"Kamu gapapa?"
Qorina mengangkat wajahnya, dia sangat terkejut karena laki laki yang berdiri di hadapannya kini adalah hafiz.
"Pak As..eh pak hafiz." Qorina langsung menutup mulutnya.
Sedangkan hafiz malah terkekeh melihat tingkah Qorina.
"Kamu bingung mau manggil apa? Jangan pak kita cuma beda 2 tahun. Ka atau mas terserah kamu." Ucapnya tersenyum
Qorina tersenyum kikuk dia berusaha berdiri tapi tidak bisa karena memang seluruh tubuhnya sedang bergetar hebat.
"Asstagfirullah Na, badan kamu..." Hafiz terlihat panik
Dia segera berjonkok di hadapan Qorina dan mengambil botol minum.
"Ini minum dulu, badan kamu gemeteran gini." Ucap hafiz memberika botol minum kepada Qorina, Qorina menerima botol itu dengan tangan bergetar dan segera meminumnya.
"Kamu yakin gapap Na?"
"Gapapa mas makasih ya." Ucap Qorina.
"Kamu udah baikan?"
"Alhamdulillah." ucap Qorina lalu mulai bangkit hafiz pun mengikuti.
"Kamu mau kemana? "
"Mau kerumah sakit harapan kasih."
"Saya anter ya?" Tawar hafiz.
"Ahh ngga mas jangan saya lagi nunggu taksi kok." Ucap Qorina melihat kearah jalan tapi sayang tidak ada satupun taksi yang lewat.
"Saya khawatir Na." Ucap hafiz pelan
Qorina langsung menoleh dan mengkerutkan keningnya.
"Iya saya takut kalo kamu pergi sendirian saya takut terjadi seperti tadi."
Qorina tersenyum karena ada taksi dia pun segera menghentikannya
"Gapapa mas Na udah biasa ko. Yaudah ya mas Na pergi makasih.Assalamualaikum" Ucap Qorina lalu memasuki taksi tersebut.
"Waalaikumsalam." Jawab Hafiz.
Taksi itu melesat begitu saja. Hafiz masih setia berdiri disana hingga taksi itu hilang di kelokan jalan setelah itu baru dia pergi menuju mobilnya.
Qorina menyusuri koridor rumah sakit dengan tergesa gesa, sesekali dia merapikan hijabnya yang sedikit berantakan.
Sesampainya di depan pintu ruang melati Qorina segera masuk.
"Assalamualaikum.." Ucap nya membuka pintu.
Danu sedang tertidur pulas dengan beberapa selang darah yang memasuki tubuhnya.
Qorina hanya tersenyum miris melihat ayah mertuanya yang lemah tak berdaya, bagaimana dia menceritakan tentang Zul kepada ayahnya Qorina sangat tidak tega. Tapi jika Qorina tidak bercerita bagaimana nasib perusahaan Zul?
Qorina berjalan satu langkah, tapi Danu sudah membuka matanya terlebih dahulu.
"Kamu disini Na?" Ucapnya dengan suara parau.
"Sejak kapan?" lanjutnya.
"Na baru sampai yah." Ucap Qorina lalu duduk di kursi samping ranjang.
"Ayah apa kabar?"
"Seperti yang kamu lihat.."
"Ayah udah makan?"
"Sudah tadi perawat yang membawa makanan."
Qorina hanya tersenyum lalu terdiam, memang benar buah jatuh tak jauh dari pohonnya Danu pun sama kepekaannya sangat tinggi seperti Zul.
"Ada apa Na? Ada masalah apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Romance"Saya berjanji akan selalu ada disisi kamu Na, Kita hadapi bersama suka maupun duka, Kamu adalah bidadari cengeng yang allah titipkan kepada saya." Bisik nya di telingaku. Aku tersenyum mendengar bisikan sebelum tidur yang selalu ia bisikkan setiap...