Part 21. Kejujuran Bastian

636 48 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Sakitnya tuh disini saat tahu ada yang mengkhianati.
- Aldy Maldini -

___

"I-ini." (Namakamu) memberikan dompet itu kepada Aldi.

"Ini, kan?" Aldi membolak-balik dompet itu dan langsung tahu pemilik dompet berwarna coklat itu. "Ini foto kamu? Kok?" Aldi mengerutkan keningnya dengan sempurna. Apa maksudnya ini?

"Itu dompet siapa?" tanya (Namakamu) melihat wajah Aldi menegang.

"Bastian," jawab Aldi membuat (Namakamu) terenyak, dan akhirnya Aldi tahu semuanya.

"Yang punya tadi ke sini beli ketoprak juga, kayaknya kelupaan," jelas Mang Jiman.

"Makasih ya, Mang. Ini punya temen saya," ucap Aldi tersenyum ke arah Mang Jiman yang detik selanjutnya meninggalkan (Namakamu) dan Aldi.

"Di." (Namakamu) melihat pacarnya kembali memakan ketopraknya.

"Kamu tahu Bastian suka sama kamu?" tanya Aldi tanpa menoleh.

"Di, aku itu..."

"Jawab, pacar!!"

(Namakamu) menunduk tidak tahu harus menjawab apa. Tapi akhirnya ia menjawab, "aku tahu."

"Sejak kapan?" tanya Aldi lagi.

"Di hari jadian kita, tapi bukan dari mulut Bastian. Aku dengar dari kak Iqbaal."

"Dan kamu rahasiain ini sama aku?"

"Aku nggak mau kamu salah paham. Lagian Bastian juga nggak nembak aku, dia juga nerima kenyataan kalau aku milih kamu, aku sayang kamu. Aku nggak mau persahabatan kalian hancur karena aku."

"Kamu udah selesai, kan?" tanya Aldi memasukkan dompet Bastian itu ke tasnya. "Mang, mau bayar," panggil Aldi mengangkat tangannya.

"Aldi." (Namakamu) merasakan hal yang berbeda dari Aldi.

"Aku harus ngasih dompet Bastian, dia pasti kelimpungan nyarinya," ucap Aldi setelah membayar makanannya.

"Di." (Namakamu) ikut berdiri saat Aldi juga sudah siap.

"Aku anter kamu pulang dulu."

"Aldi."

"Kenapa, sih? Ayok!!" Aldi memegang tangan (Namakamu) untuk keluar dari warung ketoprak itu.

Aldi memberikan helm kepada (Namakamu) lalu naik ke motornya, memakai helmnya, dan meminta (Namakamu) untuk segera naik ke boncengannya. (Namakamu) hanya menurutinya tanpa bicara walau Aldi tahu ada banyak hal yang ingin pacarnya itu katakan.

Dalam perjalanan tidak ada yang bersuara. Hati (Namakamu) sedikit gusar memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Bagaimana jika Aldi marah kepada Bastian? Atau persahabatan mereka hancur? Astaga, (Namakamu) tidak bisa melihat itu.

Aldi berhenti di depan rumah (Namakamu). Pacarnya itu segera turun, tapi (Namakamu) menahan tangannya membuat Aldi mengerutkan keningnya. Perasaannya sudah kacau dan melihat wajah (Namakamu) yang merengut membuatnya semakin kacau.

"Aku cuman mau balikin dompet Bastian," ucap Aldi pelan.

(Namakamu) menggeleng takut. "Di."

"Sayang kamu, pacar." Aldi melepas tangan (Namakamu) yang memegangnya dan menariknya lebih dekat kepadanya. Ia mencium kening (Namakamu) lalu mengelus pipi pacarnya itu.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang