Chap 24 - Riddle (2)

3K 271 59
                                    

- Only One -

Tiffany membuat teh untuk Siwon yang sedang duduk memangku Jino di ruang tengah. Mereka baru saja kembali dari rumah keluarga Choi untuk makan siang bersama sebelum Jaemin kembali ke Boston sore nanti.

Beberapa hari ini Tiffany mengamati Siwon yang lebih sering melamun dan terkadang tidak fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya. Awalnya Tiffany berpikir jika itu berhubungan dengan pekerjaan di perusahaan namun saat ia mengkonfirmasi pada Ryeowook, pria itu mengatakan bahwa perusahaan sedang tidak dalam masalah.

Bahkan tadi saat makan siang bersama, Siwon juga terlihat lebih diam dan tak banyak bicara. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama Jino dan Noah daripada ikut berbincang bersama yang lain.

"Jino !!" Tiffany memekik keras, cangkir yang ada di tangannya meluncur jatuh ke lantai.

Siwon yang sedang melamun pun tersentak oleh suara tangis Jino. "Astaga !" Siwon membungkuk dan segera merengkuh tubuh Jino yang terjatuh dari sofa dan membentur lantai yang untungnya dilapisi oleh karpet yang cukup tebal.

Tiffany segera merebut Jino dari Siwon dan menenangkannya. Jino terbatuk-batuk ditengah tangisnya dan kemudian memuntahkan isi perutnya di baju Tiffany.
"Dia muntah." Ujar Siwon.

Tiffany segera membawa Jino ke kamar dan membaringkan di ranjang, melepas pakaiannya sambil memeriksa kepala Jino yang terbentur lantai. Tangis Jino sedikit mereda dan Tiffany berteriak memanggil Shin ahjumma, memintanya mengambilkan pakaian ganti untuk Jino.

Siwon duduk di tepi ranjang mengamati Tiffany yang dengan sabar mengganti pakaian Jino sambil memintanya untuk berhenti menangis, ia juga melihat Tiffany yang menghapus sisa-sisa tangis Jino yang tak lama kemudian berhenti menangis karena tertidur.

"Ganti bajumu, sayang. Biar aku yang menjaga Jino."

Tiffany memindahkan tubuh Jino ke tengah ranjang, lalu meletakkan tumpukan bantal di kedua sisi tubuh Jino, ia lalu beranjak ke walk in closet dan mengganti pakaiannya.

"Kita harus bicara oppa !" Tegas Tiffany begitu ia telah mengganti pakaiannya dan berdiri dihadapan Siwon yang masih duduk di tepi ranjang.

"Maafkan aku, aku melamun hingga tidak menyadari jika Jino jatuh."

"Dan bukan hari ini saja kau melamun oppa. Aku sering melihatmu melamun dalam setiap kesempatan beberapa waktu. Kenapa, ada apa, hm ?"

Siwon tampak terkejut namun ia dengan cepat menggeleng kuat sebagai jawaban untuk pertanyaan Tiffany.

"Jadi kau tidak mau bercerita padaku ?" Tiffany mendesah pasrah dan melipat kedua tangannya. "Baiklah kalau begitu. Jika oppa berubah pikiran, aku selalu terbuka untuk mendengar semua masalahmu." Lanjut Tiffany yang kemudian beranjak dari hadapan Siwon.

Tiffany baru akan membuka pintu kamar untuk keluar saat Siwon tiba-tiba memeluknya dari belakang dengan erat. Tiffany mengusap lembut lengan Siwon yang melingkar di perutnya.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menceritakannya padamu saat ini. Aku tidak cukup yakin untuk mengatakannya."

Tiffany menutup matanya sekilas, ia lalu melepas pelukan Siwon di perutnya dan berbalik untuk menatap wajah sendu suaminya itu. "Oppa, kau tahu kan jika kejujuran adalah landasan utama sebuah hubungan. Aku tidak tahu apa yang kau sembunyikan dariku, tapi kuharap kau akan menceritakannya padaku sebelum aku mendengar dari orang lain atau mengetahuinya dengan cara yang tak terduga."

Siwon mengangguk lemah. Setidaknya ia masih bisa mengulur waktunya untuk menikmati kebahagiaan bersama Tiffany dan Jino lebih lama lagi.

"Baiklah, sudah hampir sore. Sebaiknya oppa mandi dan istirahat. Besok kau harus bekerja lagi kan." Tiffany mengusap lengan Siwon dan berbalik untuk keluar dari kamar.

Only One [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang