Waktu berlalu begitu cepat, suatu ketika Naila mengajak Alaia untuk bertemu dengannya di sebuah tempat. Alaia datang lebih awal, dia duduk di tempat duduk persis saat ia menunggu Taehyung dulu. Alaia hanyut dalam sebuah ingatan yang pernah muncul beberapa waktu lalu.
"Aku ingin...mendengar kata-kata yang ingin kamu katakan waktu itu. Ingat, kan?" sahut diri Alaia pada seorang lelaki yang pernah berdiri di depannya dulu.
"Aku...sedang menatapmu sekarang dan...aku ingin ini...untuk waktu yang lebih lama," sahut lelaki itu. Alaia berkedip dalam ingatannya.
"Aku pikir ini terlalu cepat untuk sebuah pertemuan singkat kita. Iya, kan? Tetapi ada satu alasan...karena waktuku dan waktumu berbeda, kita...berada di tempat yang berbeda, kita tidak bisa setiap saat bertemu, aku berpikir saat aku punya kesempatan bertemu denganmu lagi, aku akan mengatakan hal tadi padamu," kata lelaki itu lagi.
Alaia terdiam begitu lama di tengah kedinginan, tak lama kemudian dia angkat bicara, "aku...mungkin tidak pantas untuk ini namun...tidak ada yang lebih baik." Dia tersenyum pada lelaki itu.
Alaia tersadar.
"Siapa Justin?"
"Justin...yang ada...dalam ingatanmu adalah...,"
". . . . . . . . . . ."
"...Kim Taehyung."
Seorang wanita baru saja datang tiba-tiba mengejutkan Alaia dengan pernyataannya barusan. Alaia sontak menoleh ke arahnya. Dia mengerutkan dahinya. Wanita paruh baya itu datang menemui Alaia lagi, "saat kalian di rooftop dan saat kamu menatap mata Taehyung saat itu, ingatanmu mengingatkanmu lagi."
Alaia tampak bingung dengan ucapan wanita paruh baya itu. "Apa kamu ingat saat Desember itu akan datang? Saat itu kamu pertama kali bertemu dengan seorang lelaki bernama Justin." Wanita paruh baya itu tampak begitu tenang.
"Alicia...," wanita itu menghembuskan napasnya. "Ya! Justin adalah Taehyung." Dia mencoba meyakinkan Alaia lagi. Kalian bertemu di sebuah wahana permainan tanpa disengaja. Semuanya tampak nyata untukmu tapi satu hal yang kamu harus tahu bahwa hampir semuanya kejadian itu berada di bawah dreamland. Kamu tidak akan tahu yang mana yang kamu anggap nyata."
Alaia tak bisa mengatakan hal apapun pada wanita paruh baya. Sejujurnya dia cukup terkejut hanya dia mengesampingkannya dengan sebuah alasan dalam pikirannya. "Desember itu datang...kamu dan Taehyung punya cerita yang menyedihkan, alasan itu yang membuatku harus membuat kalian lupa satu sama lain. Alasan itu juga yang membuatku ingin mempertemukanmu dengan Jungkook dengan cara yang berbeda, sayangnya...Taehyung tak bisa pergi dari sisimu. Dia datang menjadi orang asing untukmu lagi."
"Bukannya kamu merasakan banyak hal menyakitkan saat bersamanya?" tanya wanita itu. Seketika Alaia melihat wajah Justin yang ada dalam ingatannya mulai terlihat jelas. Ingatan lain membawanya pergi lagi.
"Hai," sapa Alaia kala itu. Taehyung langsung tersenyum. Keduanya begitu canggung.
"Apa kamu menangis?" tanya Alaia. Taehyung menggelengkan kepalanya, Alaia tersenyum.
"Kamu memintaku untuk tidak menangis saat kamu tidak bersamaku. Sekarang...aku ingin memintamu untuk tidak menangis saat aku tidak bersamamu. Apa...kamu bisa menepati itu?" kata Alaia. Taehyung terus memandang Alaia, ia pun mengangguk.
"Aku merindukanmu," sahut Taehyung sesaat ia punya kekuatan untuk bicara dengan Alaia. Alaia mulai terharu mendengar Taehyung mengatakan hal itu, matanya mulai berkaca-kaca namun ia segera mengantisipasinya, "aku juga."
Alaia tersadar lagi.
Tanpa ia sadari air matanya membasahi pipinya, dia langsung mengusapnya. "Bagaimana ini bisa terjadi?" sahutnya. Rupanya ada sesuatu yang ia sembunyikan sejak ia pertama kali bertemu dengan Taehyung di taman sungai Han waktu itu. Hal itu yang membuatnya tak bisa mengingat sosok Justin dengan cepat.
"Ada seseorang yang membantu Taehyung terus dekat bersamamu."
"ALAIA!" seketika Alaia mendengar namanya dipanggil dari kejauhan. Panggilan itu bergema. Alaia menoleh ke arah datang suaranya. "Naila."
Naila datang di saat Alaia masih berbicara dengan wanita paruh baya. "Hey," napasnya tak beraturan. "...apa kamu sudah lama menunggu?" tanyanya. Alaia menyadari sesuatu, matanya terus menatap Naila. "Apa kamu melihatnya?" tanya Alaia pada Naila. Alaia berpikir bahwa Naila adalah orang yang dikatakan oleh wanita paruh baya tadi.
Naila masih terdiam, matanya terlihat melihat ke arah wanita paruh baya. "Naila! Jawab aku!" Alaia tampak mendesak Naila. Raut wajah Naila berubah, "iya." Alaia tak percaya bahwa selama ini Naila juga bisa melihat wanita paruh baya. Alaia sedikit kesal dan tak percaya, "wah! Apa kalian merencanakan segalanya untukku?" sahutnya.
"Aku sudah menduga kamu tidak akan percaya ini, tapi percayalah aku berusaha untuk membantumu semampu yang aku bisa."
Naila adalah sosok Mila, sahabat Alice saat itu. Naila tak sengaja bertemu dengan wanita paruh baya saat wanita itu pertama kali bertemu dengan Alaia. Wanita paruh baya itu juga tak mengira Naila bisa melihatnya. Keduanya pun membuat kesempatan tentang cerita yang sudah wanita paruh baya rencanakan. Naila akan tetap membawa sosok Justin dalam cerita ini selama Alaia belum menggunakan kesempatan keduanya. Siapa sangka Naila adalah sahabat Taehyung yang selalu mendengar cerita Taehyung tentang sosok Alaia, bahkan saat Taehyung pertama kali bertemu dengan Alaia.
Naila juga adalah orang yang hampir 70% membuat Alaia dan Taehyung bertemu. Saat Alaia bertemu Taehyung di Cafe, saat Naila meninggalkan Alaia di ujung gang seorang diri, sejujurnya Taehyung berada di tempat yang sama degan Alaia dan Naila, tetapi rencana Naila gagal karena wanita paruh baya itu selalu mencoba menghampiri Alaia.
Segalanya menjadi rumit dalam pikiran Alaia saat ini, dia juga bahkan bertanya-tanya cerita apa yang sudah mereka berdua rencanakan tapi ada satu pikiran yang membuatnya cukup gelisah. Pertemuan ini pun adalah bagian dari rencana Naila dan Wanita paruh baya itu. Taehyung dan Jungkook adalah bagian dari cerita ini, tapi Jin bukan bagian dari cerita mereka. Oleh karena itu, Jin akan menjadi satu-satunya orang yang dipercaya Alaia hingga saat ini. Jin adalah sosok yang sama. Alasan itu yang bisa membuat Alaia mengingat Jin lebih cepat. Jin adalah bagian nyata dari cerita mereka. Alaia tidak akan pernah lupa dengan Jin bahkan jika cerita ini berakhir.
"Saat itu tiba...hanya Jin yang bisa kamu ingat dari cerita ini, Alaia. Pergilah padanya nanti saat kamu mulai mengingat ingatan ini." Wanita paruh baya mulai mencoba membuat pikiran Alaia merasa lebih baik, tetapi nyatanya Alaia masih merasa terkejut dengan semua cerita ini. Alaia menghela napasnya di tengah dinginnya angin malam.
"...waktumu tak banyak, Alaia." Naila seketika mendekati Alaia. "Pergi dan temui Taehyung. Dia harus tahu tentang apa yang sudah kamu sembunyikan selama ini..." Naila juga sebenarnya tahu apa yang sudah Alaia sembunyikan. "Taehyung berada di posisi yang sama denganmu sekarang. Dia punya dua pihak. Aku dan orang lain."
>>> NEXT PART: The untold truth: Alaia dan Taehyung <<<
YOU ARE READING
Do You Believe In Magic? #2
FanfictionThe 2nd series of December Is Coming, when all of Alice's life bring her into the magic land. Everything tell the truth and everything has changed. Justin isn't Justin as you know before and Alice isn't Alice as like you read. It was like the truth...