"Dunia ini memang indah, namun tak selamanya keindahan itu terjadi dalam dunia ini, terkadang mereka bisa saja hanya halusinasimu saja."
Hingga pagi ini Ren masih tak sadarkan diri dan semakin drop. Semua orang telah berkumpul di depan ruang rawat inap Ren. Tak lupa keluarga Geo, Wavi dan Reza juga hadir. Andi terlihat sangat sedih, matanya memerah dan berair, ia menangis. Rey tak bisa menahan air matanya lagi, ia menangis meratapi apa yang terjadi pada adik lelakinya.
Joo baru saja datang setelah Rey mengabarkan sesuatu yang buruk telah terjadi. Rey langsung memeluk Joo, Rey menangis sejadi-jadinya. Joo mulai menenangkan Rey, jika Joo ikut menangis maka keadaannya akan semakin rumit, gadis itu mencoba menegarkan dirinya sendiri.
"Dek, kalau Ren nanti udah lewat, kita ikhlasin aja ya? Biar jika itu udah jadi pilihan terbaik nya."
Air mata Joo jatuh tak tertahankan. Ia menangis, ketahanannya telah runtuh. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Ren akan baik-baik saja. Ia mengusap kedua pipinya yang basah. Dokter keluar dari ruang rawat inap Ren.
"Masa kritisnya udah lewat, sekarang keadaan pasien mulai stabil."
"Syukurlah. Tapi apa yang terjadi dok?"
"Akibat benturan yang terjadi saat kecelakaan, saya khawatir ia akan kehilangan ingatannya total. Keadaan jantungnya juga tidak baik."
Suasana mulai tegang, hanya terdengar isakan tangis dan hembusan nafas. Andi terlihat sangat terpukul dengan keadaan Ren, ia mengikuti dokter Oscar menuju ruangannya dan meminta penjelasan lebih.
"Lakukan saja operasinya dok, segera. Saya tidak mau anak saya sekarat seperti itu!"
"Begini pak, saya siap saja melakukan operasi namun jika tidak dengan keputusan Ren sendiri saya takut jika saat operasi nanti ia syok dan tidak bisa menerima keadaan. Justru malah akan membahayakan keadaannya. Apalagi sekarang keadaannya masih tahap stabil belum benar-benar membaik."
"Lalu apa yang akan anda lakukan dok?"
"Kita tunggu saja perkembangannya. Saya yakin Ren akan cepat sadar setelah ini."
"Bagaimana jika ia tidak akan sadar?"
Seakan jawaban dari pertanyaan yang sengaja digantungkan oleh dokter Oscar. Dokter itu tidak menjawab pertanyaan Andi dan hanya duduk merenungi kejadian ini. Relyn membuka isi tas yang diberikan oleh Ren sehari sebelum ia koma. Ia merogoh isi tas tersebut dan mendapati sebuah record hitam dalam genggamannya.
Ia menyerahkan record tersebut kepada Joo. Relyn juga menyerahkan totebag hitam milik Ren yang didalamnya ada sebuah laptop dan beberapa note yang ia wasiatkan untuk Joo.
"Udah lama Ren titip ini buat kamu. Tapi aku lupa kasih ini ke kamu."
"Ini apa kak?"
"Jelasnya kakak nggak tau, Ren bersikeras nggak ngebolehin aku buat tau. Kamu bakalan tau setelah denger isinya."
Joo berjalan menuju tempat duduk. Ia menempatkan dirinya disana, duduk diam dan berpikir menimbang-nimbang record apakah akan ia dengarkan sekarang atau tidak. Joo menghela nafas panjang, ia mencoba siap mendengarkan apapun yang keluar dari record itu.
"Hai cewek cantik yang mungkin lagi nangis-nangis ngelihat gue disini. Saat lo denger rekaman ini, kondisi gue mungkin udah makin memburuk sampai gue nggak bisa ngenalin wajah cantik lo lagi. Hey cantik, gue inget pertama kali gue kenal sama lo. Gue nggak punya kesan baik dengan sikap gue yang nyebelin, bikin lo marah dan ngeganggu. Gue juga inget disaat pertama kali gue tersesat, gue ngerasa putus asa banget. Kenapa semua ini harus terjadi diotak gue? Tapi saat Tuhan mempertemukan gue sama lo hari-hari gue mulai berubah, sedikit demi sedikit gue mulai tantang penyakit gue. Dan gue rasa penyakit Alzheimer ini adalah berkat bagi gue, mungkin karena lo ada disisi gue. Sayang, mungkin selama ini gue nggak bisa jadi yang terbaik buat lo, gue minta maaf banget gue nggak bisa jadi seorang pacar impian lo. Gue cuma bisa mengungkapkan rasa terima kasih dengan kata-kata ke lo, makasih banget lo selalu ada disisi gue, disaat gue harus ngejalanin berbagai pengobatan yang sangat-sangat menyakitkan, gue seneng lo ada disaat masa terpuruk dan masa bahagianya gue. Jangan terlalu sering mikirin gue. Gue nggak mau lo sedih, pake hati yang seneng ngejalanin hidup lo meski tanpa ada gue. Janji yaa? Love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our - Don't Forget Me (Completed)
Roman pour AdolescentsRenald Rahardian. Si biang onar di SMA Bina Bhakti yang tidak pernah berniat untuk berhenti membuat masalah. Kemudian ia bertemu dengan siswi baru seorang gadis cantik bernama Junea Anantha. Joo panggilan akrabnya. Ren selalu membully anak baru di s...