Aku lebih cemburu

1.2K 52 0
                                    

Rindu dan Angga
di teras XI bahasa 2

Angga melipat kertas raportnya sambil tersenyum lebar, kemudian memasukkan hasil lipatan kertas itu ke dalam saku bajunya. "Heh ngapain itu dilipet-lipet gak jelas gitu? Keluarin! Masukkin ranselku sini! Makanya kalo sekolah tu bawa ransel! Kertas raport pemecah rekor kamu perlakuin sembarangan!" ketus Rindu. "Hehe iya-iya" Angga membuka kembali lipatan kertasnya kemudian memasukkannya ke ransel Rindu. "Aku masih nggak nyangka bisa jadi juara paralel se kelas bahasa" kata Angga dalam perjalanannya bersama Rindu di teras-teras kelas menuju parkiran sekolah. "Kenyataannya emang gitu kan" Rindu berbicara sambil menoleh wajah Angga dengan mata yang menyinarkan senyuman. "Kalau usahamu maksimal, pastinya hasilnya juga maksimal kok. Makanya jangan suka ngremehin kemampuan lagi" lanjut Rindu setelah kembali memfokuskan pandangannya ke teras kelas XI IPS 3 yang letaknya di ujung barat deretan kelas sebelas. Angga menghentikan langkahnya sejenak, diikuti Rindu yang menyadari langkah kaki seseorang di sampingnya itu terhenti. Angga mengambil kedua tangan Rindu, memegang telapaknya. "Makasih ya Rindu, gara-gara kamu, aku yang dari SMP nggak pernah bisa masuk sepuluh besar di kelas sekarang bisa jadi juara satu paralel" | "Kok gara-gara aku? Itu semua karna usahamu Angga" | "Tapi kalo aku belajarnya nggak sama kamu mungkin sama aja, nggak ada yang bantuin aku waktu aku kesulitan memahami materi, nggak ada yang ngambilin aku air es buat cuci muka kalo tiba-tiba ngantuk pas belajar, nggak ada yang beliin aku bakso bakar ekstra pedes buat nambah semangat, daaaaann lain lain.." | "iya deh iya gara-gara aku. Mulai sekarang belajar terus yaa, jangan males-malesan" | "Siap bos" | "Oiya, aku mau bikin perjanjian nih buat kita" | "Perjanjian apa Rin?" | "Besok kelas dua belas, waktu ujian nasional diantara kita nggak ada yang boleh curang ya. Nggak boleh nyontek temen, nggak boleh beli kunci, nggak boleh bawa hape juga" | "Ouwh.. Siap Rindukuu..." | "Janji!? Jangan ingkar yaa!" | "iya, JANJI" | Senyum manis yang terukir dari dua bibir yang berbeda dan empat mata yang saling menyatu pada satu titik yang sama dengan iringan harmoni berupa kesunyian menghentikan percakapan mereka sejenak.

"Anggaaa!" suara nyaring seorang siswi cantik yang terlihat berjalan dari ujung timur menuju tempat singgah mereka memecah keheningan. Rindu melepas genggaman tangan Angga. Angga mengayunkan tangannya sambil tersenyum memberi isyarat pada Linda untuk menghampirinya. Sebelumnya Angga dan Linda berkencan akan bertemu di parkiran sekolah, begitu pula dengan Rindu dan Daihan. "Linda udah keluar kelas ternyata, tadi dia WA katanya masih lama" kata Angga sembari menunggu Linda tiba di tempatnya. "Kamu duluan aja sama Linda, aku nunggu Daihan disini aja" | "Jalan bertiga aja ke parkiran. Katanya janjian sama Daihannya di parkiran juga?" | "Nggak ah takut ngganggu, biar aku kabarin Daihan, aku nunggu disini aja" Rindu kemudian mengeluarkan ponsel dari saku rog seragamnya.  "Kok ekspresinya jadi bete gitu? Cemburu yaa? Ciee Rindu cemburu sama Linda ciee.. Rindu cemburu ciee" ledek Angga dengan menunjuk-nunjuk wajah Rindu. "ih Apaan sih.. Udah sana samperin Linda! Jangan ditungguin aja!" Rindu mendorong Angga agar menjauh. "Hahahaha" Angga kemudian berlalu sambil tertawa.

"iya aku cemburuuuuu!!!" teriak Rindu setelah memastikan Angga dan Linda sudah tidak dapat mendengar teriakannya. "Aku lebih cemburu" kata Daihan yang sudah berdiri di belakang Rindu, memperhatikan Rindu menyaksikan berlalunya Angga dan Linda yang mungkin dengan tanpa berkedip. "Daihan??" | "iya" | "Sejak kapan disitu?" | "Sejak kamu berdiri sendirian disini" | "Emm" Rindu menunduk. "Tapi aku sudah bersembunyi di lorong samping kelas XI IPA 1 ini sejak Angga megang tangan kamu, kemudian dia mengeluarkan senyumannya yang katamu menyejukkan itu, kemudian........" | "Maaf" Rindu memotong sebelum Daihan selesai berbicara. "iya" jawab Daihan masih dalam posisi berdiri berjarak 2 meter dari Rindu. "Kalo kamu mau marah nggak papa" kata Rindu setelah mengangkat kepalanya. "Kenapa marah coba?" | "Katanya kamu cemburu?" | Daihan melangkah mendekat pada Rindu. Meletakkan telapak tangan kanannya pada pipi Rindu. "Kamu cemburu sama Linda kan?" | Rindu mengangguk pelan | "Terus kamu mau marahin Angga?" | "Enggak" jawab Rindu lemas | "Yaudah dong, aku juga nggak mau marahin kamu"

Apa sih Rindu!? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang