Chap 18 - Regret

3.4K 296 32
                                    

- Only One -

"Oppa, kapan kau akan pulang ?"

Tiffany menatap notebook-nya dimana ia sedang melakukan video call dengan Siwon yang sudah hampir satu bulan ini berada di Jepang.

"Aku belum bisa memastikannya, sayang. Tapi aku akan segera pulang setelah semua masalah disini selesai."

"Bagaimana jika aku berkunjung kesana sekaligus berlibur ?"

"Tidak ! Usia kehamilanmu sudah akan memasuki bulan ke delapan dan aku tidak mau mengambil resiko untuk keselamatanmu dan baby Choi."

"Oppa, kau sudah makan ?"

"Tentu saja. Bagaimana denganmu ?"

"Kami memakan kimbap, jajangmyeon dan bingsoo untuk makan siang tadi. Baby Choi menjadi sangat rakus akhir-akhir ini."

"Oh ya ? Apa kau sudah memeriksakan kehamilanmu bulan ini ?"

Tiffany mengangguk singkat.

"Apa yang dikatakan Nicole ?"

"Hmm, hanya perkiraan tanggal kelahiran saja."

"Kapan ?"

"Sekitar lima minggu dari sekarang."

Tiffany terlihat berkaca-kaca, ia sangat merindukan Siwon selama ini. Meskipun Minho selalu siaga untuk menjaga dan menemaninya kemanapun, namun Tiffany hanya sangat membutuhkan kehadiran Siwon disisinya.

Bukan Tiffany tidak memahami pekerjaan Siwon saat ini, hanya saja beberapa hari ini Tiffany sempat mengalami kontraksi palsu yang sangat menyakitkan dan ia hanya sangat takut jika nanti saat ia melahirkan, Siwon tidak ada disisinya.

"Jangan menangis, kumohon sayang."

"I miss you. I miss you so much." Ujar Tiffany dengan suara serak sebelum kemudian menutup wajahnya dan kembali menangis.

Video call itu diputuskan secara sepihak oleh Siwon karena ia benar-benar tidak sanggup jika harus melihat Tiffany menangis karena merindukannya. Rasa bersalah bertumpuk di hatinya namun ia juga tidak bisa berbuat banyak. Ia memiliki tanggungjawab yang tidak bisa disepelekan begitu saja.

"Saatnya pulang Nyonya Choi Siwon."

Minho berdiri diambang pintu ruang kerja Tiffany di butik, dahinya mengerut saat melihat mata sembab Tiffany. "Noona, ada apa?" Tanya Minho.

Tiffany menggeleng singkat dan meraih tas kerjanya, ia menghampiri Minho dan merangkul lengan saudara iparnya itu.

"Minho." Panggil Tiffany saat ia dan Minho sudah berada di dalam mobil.

"Ya, noona ?" Balas Minho tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Terimakasih."

"Untuk ?"

"Segalanya. Aku tahu Siwon oppa pasti memintamu untuk menjaga kami selama ia berada di Jepang dan aku juga tahu usaha keras yang kau lakukan untuk menggantikan Siwon oppa untuk menjaga dan melindungi kami. Kurasa baby Choi nanti akan sangat menyayangimu."

Minho tersenyum kecil dan masih tak mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Noona tidak perlu merasa sungkan padaku. Sejak Siwon hyung memperkenalkanmu pada kami, aku sudah menganggap noona sama seperti Taeng noona dan Seohyunie. Seharusnya aku yang berterimakasih pada noona karena bersedia menjadi pendamping untuk Siwon hyung yang sangat sibuk itu."

Tiffany menolehkan kepalanya dan menatap Minho dengan senyum lembut. "Kau tahu, Minho. Jika aku memiliki kesempatan, aku ingin sekali bisa mengenal eommanim dan belajar darinya bagaimana cara mendidik anak-anaknya hingga menjadi sangat luar biasa seperti kalian selama ini."

Only One [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang