Part 1. Kita Jadian??

2.5K 101 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Waktunya cari pacar.
- Aldy Maldini -

***

Aldi mendesah malas. Saat ia membuka lokernya, lembar-lembar amplop berserakan di sana bahkan sampai jatuh ke lantai. Aldi memungut semuanya dan menatanya agar lebih mudah untuk dibawa. Ia memasukkan kaos basket dan sepatu olahraganya ke dalam loker sebelum menutupnya kembali.

Ia berbalik dan semua mata para siswi sudah menatapnya. Sampai kapan Aldi harus seperti ini? Aldi menghitung sampai 3 dalam hatinya dan semua berlari mengerubunginya. Aldi tidak perduli dengan mereka yang meminta membaca suratnya. Tidak. Karena setelah mendapatkan tempat sampah terdekat, Aldi membuang semuanya. Aldi tidak melirik siapa-siapa lagi. Ia langsung ke kelasnya tanpa peduli dengan tatapan tidak suka dari para siswi yang suratnya sudah aman di tong sampah.

"Masih ada lagi, Di." Bastian, salah satu sahabatnya meraba laci Aldi sudah duduk di bangkunya. "Huuaaa, lo harus punya pacar," ucap Bastian sambil melihat semua amplop warna warni di tangannya.

"Siapa?" tanya Aldi datar.

"Siapa aja. Pilih salah satu."

"Nope."

"Kenapa?"

"Mereka murahan. Ya, maksud gua, gua nggak mau punya pacar yang ngejar gua. Gua mau punya pacar kalau gua yang ngejar. Itu lebih waras, kan? Dibanding cewek ngejar cowok."

"Masuk akal, sih. Tapi dimana lo bisa dapet cewek kek gitu di sekolah ini? Bahkan di luar sekolah aja lo banyak fans-nya. Makanya muka tuh jangan diganteng-gantengin. Kan, ribet. Mending gua. Biasa-biasa aja, jadi hidup gua normal."

"Serah lo, deh." Aldi mengambil surat-surat yang ada di tangan Bastian. Ia kemudian membuangnya di tong sampah depan sekolahnya. Tidak melirik kanan dan kiri, ia langsung masuk ke kelasnya.

"Tapi tumben hari ini nggak ada yang ngasih lo makanan," ucap Bastian setelah Aldi sudah duduk di bangkunya lagi.

"Ada," jawab Aldi.

"Mana?" tanya Bastian.

"Diambil semua sama Bang Kiki. Kemarin gua bilang sama dia, kalau di meja gua ada makanan, lo ambil aja," jawab Aldi santai. Ia memang melihat Kiki, sahabatnya sekaligus seniornya yang gila makan, sedang memakan makanan dari fans Aldi di kelasnya yang kebetulan Aldi lewati tadi.

"Sialan. Dia embat semua. Kenapa nggak bagi gua juga?"

"Cepet datang kalau mau," balas Aldi.

Bastian hanya mencibir kesal. Ia melirik jam di dinding. Sebentar lagi bel. Ia berdiri dari bangkunya yang tepat di samping Aldi. Ia harus ke ruang guru untuk memanggil guru yang akan mengajar. Tugasnya sebagai ketua kelas. Aldi tidak ikut. Ia malas bertemu dengan para fans-nya yang sedikit tidak waras menurut Aldi.

***

(Namakamu) mendengus kesal saat harus kembali di hukum. Ia telat lagi padahal ia sudah berusaha untuk tidak terlambat. Ia harus lari mengitari lapangan sampai 3 putaran. Untung masih pagi jadi sinar matahari tidak terlalu menyengat. Tapi tetap saja (Namakamu) capek.

Setelah selesai 3 putaran, (Namakamu) berjalan ke kelasnya dengan langkah lesu. Untungnya kelasnya ada di lantai bawah, jadi ia tidak harus naik tangga.

Tiba di kelasnya ia langsung dipersilahkan masuk. Untungnya yang mengajar adalah Bu Jihan. Guru Bahasa Inggris yang paling tidak suka marah-marah. Jika yang mengajar adalah Bu Kania, guru Matematika, mungkin ia tidak bisa mengikuti pelajaran atau bahkan tidak dihadirkan.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang