Part 24. Kemarahan Kenan

665 49 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Maaf.
- (Namakamu) Wilkinson -

___

"Jawab Aldi!!"

Aldi tergagap saat Papanya membentaknya, sedangkan Mamanya hanya diam tidak mengerti. Masalah apa yang terjadi antara (Namakamu) dan Aldi sehingga Stefano saja ikut marah?

"Karena Billa, Pa," jawab Aldi pelan.

"Ck." Stefano berdecak. "Kamu udah gede, Di. Bentar lagi 18 tahun. Kamu sama (Namakamu) udah pacaran hampir 2 tahun. 1 bulan lebih lagi 2 tahun. Gini cara kamu ngehargai (Namakamu) yang nerima kamu apa adanya? Hanya karena Billa kamu mengabaikan (Namakamu) yang lagi sakit. Lagi. Sakit."

"Pa, Aldi tahu, Aldi salah. Makanya Aldi mau minta maaf, tapi nggak ada yang mau ngasih tahu dimana (Namakamu)."

"Lebih baik kamu nggak usah ketemu (Namakamu) dulu, itu yang Papa (Namakamu) bilang ke Papa."

"Tapi, Pa."

"Kalau kamu mau ketemu (Namakamu), usaha sendiri," potong Stefano sebelum Aldi menyelesaikan kalimatnya. "Oh iya, kamu harus tahu. (Namakamu) tadi pingsan dan positif demam berdarah." Stefano kembali ke kamarnya.

"Pa, (Namakamu) dirawat dimana? Pa. Papa." Tapi Stefano tidak memedulikan putranya lagi membuat Aldi tambah frustasi.

"Kamu masuk kamar, belajar." Alda kembali masuk ke dapur.

"Ma. Tolongin Aldi, Ma," mohon Aldi.

"Masuk ke kamar kamu dan belajar," tekan Alda membuat Aldi bungkam. Marahnya Mamanya lebih parah dibandingkan dengan Papanya dan sekarang Mamanya juga ikut marah kepadanya.

Aldi masuk ke kamarnya dan segera mengambil ponselnya. Ia menghubungi kakaknya segera. Ia butuh seseorang di sampingnya, tapi kakaknya sedang jauh di sana.

"Halo, adek tampan gua. Kenapa? Tumben nelepon. Nggak teleponan sama pacar?" sapa Steffi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Aldi memutar bola matanya malas.

"Kak, bantuin gua." Suara Aldi terdengar serak karena ia mulai menangis.

"Loh, lo kenapa?"

"(Namakamu) masuk rumah sakit, kak."

"Ya, minta tolong sama dokterlah. Eh, (Namakamu) sakit? Sakit apa?"

"Kak."

"Eh, lo ngomong yang bener. Gua panik, nih."

"Nggak ada yang mau ngasih tahu (Namakamu) dirawat dimana, kak. Gua khawatir, sumpah. Gua pengen ngeliat (Namakamu)."

"Loh, tanya Papa Edwin, dong. Tanya (Namakamu) juga sekalian."

"Masalahnya (Namakamu) lagi marah sama gua, kak. Trus Papa Edwin minta gua untuk nggak nemuin (Namakamu) dulu. Tadi (Namakamu) pingsan dan katanya dia positif demam berdarah."

"Lo tahu darimana?"

"Papa. Papa sama Mama juga marah sama gua. Kak, please, bantuin gua!!"

"Tunggu!! Ini masalahnya apa sebenarnya?"

"Billa pulang, kak."

"Cih, Billa pulang dan lo lebih merhatiin cewek itu dibanding (Namakamu). Ke laut aja lo."

Steffi langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa persetujuan Aldi. Mendengar nama Billa saja sudah membuat Steffi muak dan tidak mau mendengar apa-apa lagi tentang perempuan itu.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang