Suasana hening merayap bersama sang pagi. Joon Hee kembali menunduk saat tak sanggup melihat ekspresi wajah mengerikan BanKe. Ia tak tahu apa yang dipikirkan namja tampan didepannya.
Joon Hee menelan ludah saat mendengar tawa kecil BanKe yang terdengar marah. Ia tak seharusnya memasak mengikuti isi perutnya yang kelaparan yang berakhir menunjukkan perhatiannya saat melihat begitu banyak bahan makanan yang tak disentuh didalam lemari es.
"Aigoo Joon Hee. Apa yang sudah kau lakukan." Keluhnya menyalahkan dirinya sendiri.
"Paboya." Joon Hee meremat sumpit yang dipegangnya.
"Wae?!" Suara BanKe meninggi. "Waeyeo?!" Bentaknya.
Sepi, tak ada jawaban. Joon Hee mengendurkan posisi duduknya. Ia juga tak bisa melarikan diri dari apartemen ini karena BanKe menguncinya dengan sangat baik.
"Kenapa kau membuatku berpikir kalau kau telah menikah dan memiliki seorang anak, hah?!" Ia meluapkan kemarahannya.
"Apa itu menyenangkan buatmu?!" Suaranya tetap meninggi.
"Aku tak pernah memintamu berpikir mengenai diriku yang sudah menikah atau belum." Joon Hee kembali meraih makanan.
Ia telah mengumpulkan kembali keberaniannya. Melawan BanKe adalah hal yang bisa ia lakukan saat ini. Diam hanya akan membuatnya semakin merasa bersalah dan terintimidasi.
"Hah!" BanKe tertawa. Mengasihani dirinya sendiri.
Tapi ia tak mampu melanjutkan ucapannya. Ia mengingat kembali segalanya. Memang hanya dirinya dan Sabine yang berspekulasi bahwa namja cantiknya telah menikah.
Ada rasa lega dihatinya namun kemarahannya juga tak mampu ia bendung. Ada rasa sakit dan gelisah karena hatinya seakan dipermainkan dengan sangat sukses.
"Dan Sung Gyu memang benar anakku. Darah dagingku. Kalau kau tak percaya kau bisa melakukan tes DNA. Menyimpulkan apakah aku berbohong atau tidak." Ucapannya terkesan acuh.
Ia kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan tenang dan santai, mengabaikan gemuruh hatinya yang gelisah. Joon Hee yakin, BanKe tak akan tinggal diam.
"Baiklah, anggap itu benar." BanKe merendahkan suaranya. Ia tak bisa sepenuhnya menyalahkan Joon Hee.
"Lalu dimana ibu dari anakmu?" Tanyanya.
"Pergi meninggalkanku dengan Sung Gyu sebagai hadiahnya." Jawab Joon Hee jujur.
"Kau membesarkannya seorang diri?" Suara itu melembut.
"Hem, Min-A noona dan Je Hoon hyeong yang membantuku membesarkannya. Bagi Sung Gyu noona adalah eomma-nya."
Wajah itu tak berbohong. BanKe menghela napas, melihat kesibukan Joon Hee menyelami makanannya dengan menjawab pertanyaannya sesuka hati.
"Kau mencintainya?" Lanjut BanKe. Ia sebenarnya tak ingin mendengar jawaban itu. Namun ia ingin memastikannya.
"Hem, sangat mencintainya." Ada senyum disudut bibir Joon Hee saat menjawabnya.
BanKe terdiam, mengabaikan sebisa mungkin. Kembali meraih sumpitnya dan mulai menyuapkan makanannya. Hatinya sakit melihat wajah itu begitu cerah berucap mencintainya.
"Aku sangat mencintainya. Keberadaan Sung Gyu semakin membuatku sadar kalau aku tak akan pernah bisa berhenti mencintainya." Joon Hee memerankan permainannya dengan apik.
BanKe tersedak, meraih minuman yang disodorkan Joon Hee padanya. Tak menyadari senyum licik yang diuraikan namja cantik itu.
"Dia membuatku merasakan apa itu kebahagian meksi dia menyakitiku dengan meninggalkanku yang berjuang seorang diri. Aku bahkan berpikir jika aku tak bisa hidup tanpanya." Ia semakin menikmati wajah merah BanKe yang menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FLOBOY (END)
RomanceMY FLOBOY ADALAH LANJUTAN CERITA DARI THE BANKE. JADI BACA THE BANKE DULU YA BIAR KALIAN PAHAM DAN TAHU KARAKTER TOKOHNYA. KARENA DISINI SAYA TIDAK LAGI MENGGAMBARKAN KARAKTER PARA TOKOH. Kenangan memang selalu memiliki nilai tersendiri didalam kehi...