Kecelakaan

1K 61 3
                                    

"Aku memberikan seluruh hatiku untukmu. Jaga hati itu sebagaimana kau menjaga baik hatimu."

Dua hari berlalu, Ren masih kekeh dengan pendiriannya untuk tidak di operasi. Semua orang masih waspada dengan keadaan Ren yang semakin memprihatinkan. Relyn memasuki ruang rawat inap Ren, ia melihat adik lelakinya ini telah memakai pakaian kebangsaannya yaitu kaos oblong putih, celana jeans dan jaket kulit hitam serta tak lupa sepatu sneakersnya. Ia segera menarik simpul pita di sepatunya.

"Kamu pikir mau kemana pake baju seperti itu?"

"Ketemu Joo kak, Ren lupa kalau hari ini ada janji sama dia."

"Kamu masih sakit Ren! Nggak boleh nyetir kendaraan dulu."

"Kata siapa Ren sakit? Ren sehat begini kok. Ren duluan ya kak, bye!"

Relyn panik, ia tidak bisa menghentikan Ren yang nekat ingin pergi dari rumah sakit. Relyn mengejar Ren yang semakin menjauh darinya, namun ia dihentikan oleh suaminya.

"Hentikan adikmu cepat! Dia mau pergi, nemuin Joo katanya. Buruan!"

Dengan cepat Fadli mengejar adik iparnya itu, namun terlambat Ren telah berhasil menjalankan mobil avanza putih milik kakaknya. Ia sempat mengambil kunci mobil Relyn tadi sebelum menjalankan aksinya di jalanan. Fadli langsung melajukan mobil miliknya ke jalanan untuk menyusul Ren yang semakin jauh.

Ren mengecek jamnya berulang kali, ia mencari dimana ponselnya berada namun tak diketemukan. Ia mengingatnya lagi, sepertinya tertinggal di ranjang rumah sakit. Ren berdecak sebal, mengapa ia harus meninggalkan ponselnya disaat seperti ini.

"Sepertinya dia belum sadar juga! Haduhh itu bocah emang susah dibilangin."

Fadli masih mengikuti mobil Ren melaju, ia tak akan menghentikan Ren kali ini. Cukup tau dan melihat apa yang akan dilakukan oleh adik iparnya tersebut. Jika Fadli mencoba menghentikan Ren, ia sudah tau apa yang akan dilakukan Ren. Memberontak lagi. Jadi untuk saat ini turuti saja kemauannya.

Joo berjalan menuju ruang rawat inap Ren. Ia merasakan kekhawatiran terhadap sesuatu, namun itu belum ia ketahui penyebabnya. Dengan tergopoh-gopoh ia mendekati Relyn yang duduk menangis ditepi ranjang Ren.

"Ren mana kak?"

"Kamu kok disini? Tadi Ren bilang mau ke rumah kamu, katanya ada janji sama kamu."

"Astaga! Hari ini kita nggak ada janji apapun."

Relyn menatap Joo tak percaya, wajahnya semakin memperlihatkan kekhawatiran nya. Joo mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelpon Ren, tiba-tiba terdengar ringtone ponsel dibawah selimut ranjang rumah sakit. Refleks mata Joo dan Relyn melihat ke arah bunyi itu berasal. Relyn mengangkat ponsel milik Ren yang tertinggal.

"Hpnya ketinggalan."

Ren mengernyitkan dahinya, ia tak bisa mengingat dimana lokasi tujuannya. Yang ia lakukan hanya berjalan lurus terus dan entah kemana pikirannya membawanya. Namun pikirannya kacau, sangat kacau. Tiba-tiba telinganya berdenging dan membuat Ren kesakitan, ia tak bisa mengendalikan kemudinya lagi. Ia langsung banting setir dan menabrak sebuah tiang listrik ditepi jalan dekat supermarket.

Para pengunjung supermarket berhamburan keluar setelah mendengar suara decitan rem mobil dan dentuman keras yang berasal dari benturan mobil dan tiang listrik. Asap telah mengepul diarea mobil yang dikemudikan Ren. Fadli langsung menepikan mobilnya dan berlari mendekati sang adik ipar. Ren telah terluka parah pada kepalanya, darah mengucur deras akibat benturan tersebut.

Our - Don't Forget Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang