Bener kata Dilan, Rindu itu berat

1.5K 50 0
                                    

Rindu, berjalan sendiri
menuju ruang kelas

"Ehem, gue nemu ini ni di atas meja lo, ada tulisannya nih, Buat Rindu” Angga menghampiri Rindu dari belakang. “Buat gue? Siniin!” Rindu merayah kotak musik lucu berhiaskan patung baymax ditangan Angga. “Nggak boleh ah, ciee punya penggemar rahasia ni sekarang” Angga tidak memberikan kotak musik itu, menggoda Rindu sambil berjalan mundur. Rindu terus berusaha merayah benda itu dari tangan Angga. Angga masih berjalan mudur sambil mengangkat tangannya ke atas agar Rindu tidak bisa mengambil kotak musik itu. Kemudian tanpa sengaja kotak musik itu terlepas dari tangan Angga dan jatuh mengenai vas bunga di depan ruang BK yang kemudian pecah. “Pyaarrrrrr” suara pecahnya vas bunga itu juga memecahkan keheningan ruang BK. Pak Danar, guru BK SMA Bakti Jaya seraya keluar dari ruangannya. “Ada apa ini? Bikin gaduh saja!” Pak Danar kemudian mendapati vas bunga di depan ruangannya sudah pecah. “Ini siapa yang mecahin?!” tanya Pak Danar dengan intonasi meninggi pada Angga dan Rindu yang sedari tadi masih berdiri di depan ruang BK. “Saya Pak” jawab Angga. “Bukan Angga Pak, tapi saya” jawab Rindu.

“Bukan Rindu Pak, saya yang nglempar dari sini tadi” teriak Daihan dari hall depan sekolah yang letaknya tidak jauh dari ruang BK. Kemudian berjalan menuju depan ruang BK. “Yasudah daripada saya bingung siapa yang salah lebih baik kalian bertiga Bapak hukum lari mengelilingi lapangan empat kali” kata Pak Danar. “Aduh, gue belum sarapan” Rindu berbicara sendiri lirih. “Rindu belum sarapan Pak, hukumannya Rindu buat saya saja Pak, saya bersedia lari delapan kali” Daihan yang mendengar Rindu kemudian angkat bicara. “Kalo begitu kamu lari delapan kali, Rindu dan Angga tetap empat kali” jawab Pak Danar kemudian berjalan memasuki ruang BK. “Yah Pak” Daihan garuk-garuk kepala menyaksikan berlalunya Pak Danar.

Daihan yang sedari tadi berlari di belakang Rindu mempercepat larinya untuk menyusul Rindu. “Halo?” sapa Daihan disertai senyuman khasnya. “Kamu kenapa sih pake ikut-ikutan ngaku salah segala?” tanya Rindu dengan tetap berlari pelan ketika mendapati Daihan sudah berada di sampingnya. “Emang kenapa? Kalo kamu aja bisa sampe segitunya belain Angga, aku juga bisa dong sampe segininya belain kamu” jawab Daihan.

Daihan dan Rindu,
Di UKS SMA Bakti Jaya

“Loh, Daihan? kok di UKS?” kata Rindu bingung sambil berusaha bangun dari posisinya tidur. “Kamu tadi pingsan. Nggak usah bingung siapa yang gendong kesini, udah pasti aku” jawab Daihan. Rindu melihat-lihat ke sekeliling UKS. “Angga udah di kantin, dipanggil Linda tadi, dia titipin kamu ke aku” kata Daihan. “Kok kamu tau aku lagi nyari Angga?” tanya Rindu. “Ya taulah, siapa lagi kalo bukan Angga, aku mana mungkin, kan aku udah jelas-jelas disini” jawab Daihan.
“Huh” Daihan mengusap keringat di dahinya dengan telapak tangan kanannya. “Kenapa?” tanya Rindu. “Bener kata Dilan. Rindu itu berat. Capek aku gendongnya” jawab Daihan. “Sa ae Lu!” Rindu kemudian tertawa. “Nanti sore ada acara nggak? Nonton yuk” tanya Daihan. “Wah, aku udah ada janji mau nonton juga, sama Angga” jawab Rindu. “Yaudah nonton bertiga aja kalo gitu” kata Daihan. Rindu mengerutkan dahinya. “Haha, aku cuman bercanda kalik, mukanya serius gitu. Aku nggak bakal ganggu kalian kok, haha” tambah Daihan lagi.

Apa sih Rindu!? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang