Latisha mengkerutkan keningnya karena melihat menantunya menangis.
"Kamu kenapa Na?"
Qorina hanya terdiam lalu duduk di samping Qorina.
"Ibu jalani operasi kapan?"
"Kata dokter besok Na."
Qorina hanya mengangguk lalu menghapus air matanya.
"Kamu kenapa? Ada apa?"
"Ngga papa buk. Buk Qorina pamit dulu Na mau pulang sebentar." Ucap Qorina menyalami sang mertua.
"Kamu sudah menemui Zul?"
Ucapan Latisha membuat Qorina terdiam lagi lagi dia terbayang bagaimana Lail memeluk suaminya dan kenapa Zul diam saja?
"Belum buk." Ucap Qorina pelan.
"Permisi buk. Assalamualaikum"Lanjutnya dan berlalu
" waalaikumsalam."
Tidak berapa lama kepergian Qorina muncullah Zul.
"Buk dimana Qorina?" Ucap Zul dengan napas tersenggal.
"Zul.. Tadi Qorina pulang."
"Pulang?"
Latisha mengangguk. Zul mengusap wajahnya kasar.
"Ada apa nak?"
"Ngga ada apa apa. Gimana ayah. " Refleks Zul menanyakan ayahnya
Latisha yang terkejut hanya terdiam memandang Zul tak percaya.
"Kamu nanyain ayah nak?"
Lagi lagi Zul mengusap wajahnya kasar.
" Sudahlah buk lupakan. Zul mau menyusul Qorina. Assalamualaikum" Ucapnya berlalu begitu saja setelah menitipkan ibunya pada supir pribadi mereka.
"Waalaikumsalam..." Jawab Latisha
Qorina tidak pergi ke rumah Zul melainkan ke rumah Reza.
"Assalamualaikum.." Ucap Qorina sembari berurai air mata.
"Waalaikumsalam.." Eva terkecekat melihat adik iparnya yang berurai air mata.
"Na kamu kenapa?"
Qorina berhambur memeluk Eva dia tak henti hentinya menangis.
"Ayo masuk dulu yuk." Ajak Eva.
Qorina hanya mengangguk lalu masuk kedalam rumahnya, Kini Qorina sedang duduk bersender di sofa memejamkan matanya dia tak mau mengingat ngingat kejadian tadi
"Ada apa sih Na?" Tanya Eva membawa kan secangkir teh untuk Qorina.
Qorina belum menjawab melainkan meminum teh yang di bawakan Eva.
"Na boleh nginep dulu mbak?"..
" loh boleh dong ini kan rumah kamu juga." Jawab Eva.
"Kamu belum jawab mbak loh Na. Kamu kenapa?"
"Na gapapa mbak. Oh ya jangan bilang bilang kak Za ya." Ucap Qorina tersenyum
Eva yang tidak mengerti dengan adik iparnya ini pun hanya mengangguk.
Qorina tersenyum lalu berjalan menuju kamarnya.Qorina merebahkan tubuhnya dan lagi lagi airmata itu datang sakit sekali jika membayangkan bagaimana Lail memeluk suaminya.
"Asstagfirullah.."
Qorina membuka haandphone nya dan terkejut ketika melihat 20 panggilan tak terjawab dan 30 pesan dari Zul.
Ingin sekali Qorina menelpon Zul tapi hatinya berkata lain hatinya saat ini sedang terluka.. Mungkin saat ini Qorina harus menjauh dulu untuk menenangkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Romance"Saya berjanji akan selalu ada disisi kamu Na, Kita hadapi bersama suka maupun duka, Kamu adalah bidadari cengeng yang allah titipkan kepada saya." Bisik nya di telingaku. Aku tersenyum mendengar bisikan sebelum tidur yang selalu ia bisikkan setiap...