Epilog

5.6K 354 63
                                    

- Only One -

Sebuah pekikan dan seruan permintaan maaf terdengar oleh Siwon dan Jaemin yang sedang berdiskusi serius di ruang tengah. Tiffany keluar dari dapur, meletakkan dua cangkir teh di meja.

"Anak-anak itu !" Geram Tiffany.

“Maaf...arrggh..Maafkan aku Choi Jisoo….”

Choi Jisoo dalam balutan seragam sekolahnya terlihat marah sambil sebelah tangannya mencengkeram erat rahang Choi Jino, saudara laki-lakinya. Dua ekspresi berbeda jelas terlihat dari dua bersaudara itu. Jisoo dengan aura penuh kemarahan sedang Jino jelas berwajah kesakitan.

Di belakang mereka, bocah laki-laki yang lebih kecil justru terhibur oleh ulah kedua saudaranya itu. Choi Jiwon tak henti-hentinya tertawa sejak masih berada di dalam mobil yang menjemput mereka tadi.

“Ada apa lagi ini ?” Tiffany beranjak dari kursinya dan menghampiri ketiga anaknya.

"Mom help me !!” Jino mengerang pelan saat cengkeraman di rahangnya semakin kuat.

“Jisoo, lepaskan tanganmu dari rahang Jino.” Siwon ikut berdiri dan berujar dengan tenang.

Jisoo melepas cengkeraman itu seketika dan berlari menghampiri Siwon dengan wajah cemberut. "Jino mencuri bukuku lagi Daddy. Membuat Mrs. Yoona menghukumku." Lapor Jisoo sambil menuding Jino.

Siwon merangkul anak perempuannya itu dan tersenyum kecil sementara Tiffany melipat kedua tangannya di dada dan menghampiri Jino yang menampilkan ekspresi penuh penyesalan sekaligus mencoba menghindari kemarahan sang Mommy.

"Uncle...tidak ingin membantuku ?" Jino melirik Jaemin yang justru memalingkan wajah ke arah lain.

“Ada lagi yang ingin kau mintai bantuan ?” tanya Tiffany.

Jino menggeleng dan tersenyum kecil namun itu tak mengurungkan niat Tiffany untuk menjewer telinga putra sulungnya itu.

"Arrrghh, Mommy !!" Erang Jino kesakitan.

"Jewer saja Mommy !" Seru Jiwon yang justru kegirangan melihat apa yang terjadi pada saudara tuanya itu.

"Okay... Okay... Aku minta maaf !" Seru Jino sambil menahan tangan Tiffany yang menjewer telinganya semakin kuat.

Tiffany mendengus kesal. "Pada siapa kau membuat kesalahan ?" Tanya Tiffany.

"Baiklah...baiklah..." Protes Jino.

Tiffany melepaskan jewerannya pada telinga Jino namun ia masih menatap tajam putranya yang berusia empat belas tahun itu.

Dengan wajah yang bersungut-sungut, Jino menghampiri Jisoo yang masih memasang wajah kesal dan cemberut. Seperti biasa, setiap kali ada pertengkaran diantara mereka, siapapun yang berbuat salah pasti akan meminta maaf lebih dulu.

"Maafkan aku." Ujar Jino dengan tulus sambil mengulurkan tangannya.

Jisoo melirik pada sang Mommy yang tersenyum dan mengangguk kecil. Ia pun membalas uluran tangan Jino dan jari kelingking mereka bertaut.

"Problem solve." Celetuk Jaemin yang sedari tadi hanya memperhatikan kedua keponakannya itu.

Jino dan Jisoo mengangguk bersamaan. "Jiwon, ayo ke atas dan ganti baju." Jino memanggil Jiwon yang duduk dipangkuan Jaemin.

Jiwon menghampiri Jino dan Jisoo. Ketiganya naik ke lantai dua menuju ke kamar mereka masing-masing. Meskipun seringkali bertengkar, namun Jino dan Jisoo selalu kompak jika berurusan tentang Jiwon, mereka berubah menjadi saudara tua yang bertanggungjawab dan dewasa.

Only One [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang