semoga jadi awal yang baik

1.3K 46 0
                                    

Rindu dan Angga
di meja pojok kiri depan XI bahasa 2

"Hei!" entah masuk dari pintu atau jendela kelas, lima menit setelah bel istirahat berbunyi Daihan sudah berada di depan meja Rindu dan Angga yang sedang berdiskusi mau jajan di kantin mana. "Daihan?" Rindu menoleh ke arah sapaan seseorang yang tengah berdiri di depan mejanya. "Gue boleh pinjem Rindunya sebentar Ngga?" Daihan bicara melihat Angga. "Eh, boleh bro boleh, kan malah gue yang minjem Rindu dari lo" jawab Angga. "Heh, apa sih lo pada, dipikir gue barang, dipinjem pinjem" gerutu Rindu. "Apa sih Rindu! Sentimen amat lu tumben, lagi Perempuan Menjadi Singa ya?" ledek Angga. Rindu hanya memanyunkan bibirnya. "Enggak sayangku" Daihan mengulurkan tangan kanannya pada Rindu. Rindu segera menerima uluran tangan Daihan memberi senyum manis kemudian berdiri dan berjalan keluar masih dalam gandengan tangan Daihan. Tepat satu langkah sebelum keluar dari pintu kelas Rindu menengok ke belakang kemudian menjulurkan lidahnya pada Angga. Angga membalasnya dengan memberikan kepalan telapak tangan kanannya. "Semacam perasaan sedih karena tau waktu bersama sahabatnya akan lebih banyak tersita, atau perasaan sedih apa ini?" batin Angga sembari menyaksikan berlalunya Rindu dan Daihan.

Rindu dan Daihan
di depan kelas XI bahasa 2

"Nanti pulang sekolah aku ada tanding futsal sama SMA Sejahtera di Mario futsal" kata Daihan. "Emm.. Semangat ya Daihanku" Rindu menepuk-nepuk pipi kiri Daihan. "Kamu belum pernah nonton aku tanding" kata Daihan lagi. "Nanti aku nonton" | "Serius mau nonton?" | "Serius dong, pacar sendiri tanding masak gak mau nonton" | "Brarti nanti pulang sekolah bareng aku ya, langsung ke Mario futsal" | "Siap bos" Rindu memasang tangan memberi hormat pada Daihan. Daihan kemudian mengusap-usap ubun-ubun Rindu. "Nih buat kamu, maaf bikin kamu gagal ke kantin" Daihan memberikan kotak makan berukuran kecil berwarna merah pada Rindu kemudian berlalu. "Itu nugget, bekal dari ibuk, makan itu aja kalo laper.....!" teriak Daihan dari jarak 10 meter sambil berjalan mundur setelah membalikkan badannya kembali ke arah Rindu yang masih berdiri tegak didepan kelas menyaksikannya berlalu.

Rindu dan Daihan
tiba di Mario Futsal

"Buset, ini lapangan futsal apa lapangan bola? Banyak amat suporternya" gumam Rindu setelah menyaksikan segrombolan perempuan dan beberapa laki-laki berdiri di pinggiran lapangan. "Emang kayak gini tiap aku ikut tanding, suporter cewek membludak" Daihan tersenyum kecil menatap Rindu kemudian mengangkat kedua alisnya jail. "Haish.. emang mereka dari SMA Bakti Jaya semua?" tanya Rindu. "Ya enggak, yang di sebelah timur dari Bakti Jaya, yang di sebelah barat dari SMA Sejahtera. Masak iya SMA Sejahtera nggak ada suporternya" | "Maksut aku, itu cewek-cewek yang di sebelah timur dari Bakti Jaya semua? Kok kayaknya nggak semuanya aku kenal" | "Kayaknya sih dari Bakti Jaya semua. Nggak tau juga kalo ada fans aku dari SMA lain nyusup" | "Haish" Rindu mengepalkan tangan kanannya sembari memasang muka penuh ancaman pada Daihan. "Ampun Nyai.. Ampun Nyai.." Daihan menyatukan kedua telapak tangannya memberi isyarat permohonan ampun.

Rindu berdiri di samping grombolan cewek-cewek suporter SMA Bakti Jaya. Sepuluh menit setelah pertandingan dimulai, Daihan mencetak gol setelah menerima operan bola dari Dandi. "Priitttt...." "Waaa... Daihan.. i love you.." suara peluit wasit diiringi dengan suara beberapa suporter perempuan yang berdiri di samping Rindu membuat Rindu mengerutkan keningnya kemudian memutuskan keluar dari lapangan futsal. Setelah babak pertama berakhir dengan skor tiga kosong, dimana ketiga gol dicetak oleh Daihan, para pemain pun beristirahat sejenak."Gue keluar bentar bro" kata Daihan setelah menyadari Rindu menghilang dari keberadaannya. "Kemana? Jangan lama-lama" jawab Raka setelah meneguk air mineral dari botol kemasan di tangannya.

Rindu dan Daihan
di kedai es coklat Mario

"Malah disini, ngapain coba" tanya Daihan setelah duduk di samping Rindu. "Panas di dalem lapangan" jawab Rindu sengit. "Cemburu sama cewek-cewek di dalem ya?" | "Masih nanya??" | Mendengar jawaban Rindu Daihan tersenyum tipis. "Yaelah, malah senyum lagi" | Daihan memegang kedua telapak tangan Rindu. "Semoga ini jadi awal yang baik" Daihan kembali tersenyum. "Maksutnya awal yang baik?" Rindu mengerutkan dahinya. "Semoga ini jadi awal usaha kamu cinta sama aku" jawab Daihan. Rindu kemudian tersenyum. "Ayo ! Aku mau tanding lagi" kata Daihan sambil menarik pelan tangan kanan Rindu.

Rindu kembali berdiri di barisan suporter perempuan SMA Bakti Jaya. Pertandingan selesai dengan skor 7 - 3 dimenangkan oleh SMA Bakti Jaya. Daihan berjalan ke arah para suporter dengan membawa handuk kecil di tangan kanannya. "Lo keren han.." kata beberapa perempuan diantaranya. Daihan tersenyum. "Selamet ya Daihan, keren" kata beberapa perempuan diantaranya lagi. "Makasih yaa" jawab Daihan sambil tersenyum. Dua langkah kemudian, sampai di tempat tujuannya, Daihan berada di depan Rindu berdiri. "Nih" Daihan menyerahkan handuk kecil yang dia bawa pada Rindu. Rindu mengerutkan dahinya. "Lapin ini sayangkuuu" kata Daihan sembari menunjuk dahinya yang sudah basah bercucuran keringat.

Apa sih Rindu!? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang