan. "Ah...." sahutnya, ia teringat sesuatu. "...aku tidak seharusnya berterima kasih pada kalian, kalian lah yang seharusnya berterima kasih padaku untuk nilai terbaik itu!!" Kemudian Alaia langsung pergi. Dia cukup senang karena bisa membalas perbuatan teman-temannya itu walau hanya dengan kata-kata.
YOU ARE READING
Do You Believe In Magic? #2
FanficThe 2nd series of December Is Coming, when all of Alice's life bring her into the magic land. Everything tell the truth and everything has changed. Justin isn't Justin as you know before and Alice isn't Alice as like you read. It was like the truth...