Laura & Javier || Bab. 17

4.9K 229 3
                                    

24 April 2018...

Kedekatan kami berawal dari persahabatan. Aku harap, kedepannya ikatan persahabatan ini, berganti menjadi ikatan percintaan...

Javier...

Javier

Tepat pukul 05.00 pagi, aku bangun tidur. Setelah membersihkan diri sebentar, aku turun ke lantai bawah menuju ke dapur untuk memasak. Tapi saat menuruni tangga, pelan-pelan aku menghirup wangi masakan yang sangat lezat dari arah dapur. Aku mempercepat langkahku untuk menuruni tangga dan berjalan ke arah dapur. Suara merdu Ariana Grande menyanyikan lagu One Last Time terdengar dari handphone. Sedangkan pemilik handphone tersebut, saat ini sedang berdiri di depan kompor, memasak sesuatu. Saat aku mencapai pintu dapur, Laura mematikan kompor dan menutup panci yang ada di atas kompor itu. Ia berbalik dan langsung terkejut saat melihat ku tepat berada di belakangnya.

"Ya Tuhan... Kau ini... Mengagetkanku saja. Jangan pernah muncul tiba-tiba seperti itu lagi." katanya kesal.
"kau tidak takut sama hantu. Tapi kenapa kau malah kaget saat melihat ku?"
"kaget sama takut itu beda. Lagi pula, itu salahmu karena kau muncul tiba-tiba."
"sebenarnya Apa yang sedang kau masak...?" tanyaku mengabaikan perkataannya.
"Yang ada di kompor itu sop. Aku juga memasak ayam bumbu kuning. Ayamnya sudah matang. Saat kita makan, baru aku akan menggorengnya."

"Apa...? Ayam bumbu kuning...?"
"Iya..."
"Aku suka ayam bumbu kuning."
"Aku tidak tau, kalau kau suka. Tapi aku senang, karena kau menyukainya. Setidaknya, aku tidak memasak dengan sia-sia."
"Tentu saja tidak. Semua masakanmu kan, sangat lezat. Tapi, seharusnya kau membangunkanku juga."
"Aku tidak mau merepotkanmu. Kau itu adalah tuan rumah disini. Jadi, bagaimana mungkin aku melakukan hal itu."

"Sekarang masih jam 05.00 lewat beberapa menit. Jam berapa kau bangun hingga semua masakannya sudah matang seperti ini."
"Jam 04.00."
"Itu pagi sekali. Bagaimana kau bisa bangun sepagi itu. Padahal kau tidur jam 11.00 malam."
"Sekarang ada benda pipih ini. Jadi, aku menggunakannya untuk membangunkan ku jam 04.00 tadi." ucap Laura sambil menunjukkan handphone yang sekarang sudah ada di tangannya.

"Zaman sekarang kan serba instan. Jadi, gunakanlah sebaik mungkin dan semanfaat mungkin." Aku pun hanya mengangguk setuju dengan perkataan Laura. Kemudian aku ingat, biasanya jam segini Laura akan pergi Yoga. "Setelah ini, apa kau akan berYoga." "Iya... Aku akan beryoga."
"Boleh aku ikut...? Aku memang tidak bisa beryoga. Tapi aku ingin belajar beryoga."
"Aku senang sekali kau ingin belajar beryoga. Dan aku akan dengan senang hati melatihmu"

"Baiklah... Aku ganti baju dulu." ucapku senang lalu beranjak keluar dari dapur. Aku langsung berlari menaiki tangga menuju kamarku. Beberapa menit kemudian, aku sudah siap dengan baju olah raga ku. Dan sekarang, kami sudah berada di tepi pantai.
"Baiklah... Karena kau adalah pemulah, Aku akan melatihmu dasar-dasar dari Yoga. Kau pasti bisa melakukannya, mengingat kau juga sering berolahraga. Jadi aku rasa, tubuhmu cukup untuk melakukan gerakan ini." Aku tersenyum menanggapi perkataannya.
Laura kemudian Ia pun mulai mempraktikkan gerakan-gerakan dasar dari Yoga. Aku mengikutinya. Setelah itu, dia pun melihat Aku melakukan yoga.

"Aku senang kau melakukan seperti yang aku lakukan tadi. kau memang bisa melakukannya." Ucapnya senang saat lihat aku melakukannya semua gerakan yang ia Perlihatkan tadi dengan benar. Setelah itu, kami pun bener-bener larut dalam olahraga yoga bersama. Sebagai penutup dari Yoga, kami bersama-sama melakukan meditasi, sambil menghadap ke laut, dengan kehangatan sunrise yang perlahan-lahan muncul di ufuk timur. Aku benar-benar terpesona, dengan pemandangan di hadapan ku ini. Apa lagi menatap wajah Laura yang tengah bermeditasi. Dia terlihat sangat cantik dan mempesona. Aku terus menatapnya, hingga Ia membuka mata dan aku langsung buru-buru menutup Mata, pura-pura ikut bermeditasi.

 Laura & Javier (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang