4. Haruskah?

482 62 5
                                    

Sepuluh kali, bahkan lebih. BanKe berjalan mondar-mandir dikamar barunya. Ia tak tenang, hatinya benar-benar gelisah. Sedikitpun ia tak bisa beristirahat.

"Ah shit!" Makinya.

Ia tahu, dirinya menghancurkan segalanya. Dan ia memang pantas mendapatkan hukuman. Diabaikan bahkan ditinggalkan tanpa harapan karena semuanya memang pilihan dia.

"Arrkkk!!" Pekiknya.

Kepalanya terasa mau pecah, ia tak bisa mengendalikan emosinya. Perasaannya kacau. Ketukan pintu dari luar tak dihiraukannya. Teriakan Sabine diabaikan.

"Oppa, waegeureu? Oppa?!" Panggil Sabine tak putus asa. Ia menggetuk pintu sekuat mungkin.

"Tidak apa-apa Sabine. Oppa baik-baik saja. Tolong biarkan oppa sendiri." Pinta BanKe.

"Geureu." Sabine mengaminkan. Beranjak pergi.

Ia mengambil beberapa bahan makanan, mencoba membuat sesuatu yang enak dan menenangkan hati. Ia tahu, BanKe memiliki masalah serius. Sabine cukup paham dengan sikap BanKe.

"Aku harus bertanya." Ucapnya, mengangguk mantap.

BanKe menghempaskan tubuhnya diatas kasur, ia sudah memerintahkan sekretaris Kim untuk mengecek paketnya di Ulsan. Ia menggeleng, Joon Hee benar-benar mengerjainya.

"Paling tidak, aku bisa dua minggu lebih di Jerman." Gumamnya.

Perlahan mata itu terpejam, lelah akan banyak hal. Ia meringkuk, kebiasan lamanya setiap kali ia merasa gelisah atau ketakutan akan sesuatu.

"FloBoy?!" Gumamnya lirih, perlahan BanKe terlelap.

🐣
🐣

Malam terasa dingin, musim gugur memperkecang angin malam berhembus. Mata tajamnya menatap lurus kedepan. Mereka berada diruang santai.

"Ayolah Sabine." Keluh BanKe.

Ia mendapat tatapan mengerikan Sabine yang bersikeras meminta penjelasan atas semua tindakan BanKe yang tak masuk akal. Bahkan kedua tangan itu terlihat menunggu penjelasan.

"Oppa, aku tahu kamu. Katakan yang sebenarnya padaku. Dan apa alasanmu meminta nomer JunHi beberapa hari yang lalu?" Mata itu membulat tajam.

"Oke. Oppa menyerah." BanKe menghela napas. Mencari kata-kata yang mudah untuk memulai ceritanya.

"Joon Hee atau yang kau kenal dengan JunHi yang biasa aku panggil dengan sebutan FloBoy." Terang BanKe.

Kening Sabine mengerut, namun ia tetap diam. Menunggu BanKe menyelesaikan ceritanya sembari ia mencoba mencerna setiap cerita yang disampaikan BanKe.

"Dia orang yang oppa cari selama ini. Mantan oppa." Terangnya.

"Yeah?!" Mata itu membulat lebih tajam seakan hendak keluar dari tempatnya.

"Mau mendengarkan tidak?" BanKe menaikkan alisnya, memperingatkan. Sabine mengangguk, kembali bersikap normal.

"Kami pacaran hampir satu tahun. Aku yang memutuskannya. Hanya untuk melindunginya." Senyum itu terlihat samar.

"Tapi aku salah, keputusan yang kubuat secara sepihak berakhir membuatku tersiksa. Aku menyesalinya namun semuanya terasa tak ada harapan." BanKe menelan ludah.

"Aku mencarinya, tapi tak ada satupun informasi yang aku dapatkan. Aku melupakan satu hal. Nama internasional Joon Hee. Dan fokusku hanya negara Inggris." Lanjutnya.

MY FLOBOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang