Laura & Javier || Bab. 27

4.3K 182 0
                                    

6 Juli 2018...

Kebersamaan ini membuatku sangat bahagia. Aku harap kami akan tetap seperti ini...

Javier...

Aku Update Lagi....
Happy Reading & Sorry For Typo....

Javier

           Aku sudah bersiap-siap dan sekarang aku duduk di sofa, didalam ruang tamu di villaku. Aku sedang menunggu Laura, untuk keluar dari kamarnya. Beberapa saat kemudian gadis itu dari keluar dari kamarnya.
"Apa kau sudah siap...?" tanyaku pada Laura, saat ia sudah berdiri di hadapanku. Ia memakai dress putih yang cantik dan juga sebuah tas kecil yang di cangklongnya di punggungnya.

"Aku sudah siap. Ayo kita pergi." ujar Laura padaku. Aku langsung berdiri dari sofa lalu menggandeng tangannya, kemudian kami berdua keluar dari Villa ku. kami berjalan menyusuri jalan kecil untuk menuju ke dermaga. Beberapa saat kemudian, kami Akhirnya sampai di dermaga itu. Aku membantunya untuk naik ke atas Yacth milikku. Setelah itu, aku pun menyusulnya.

       Kami pun akhirnya berlayar ke tempat tujuan kami, yaitu sebuah pulau, di mana tanpa Sengaja aku temukan. Saat itu Aku sedang berlayar sendirian. Lalu aku melihat sebuah pantai di pulau itu dengan pasir yang begitu putih. Aku penasaran dengan pulau itu dan aku pun memutuskan untuk berlabuh di dekat Pulau itu. Aku turun ke darat dengan menggunakan Sekoci. Saat sampai di darat, aku menyusuri pantai pulau itu.

         Tidak lupa aku juga menjalajahi pulau ini dan menemukan pemandangan yang sangat indah. Dan Ya... Seperti yang aku bilang sebelumnya pada Laura, aku berjanji pada diriku sendiri, aku tidak akan menunjukkan tempat yang indah ini pada siapapun sebelum aku menunjukkannya pada wanita yang aku cintai. Dan wanita yang aku cintai adalah Laura. Karena itulah, aku akan membawanya ke sana. Setelah itu, aku baru mengajak saudara-saudaraku untuk datang ke tempat itu.

"Apa kita masih lama..."
Pertanyaan Laura mengembalikan pikiranku ke dunia nyata, Setelah berkelana memikirkan kejadian saat pertama kali ku menemukan tempat itu. Aku melihat ke depan dan berusaha memprediksi posisi kami.
"10 menit lagi sayang..." jawabku dengan menggunakan kata sayang pada Laura, dan mendapat respon dengan semburat merah di pipi Laura.

ternyata gadisku tengah merasa malu rupanya

"Sayang..." tanyanya kemudian.
"Memangnya kenapa...? Bukankah itu panggilan seorang pria atau wanita, untuk pasangan merasa yang dicintai kan..." Semburat merah itu semakin menjalar, hingga sekarang seluruh wajahnya benar-benar merah.
Kau ini seperti anak perawan saja. Padahal tidak lagi." ucapku santai sambil memperhatikan ekspresinya.
"Javier...!!! Apa yang kau--" ucapan Laura terhenti saat aku mengecup sekilas bibirnya.
"Kau memang menyebalkan." lanjutnya setelah kecupan itu berakhir.

        Yang aku prediksi tadi sangat tepat. 10 menit kemudian, kami akhirnya sampai di Pulau itu. Aku menurunkan jangkarnya ke dalam air laut. Lalu, kami pergi ke darat dengan menggunakan Sekoci. Laura sedikit ketakutan saat ia naik sekoci itu. Tapi aku menenangkannya dan membuatnya kembali tenang. Pada akhirnya, kami benar-benar sampai di daratan Pulau itu. Kami menarik Sekoci, itu sampai di tepi pantai lalu mengikatnya, agar saat air lautnya sedang pasang, sekoci itu tidak terbawa air laut.

       Aku mengajak Laura untuk masuk ke dalam hutan Pulau itu. Aku tahu, gadisku tidak akan pernah takut berada di Pulau ini. Tentu saja, gadis dengan hobi suka menonton film horor tidak mungkin merasa takut dengan pulau kosong ini. Dia mungkin akan takut jika ada binatang seperti ular berbisa, atau binatang-binatang buas. Tapi aku pastikan, Kalau tidak ada binatang buas seperti itu di Pulau ini. Kami berjalan melewati Jalan Setapak yang sudah aku buat dan akhirnya kami sampai di tempat itu. Tempat dimana semua keindahan Pulau itu ada disana.Apa kalian ingin tahu, seperti apa keindahan Pulau ini.

 Laura & Javier (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang