Part 18. Melepas Aldi?

776 52 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Lebih rumit dari tugas Ekonomi Pak Bimo. - (Namakamu) Wilkinson -

___

Lo harus tahu kalau gua sakit liat lo tadi bareng Aldi. Kenapa sekarang dengan mudahnya posisi gua tergantikan oleh Aldi, (Nam..)? Batin Iqbaal masih melihat (Namakamu) yang kini beralih dalam rangkulan Kenan.

"Yok, Baal!!" Salsha mengamit tangan Iqbaal ke tempat penonton. Iqbaal menurut saja.

***

(Namakamu) masih terus terngiang kata-kata Iqbaal sore tadi. Ternyata seniornya itu masih berusaha membalikkan hatinya yang sudah mendapat tempat ternyaman di hati Aldi. (Namakamu) malah semakin bingung dengan hatinya. Masih adakah Iqbaal di hatinya? (Namakamu) sendiri tidak yakin dengan hatinya sendiri.

"Gua tahu ini salah, tapi apa yg bisa gua lakuin selain minta lo untuk cinta lagi sama gua. Gua capek, (Nam..). Hati gua pengen lo lagi. Gua bakal batalin kuliah gua di Jerman kalau lo bilang lo masih punya rasa ke gua. Gua bisa kuliah di sini. Gua bisa di dekat lo kalau lo mau."

(Namakamu) mencoba menutup matanya tapi lagi-lagi kata-kata Iqbaal terus saja datang mengganggunya. Ia jadi terjaga disaat semua teman sekamarnya telah tertidur pulas.

"Bulan depan tanggal 10, gua bakal berangkat ke Jerman untuk waktu yang lama. Gua harap gua dapat jawaban lo nanti."

(Namakamu) menutup telinganya mencoba untuk tidak mendengarnya lagi. Suara itu bukan dari luar, tapi dari otaknya sendiri yang merekam semua ucapan Iqbaal tadi. Lama-lama (Namakamu) bisa gila sendiri.

***

Hari ini (Namakamu) dijenguk Papanya. Ia pun meminjam ponsel Papanya untuk menghubungi Aldi. Ada rasa tenang tersendiri yang (Namakamu) rasakan saat melihat wajah Aldi walau hanya dalam layar ponsel.

Pikirannya tentang Iqbaal terus saja datang dan ia butuh pelepasan. Ia sangat ingin mengatakan semuanya kepada Aldi tapi ia tidak ingin mengatakannya hanya dalam telewicara atau video. Ia ingin bertemu Aldi.

Aldi yang seperti sudah tahu bagaimana pacarnya pun tahu jika (Namakamu) sedang banyak pikiran. Ia mencoba menghibur dengan tingkah-tingkah konyolnya walau sebenarnya ia sangat ingin membawa motornya ke tempat (Namakamu) saat itu juga.

"Aku kangen kamu, Di," ucap (Namakamu) lirih.

"Aku juga, banget."

***

Hari terakhir. (Namakamu) tidak menyangka jika yang datang menontonnya adalah Bastian dan Ted. Sahabat Aldi itu sudah siap merekam aksi (Namakamu) dengan sebuah kamera. Sudah bisa dipastikan bahwa Aldilah yang ada dibalik adanya 2 orang itu.

(Namakamu) berhasil mengalahkan lawannya. Walau beberapa kali juga ia juga harus merasakan sakit saat gagal menghindar. Ted dan Bastian bersorak paling keras. Sayangnya, Salsha yang datang terlambat tidak melihat aksi (Namakamu) itu.

"Lo hebat banget." Ted mengacungkan 2 jempolnya. "Nggak sabar pengen ujian sabuk hitam juga," lanjutnya.

"Yah, gua ketinggalan," lirih Salsha.

"Tenang aja. Gua punya rekamannya." Bastian memukul pelan kamera yang dipegangnya.

"Pokoknya lo harus ngasih liat gua, yah!" ucap Salsha kepada Bastian.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang