Chap 32 - Crush

5.6K 345 69
                                    

- Only One -

Yuri dan Tiffany duduk di kursi santai di halaman rumah keluarga Choi sambil mengamati Jino dan Jisoo yang sedang bermain di tepi kolam renang. Hanya ada mereka berempat dirumah hari itu karena penghuni lainnya memiliki kegiatan masing-masing.

Mereka belum pernah memiliki percakapan yang baik selama masalah ini menguar. Tiffany yang masih emosi dan enggan untuk menerima penjelasan apapun sementara Yuri sendiri sebenarnya mencoba untuk menjelaskan namun setiap penolakan Tiffany membuatnya lelah, belum lagi berbagai cibiran dari keluarga Choi lainnya yang secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadapnya.

"Aku benar-benar kecewa padamu, Yuri." Tiffany membuka suara lebih dulu.

Yuri menunduk, namun ia menganggukkan kepalanya. Ia bisa memahami perasaan Tiffany terhadapnya saat ini.

"Sejak pertama kali aku mengenalmu, aku tahu kau adalah wanita yang baik. Sedikitpun aku tidak pernah menaruh rasa curiga padamu. Tetapi saat semua ini terbongkar, aku benar-benar merasakan sakit hati yang tidak terkira. Apa kau tahu kenapa ? Semua itu karena aku mendapati kenyataan bahwa seseorang yang sudah ku anggap sebagai saudariku justru telah mengkhianatiku."

"Sejak kapan, Yuri ? Sejak kapan kau menyimpan perasan pada Siwon oppa ?" Tanya Tiffany lirih.

Yuri tampak ragu untuk menjawab. "Jauh sebelum anda mengenalnya."

"Lalu kenapa kau diam dan memendamnya selama itu ?"

Yuri menggeleng, ia sendiri juga tak tahu kenapa saat itu ia tidak memiliki keberanian untuk menyatakan cintanya lebih dulu pada Siwon. Saat itu mungkin Yuri hanya takut jika Siwon menolaknya lalu hubungan mereka sebagai Direktur dan sekretarisnya menjadi memburuk.

"Tolong katakan sejujurnya padaku. Apa yang terjadi pada kalian ?"

"Semua ini bukan kesalahan Direktur Choi. Aku yang telah menjebaknya saat itu, karena dia sedang mabuk. Aku hanya ingin sekali saja menghabiskan malam bersamanya, setelah itu aku berencana untuk mengundurkan diri dari perusahaan dan pergi."

"Tapi semua diluar rencanamu."

Yuri mengangguk menyesal. "Lalu aku menyadari kehamilanku. Aku berencana mengugurkannya namun Direktur Choi mengetahuinya dan dia memintaku untuk tidak menggugurkan kandunganku."

Tiffany mengehela nafas panjang. "Lalu sekarang apa yang kau harapkan dari Siwon oppa ?" Tanya Tiffany.

Yuri menarik nafas panjang. "Saat kalian memutuskan untuk bercerai, dengan jujur kuakui bahwa aku ingin mencoba mendekatinya dan berharap dia akan bisa melihatku."

"Sepicik itukah kau selama ini, Yuri ?" Tanya Tiffany tak percaya.

"Sekalipun Jisoo lahir karena sebuah kesalahan, namun aku mencintainya. Sama seperti anda mencintai Jino. Aku juga menginginkan kebahagiaan dan masa depan yang baik untuknya. Jika dia tumbuh tanpa status seperti saat ini, dia akan mendapatkan cibiran dari orang-orang dan aku tidak mau hal itu terjadi."

Tiffany tak bisa berkata-kata lagi. Ia tak pernah menyangka jika Yuri memiliki pemikiran selicik dan seegois itu.

"Bagaimana jika aku memutuskan untuk tidak bercerai dengan Siwon oppa ? Aku juga menginginkan kebahagiaan dan masa depan yang baik dengan Jino, aku ingin dia tumbuh dengan keluarga yang bahagia seperti selama ini sebelum kau datang dan merusak semuanya."

Yuri tertawa kecil. "Anda juga egois, jika begitu. Karena anak Direktur Choi bukan hanya Jino."

Tiffany menggeleng. "Tidak, Yuri. Aku tidak egois. Siwon oppa adalah milikku dan Jino sejak awal. Kami berhak atas dirinya."

Only One [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang