Part 19. Aldi atau Iqbaal?

722 47 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Aku tidak akan melepasnya jika dia tidak memintanya.
- Aldy Maldini -

___

Oh, ayolah (Namakamu). Lo mau lepasin Aldi untuk nerima orang yang pernah nyakitin lo? Come on, girl. Lo nggak bego. Bisa saja dia balik suka lagi ke Steffi. Banyak kemungkinan yang akan terjadi kalo lo lepasin Aldi. Batin (Namakamu) berkelut sendiri.

Akhirnya (Namakamu) menyudahi perkelahiannya dengan batinnya sendiri saat suara ponselnya berdering. Telepon dari Aldi dan (Namakamu) segera mengangkatnya. Ia tidak ingin membuat Aldi merengut karena terlambat mengangkat telepon dari pacarnya itu.

"Pacaaaarrr!!" sapa Aldi tapi dengan suara aneh. Seperti ada yang mengejarnya.

"Kamu kenapa?"

"Help me, pacar!!"

"Kamu dimana?" tanya (Namakamu) panik.

"Aldi, sini lo. Dasar adek kurang ajar."

(Namakamu) tidak panik lagi saat mendengar suara Steffi. Sudah jelas keduanya sedang kucing-kucingnya dan juga sudah jelas pemicunya adalah Aldi. Baru juga kakaknya pulang dari Singapore, Aldi sudah membuat masalah.

"Lo maju gua bakal bilang ke Kiki kalau lo naksir sama dia."

"Gua nggak naksir Kiki, Aldi. Dia cuman nolongin gua."

"Bohong. Jadi cowok yang sering lo bilang itu siapa kalau bukan Kiki?"

"Emang bukan Kiki."

"Trus, siapa? Nggak mungkin kan kalo lo suka sama Bastian?"

"Aldiiiiiiii."

(Namakamu) hanya mendengar perdebatan kakak adik itu di rumahnya. Entah apa yang terjadi hingga Aldi menyangkutkannya dengan Kiki. Tapi Steffi memang tidak bohong. Ia tidak menyukai Kiki, ia menyukai Bastian.

"Pacar!! Tadi kan..."

"Aldiiiii."

(Namakamu) hanya terkekeh mendengar cerita Aldi walau terus Steffi tanggapi dengan kata 'nggak', 'bohong', 'jangan percaya', atau sebangsanya. Sesekali (Namakamu) hanya membalas dengan tawa atau kata 'lalu?'.

Dalam kurun waktu yang singkat, Aldi kembali mendominasi pikiran (Namakamu). Jadi, bisakah (Namakamu) melepas Aldi demi Iqbaal? (Namakamu) belum menemukan jawabannya.

***

Hari ini penerimaan rapot. (Namakamu) sedikit was-was takut ia tinggal kelas. Papanya sudah di dalam ruang kelasnya untuk menerima rapotnya. Di luar kelas ia terus berdoa semoga ia tetap menjadi anak Papa Edwin.

Di sisi lain Aldi tersenyum geli. Di lantai dua sana ia melihat wajah khawatir pacarnya yang mondar mandir di hadapan Cassie, Kenan, dan Anjar. Di sampingnya ada Ted yang diam saja dan Bastian yang sibuk dengan sebuah buku yang entah apa judulnya, jelasnya bukan buku pelajaran.

Tidak lama kemudian orang tua peserta didik kelas X.Ipa1 keluar. Aldi menghampiri Papa dan Mamanya yang langsung memberinya selamat karena berhasil menjadi juara kelas lagi. Setelah itu Aldi langsung mengambil buku rapotnya dan berlari turun ke kelas pacarnya.

"Pacar!!" teriak Aldi membuat (Namakamu) mendongak. Ia mengibas-ngibaskan buku rapotnya dengan senang.

"Kamu udah dapat, aku belum." Hati (Namakamu) belum tenang. Ia tidak menanyakan Aldi naik kelas atau tidak karena ia sudah tahu pacarnya itu pasti naik kelas.

Pacar!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang