Part 17. Salsha dan Video Call

750 53 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Dia adalah (Namakamu)ku tahun 2018. (Copy Milea - Dia Adalah Dilanku Tahun 1990)
- Aldy Maldini -

___

Hanya satu cara yang mungkin bisa membuatnya tenang. Ia mengambil ponselnya. Semoga saja orang yang ingin diteleponnya belum tidur. Ia sangat butuh ketenangan hati sekarang. Besok ia masih punya kegiatan.

"Halo, Di?"

"Halo, Pa." Aldi membalas sapaan Papa (Namakamu).

"Kamu kenapa?" tanya Edwin mendengar suara Aldi yang terdengar serak.

"Kangen (Namakamu)," rengek Aldi tanpa malu. Ia bahkan tidak peduli dengan status Edwin sebagai calon mertuanya.

Tawa Edwin terdengar dari seberang sana. "Belum juga sehari, Di."

"Tapi Aldi udah kangen. Papa sibuk, yah? Kok, belum tidur?"

Edwin tersenyum di sana. Ia seperti punya 2 (Namakamu) semenjak Aldi masuk ke kehidupan putrinya. Keduanya selalu memperhatikannya. "Ada beberapa pekerjaan yang harus Papa selesaiin karena besok harus dipakai."

"Aldi ganggu, yah?"

"Nggak juga, sih."

"Aldi ke sana, yah. Nginep."

"Hah?"

"Aldi nggak bisa tidur di sini. Padahal besok pagi-pagi harus ke sekolah buat mentorin anak-anak olimpiade."

"Ini udah malem loh, Di. Emang Papa Mama kamu izinin?"

"Pasti diizinin. Boleh yah, Pa?"

"Kalau Papa Mama kamu izinin."

"Ok, tunggu Aldi." Suara Aldi jadi bersemangat. Ia mematikan sambungan teleponnya dan bersiap ke rumah (Namakamu).

Seperti yang Aldi katakan, orang tuanya langsung menyetujui niatnya. Aldi juga memberi alasan bahwa Edwin sedang butuh teman. Dengan hati senang, ia berangkat ke rumah pujaannya walau tidak ada (Namakamu) di sana.

***

Edwin menelengkan kepalanya saat mendapat sms dari Aldi bahwa ia sudah berangkat. Tidak habis pikir dirinya bahwa pacar putrinya itu memiliki sifat aneh bin ajaib. Tapi Edwin bersyukur karena selama ini Aldi selalu membawa (Namakamu) di jalan yang benar.

Beberapa menit berselang datanglah Aldi dengan sebuah tas ransel sekolahnya yang berisi pakaian dan perlengkapan sekolahnya. Edwin mempersilahkan Aldi masuk. Berhubung hanya ada 2 kamar di rumahnya itu maka Edwin meminta Aldi memasukkan barangnya di kamar (Namakamu).

Edwin juga menawarkan untuk Aldi tidur di kamar (Namakamu) saja, tapi Aldi mengatakan tidak baik laki-laki tidur di kamar perempuan. Alasan Aldi itu membuat Edwin tersenyum. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, mereka akan tidur bersama.

"Kamu langsung tidur aja. Besok sekolah, kan?" ucap Edwin kembali mengerjakan tugasnya yang belum selesai.

"Trus, Papa?"

"Nanti kalau ini udah beres," jawab Edwin menunjuk laptopnya.

"Tungguin Papa aja, deh," ucap Aldi memeluk guling dan duduk di tepi ranjang.

"Kamu tidur aja. Nggak lama, kok."

"Nggak apa-apa." Aldi menggeleng. "Ceritain masa kecil (Namakamu), dong, Pa." Aldi tersenyum saat Edwin menatapnya. Ia ingin tahu bagaimana pacarnya waktu kecil.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang