lagi?

8.4K 412 10
                                    

Gama sedang sibuk sebelum seorang wanita memasuki ruangannya yang membuat perhatiannya teralihkan ke perempuan itu.

"Hai, gam?" sapa wanita tersebut.

Dengan tatapan datar yang dingin gama membuang mukanya kembali fokus ke laptop didepannya.

"Kau tidak suka aku kemari, gam?" tanya teresha.

"Siapa yang mengizinkanmu memasuki ruanganku,sha?aku tidak ada waktu untuk berbicara Sekarang" ucap gama tanpa menghentikan ketikannya pada keyboard.

"Tapi.. " belum sempat teresha menyelesaikan pembicaraannya. Gama mengangkat telepon yang ada dimejanya. Lalu mendial nomor sekretarisnya, vela.

"Keruangan ku, sekarang!" ucap gama sedikit menaikkan oktaf.

Tak lama mita memasuki ruangan gama dengan terburu-buru.

"Ada apa tuan?" tanya mita.

Gama menatap mita tajam "mengapa kau mengizinkannya untuk memasuki ruanganku?!" tanya gama.

"Maaf tuan, tadi wanita ini bilang kalau dia sudah mendapat persetujuan dari tuan untuk datang" ucap mita.

Tadi saat teresha datang, wanita ini memang bilang kalau dia sudah meminta izin pada gama untuk datang. Sebenarnya mita tahu wanita ini adalah wanita yang gama temui kemarin. Mungkin mereka ingin berbicara lagi. Jadi mita mengizinkan wanita itu untuk masuk.

Gama menatap mita tajam, lalu berganti menatap teresha. "Pergilah,teresha" ucap gama.

"Aku dengar kau sudah memiliki tunangan,gam" ucap teresha yang tak memperdulikan ucapan gama yang mengusirnya "apa karena itu kau tidak mau kembali kepadaku?" tanya teresha.

Gama menatap teresha kembali "dari mana kau tahu jika aku sudah bertunangan?" tanya gama penasaran.

Teresha tersenyum, bukan senyum bahagia. Melainkan sebuah senyum menyakitkan.pandangan teresha beralih menatap jemari tangan gama yang tersemat cincin disana. Teresha tidak terlalu melihat cincin itu saat ia bertemu dengan gama kemarin.dan sekarang ia melihatnya dengan jelas.

"Cincin dijarimu menunjukkan jika itu benar" ucap teresha memandang gama dengan tatapan sendu."aku sangat iri dengan tunanganmu, gam" lanjut teresha.

Mita yang masih berdiri ditempatnya, merasa rendah diri. Pasalnya ia merasa seperti tidak pantas jika ia menjadi tunangan bosnya. Meski ia tahu jika itu adalah pertunangan palsu.

"M.. Maaf. Saya permisi tuan" ucap mita yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruang gama.

Mita melangkahkan kakinya kearah pintu ruangnya gama. Sebelum gama menghentikan langkahnya.

"Kau tidak cemburu,fiancee? " ucap gama.

Mita membulatkan matanya saat gama berbicara seperti itu dihadapan wanita yang mita ketahui bernama teresha.

Teresha menatap punggung mita, kaget. "Fiancee? Kau.. Bertunangan dengan sekretarismu sendiri,gam?yang benar saja" ucap teresha.

Gama berdiri lalu menghampiri mita. Menarik tangan itu agar menghadapnya."jangan terlalu terburu-buru, temani aku disini" ucap gama.

"Ta.. Tapi saya banyak pekerjaan, tuan" ucap mita.

Gama mempererat genggaman ditangan mita, agar mita mengerti maksudnya."perkenalkan, dia tunanganku, namanya marvela" ucap gama pada teresha.

"Tuan" bisik mita.

"Dia? Tunanganmu?apa kau sedang bercanda sekarang?" tanya teresha.

"Apa aku perlu membuktikannya padamu?" tantang gama.

The Crazy BOSS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang