Butuh beberapa kali kecewa

1.6K 47 0
                                    

Rindu dan Angga
mengemas alat tulis ke dalam tas

"WA sopir lo Rin, minta jangan jemput, lo pulang bareng gue aja" | "Tumben, emang lo nggak bareng Linda?" | "Enggak, tadi dia bilang pulang dijemput sopirnya, mau ada acara keluarga" | "Ouwh, jadi gitu sekarang, lo butuh gue cuman pas Linda nggak ada" | "Apa sih Rindu! Nggak gitu juga kalik, lo itu sahabat terdeket gue, gue bakal selalu butuhin lo" | "Hhmm, ya ya.." Rindu menggendong ranselnya setelah dirasa tidak ada barangnya yang masih tergeletak di meja. "Lagian gue juga udah kangen pulang sekolah jajan siomay Mang Basrul sama lo" sahut Angga lagi yang kemudian berdiri setelah menggendong ranselnya. "Lo tunggu di gerbang depan ya" tambah Angga. "Oke siap bos" jawab Rindu. Kemudian mereka saling berlalu ke arah yang berlawanan setelah keluar dari pintu kelas XI bahasa 2.

Berdiri tegak dengan posisi kedua telapak tangan memegangi ranselnya, Rindu yang masih berada di samping gerbang utama SMA selalu memfokuskan pandangannya ke arah kanan. "Angga lama banget ngambil motornya" kata rindu dalam hati sebab tak ada seorangpun di sekitarnya yang bisa diajak bicara. Tak lama kemudian motor vespa berwarna hitam yang dikendarai oleh Daihan berhenti tepat di depan Rindu berdiri. "Nungguin Angga?" tanya Daihan, tentunya kepada Rindu. "Kok tau?" tanya Rindu balik. "Emang siapa lagi yang pantas kamu tunggu selain Angga?" jawab Daihan. Rindu mengerutkan dahinya. "Angga udah keluar dari tadi lewat gerbang belakang, sama Linda deh kayaknya" kata Daihan. "Masak iya? Bo'ong kamu" balas Rindu. "Lah, nggak percaya?" | "iya nggak percaya" | "Hhmm.. terus kamu masih mau nunggu disini berapa jam lagi?" | "Sampe Angga dateng" | "Yaudah, aku temenin kamu disini."

Lima belas menit berlalu, jika dikalkulasikan dengan waktu sebelumnya (sebelum Daihan datang menemaninya), 45 menit sudah Rindu lewatkan untuk menunggu Angga, bahkan dengan tetap berada di posisi yang sama. Daihan yang tadinya duduk di motor vespa miliknya, turun dan berdiri di samping Rindu. "Drrtt.. Ddrrtt" suara getar smartphone Rindu. "Rindu, maafin gue, gue lupa tadi mau mampir ke gerbang depan. Maaf banget sumpah gue lupa. Jadi tadi Linda nemuin gue di parkiran motor, terus minta tolong sama gue suruh nganterin pulang, soalnya sopirnya mendadak sakit dan di rumahnya keburu ada acara keluarga. Tadi sebenernya gue mau lewat gerbang depan, tapi gue malah lupa. Ini gue udah di jalan ke rumah Linda Rin. Sekali lagi sorry banget." isi whatsapp dari Angga. Rindu membendung rasa jengkel di hatinya, kemudian memasukkan lagi smartphone miliknya ke saku rog seragamnya. Rindu menengok ke arah Daihan diiringi dengan matanya yg semakin memerah. "Kenapa?" tanya Daihan cemas. "Kamu aja yang anterin aku pulang" jawab Rindu. "Abis baca WA dari Angga ya?" tanya Daihan lagi. Rindu mengangguk. "Nggak usah kamu suruh udah pasti aku bakal nganterin kamu pulang, tapi nanti dulu 45 menit lagi" kata Daihan. "Kok 45 menit lagi? Mau ngapain?" tanya Rindu. "Aku mau ngrasain apa yang kamu rasain, aku mau berdiri disini 45 menit lagi. Kamu duduk di motorku dulu aja" jawab Daihan dengan raut muka diserius-seriusin. "Haissh" Rindu menarik tangan Daihan untuk segera menaiki motornya.

"Udah dikecewain, kamu masih belum mau nglupain dia?" Daihan membuka percakapan setelah sepuluh menit perjalanannya dia lalui dengan tetap saling diam. "Nglupain siapa?" Rindu yang duduk di belakangnya menjawab pertanyaan Daihan dengan rasa kaget. "Angga lah" | "Kok nglupain Angga?" | "Udah lah Rindu, nggak usah pura-pura, siapapun cowok yang merhatiin kamu pasti juga bakal tau kalo kamu tu suka sama Angga". Rindu kemudian menundukkan kepalanya, walaupun dia tau Daihan juga tidak bisa melihat bendungan air di kelopak matanya itu mulai menetes. "Mungkin butuh beberapa kali kecewa untuk aku bisa lupain dia" kata Rindu

Apa sih Rindu!? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang