Day-Four

3.3K 121 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi, saat nya anak SMA PANCA BHAKTI berlarian memasuki kelas nya masing-masing. Namun, masih ada siswa yang tidak masuk kelas, yaitu Revan. Seperti biasa, dia akan memasuki kelas nya jika guru pelajaran sudah menyuruhnya masuk. Disaat itu,ada yang risih melihatnya di luar sendirian. Karena, sudah tidak ada lagi siswa yang di luar kelas saat bel masuk sudah berbunyi.

"Van, lo ngapain sih masih di luar? Masuk ga?!" tanya tegas Rinada.

"Suka suka gue lah,siapa lo siapa gue ngatur-ngatur aja!" jawab Revan sewot.

"Ih! Lo tu dibilangin sekali nurut ngapa! Sebelum guru masuk,lo harus udh di dalem. Gue gamau tau!"

"Bodoamat! Kalo gue tetep maunya di sini gimana?"

"Argh! Gue bejek-bejek lu jadi perkedel! Kesel gue"

"Silahkan kalo bisa"

"Huft! Capek gue ngomong sama lo!"

"Suruh siapa lo ngomong sama gue?"

"Anjir ni bocah jawab baee"

"Apaa?"

"Ng-nggak!" berhenti sejenak Rinada bicara "masuk ga lo? Atau gue catet di buku sekretaris gue?"

"Iya iya gue masuk! Bawel amat si lo!"

*akhirnya,dia masuk ke kelas juga. Huft capek gue ngaturnya*gumam hati Rinada.

Tidak lama kemudian, guru kimia pun memasuki kelas. Guru yang sekaligus bisa sebagai hiburan buat anak kelas, karna guru kimia ini tidak sekiller guru-guru lainnya. Namanya bu Indah.

"Selamat pagi anak-anak" salam sapa bu Indah.

"Selamat pagi buuu" sahut anak kelas agak senang.karena tidak guru killer.

"Baiklah, tugas yang ibu berikan minggu lalu sudah kalian kerjakan?" tanya bu Indah.

"Sudah buu" jawab mereka serempak. Namun, merasa ada yang tidak mengerjakan. Disitu bu Indah melihat ada wajah yang murung.

"Hmm,ada apa Rinada? Kamu tidak mengerjakan tugas dari ibu?" tanya bu Indah ke Rinada.

"Mmm, i-ii-" ucapan Rinada terpotong oleh Revan.

"Bu!" acunh Revan.

"Iya Revan?"

"Rinada bawa bukunya kok bu,nih ada di saya. Mungkin tadi dia lupa naro nya. Yang tidak bawa itu saya bu"

"Benar itu Rinada?"

"E-eh, i-iya bu" *kenapa Revan nolongin gue? Itu kan buku dia,bukan buku gue. Yang ga bawa itu gue,bukan dia.Apa dia udh ngerjain tugas nya bu Indah?*

"Hmm,harus nya kamu tidak ceroboh Rinada"

"I-iya bu maaf"

"Yasudah ambil buku kamu, dan kamu Revan ibu hukum kamu menyapu sepanjang koridor ini karena kamu tidak mengerjakan dan membawa buku mata pelajaran ibu"

"Iya bu" jawab mereka serempak.

Setelah dua jam pelajaran bu Indah selesai. Kemudian dilanjut mata pelajaran Fisika. Namun,guru fisika tidak masuk dikarenakan ada urusannya. Terlihat Revan sedang tidur di mejanya yang kedua tangannya di tekukkan di atas meja,dan kepalanya ditaruh di atas kedua tumpukan tangannya. Rinada pun menghampiri Revan.

"Van,gue mau ngomong sama lo. Gue boleh duduk disini sebentar?" tanya Rinada.

"Oh silahkan,gaada peraturan yg ngelarang lo duduk di sini kan?" berhenti sejenak "mau ngomong apa?"

"Mm,itu tadi. Kenapa lo nolongin gue? Padahal kan itu buku lo,bukan buku gue. Yang ga bawa itu gue,bukan lo. Dan apa lo udah ngerjain tugas itu?"

"Udah ngomong nya?"

"Ish! Udahh"

"Lagian ngomong panjang lebar,kapan gue di kasih kesempatan ngomong??" berhenti sejenak "gue tadi itu lagi males belajar, makanya gue kasih buku gue ke elo. Ga salah kan gue bantuin lo kali kali? Soal udh ngerjain belom nyaa,gue udah kerjain tugas itu. Jadi lo tenang aja. Buku itu juga belum gue namain kok"

"Trus kenapa lo nolongin gue? Kan lo jadi kena hukuman"

"Kenapa gue nolongin lo? Itu ga masalah buat gue. Gue baru sadar,kalo lo ituu cewek manis yang ga pantes gue usik terus hidupnya. Dan gue liat,lo cewek yg bertanggung jawab. Kalo gue kena hukuman itu..ga masalah,yang penting lo ga kena hukum sama bu Indah" jelas Revan pada Rinada yang berhasil membuat pipi Rinada memerah seperti kerang rebus.

"M-makasih van. Gue ga nyangka lo bisa sebaik ini sama gue"

"Sama sama manis"dan kedua kali nya Rinada di buat malu oleh Revan.

🏡🏡🏡

*tumben si Revan bersikap manis sama gue, ga biasa-biasanya dia kaya gini sama gue. Jadi penasaran* gumam hati Rinada. Pertanyaan itu membuat Rinada penasaran dan ingin mencari tahu. Dan pertanyaan itu terus saja mengiang di pikiran Rinada yang berhasil membuat dia senyum-senyum sendiri.

Tak sadar kalo Ricko,kakak nya sedang memperhatikan nya di balik pintu kamar Rinada.

" ciee adik kakak senyum-senyum aja dari tadi, ada apa nih? Lagi jatuh cinta ya?" ledek Ricko.

"Eh, kakak, sejak kapan kakak disitu? Masuk kak!"

"Ada apa nih? Ko dari tadi senyum-senyum sendiri aja? Lagi jatuh cinta ya?"

"Ih kakak, apaansih, enggak kok heheh"

"Trus kok kenapa senyum-senyum sendiri?"

"Enggak kak,aku cuma lagi heran aja. Masa cowok yang biasa ngusik hidup aku,bikin kacau setiap hari aku. Tiba-tiba dia bersikap manis sama aku gitu. Tadi aja dia nolongin aku dari hukuman bu Indah karena aku ga bawa buku mapel nya dan ga ngerjain tugasnya"

"Oohhh...mmm, mungkin dia mulai ada rasa sama kamu dek"

"Gatau deh kak. Tapi tadi dia sih bilang aku manis heheheh"

"Ciee jatuh cinta hahahahah"

"Ish kakak apaansii. Besok aku mau perjelas ke dia"

"Dek, tapi inget yah. Kamu ga boleh segampang itu percaya kata-kata manis setiap cowok. Kakak gamau kamu sakit hati sampe nangis cuma gara-gara cowok"

"Haaa kakaakk,jadi terhura aku heheh. Iya kak aku ga akan langsung percaya kok. Sayang kakaakk"peluk Rinada pada Ricko kakak tersayangnya.

Helloo guys segini dulu. Karena ini juga lagi ada waktu sedikit heheheh
Jangan lupa follow ig aku yah @rhyanjani_

Sekretaris Kelas VS Perusuh KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang