Laura & Javier || Bab. 18

4.9K 218 2
                                    

25 Mei 2018...

Bertemu kakak-kakaknya...?
Aku tidak tau apa reaksi mereka pada ku

Laura

Laura

Aku menatap Justin dengan tatapan tidak percaya.
"Justin Apa kau yakin kau ingin memberikan pekerjaan itu padaku..?"tanyaku masih tidak percaya.
"Tentu saja aku merasa sangat yakin. Kau tahu, seperti yang aku bilang tadi. Dilihat dari skestanya saja, taman yang kau buat ini terlihat indah. Apalagi saat semuanya sudah jadi. Pasti terlihat sangat indah." ucap nya bersemangat.
"Terima kasih karena kau mau mempercayaiku. Tapi aku punya syarat."
"Apa itu..?"

"Sebenarnya, sebelum aku membuat taman untuk villa Javier, aku sudah memiliki gambaran yang cukup bagus untuk tamam Resort milikmu."
"Maksudnya...?" tanya Justin bingun karena aku bukannya mengatakan syarat yang ingin aku ajukan, aku malah menceritakan awal munculnya ide untuk membuat taman.

"Maksudku adalah... Aku ingin merubah taman di Resort Milikmu dan memberi sedikit tambahan spot spot bagus untuk berfoto, bagi orang ingin berfoto selfi Ataupun membuat Vlog. Dan jika kau berminat, maka aku akan membuatnya untukmu. Dan untuk itu, pertama-tama yang kau lakukan adalah, Buatlah patung. Tidak perlu patung yang dibuat dari semen ataupun tanah liat, tapi cukup patung yang terbuat dari kayu dan patung-patung itu harus berbeda. Maksudku setiap patung harus memiliki pose yang berbeda. Seperti pose orang yang sedang berjongkok, orang yang sedang duduk dan lain sebagainya. Patung itu juga berupa patung biasa tanpa ukiran rumit. Apa kau mengerti maksudku...?" Tanyaku sambil menatap lekat ke arah wajah Justin. Dilihat dari Ekspresi wajahnya, sepertinya Justin menyukai ide ku.

"Boleh. aku setuju. Idemu sangat bagus." jawabnya dengan senyum sejuta Watt. Aku ikut tersenyum melihat senyum Justin. Aku kemudian menoleh kearah Javier yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa Javier... Kau sepertinya sedang memikirkan sesuatu." tanyaku penuh selidik.
"Jika kau menerima tawaran Justin, bagaimana dengan taman di Villa ku?"

"Tentu saja kita akan membuatnya sampai selesai. Aku akan mengerjakan Taman Resort setelah kita selesai membuat taman di Villamu ini. Jadi kau tidak perlu khawatir tentang hal itu. Lagi pula aku menyukai taman yang aku buat ini. Jadi kau tidak perlu takut."
"Baiklah kalau begitu. Aku rasa kita semua sudah sepakat. Setelah mengerjakan tamanmu, Laura akan mengerjakan Taman Resort. Dan ya... Sepertinya kalian harus cepat masuk agar cepat mandi dan berganti pakaian. Jika tidak, kalian pasti akan sakit." ujar Justin mengingatkan aku dan Javier.

"Oh iya... Kau benar. Karena keasyikan berbicara denganmu, aku malah melupakan apa yang harus aku lakukan. Ayo Javier. Kau juga." ucapku pada Javier kemudian berlalu masuk ke dalam Villa. Aku langsung berjalan menuju kamarku untuk mandi. Dan aku sangat bersyukur, karena kamar mandi yang ada di dalam kamarku memiliki bathtube. Karena itu, aku memutuskan untuk berendam.

       Aku mulai mengisi bathtube dengan air. Kemudian menumpahkan sabun ke dalamnya. Setelah merasa cukup, akupun langsung menanggalkan seluruh pakaianku yang basa itu dan memasuki bathtube. Di dalam bathtube, tubuhku menjadi rileks. Perlahan tapi pasti, aku menutup mata dan perlahan-lahan, masuk ke alam mimpi akibat dari wangi sabun bercampur dengan wangi lilin aromatherapy, yang sengaja aku bakar untuk merilekskan pikiran ku. Aku pun jatuh tertidur. Tapi beberapa saat kemudian, tidurku terganggu saat mendengar gedoran dari pintu.

        Aku membuka mataku dan mendapati, kalau saat ini aku masih berada di dalam bathtube. Aku cukup kaget. Ternyata aku ketiduran di dalam bathtube. Astaga... Apa aku sudah gila. Bagaimana mungkin aku ketiduran di dalam batu seperti ini. gedoran itu kembali terdengar dan kali ini disertai dengan teriakan tidak sabar dari orang yang menggedornya. Jika kalian menebak orang itu adalah Javier, kalian benar sekali. Pria itu sepertinya tidak sabara. Terbukti dari gedoran pintu yang tiada henti itu.

"Laura... Laura... Jawab aku. Apa kau ada di dalam. Astaga ni anak." geram Javier menahan marah. Gedoran itu kembali terdengar.
"Ya ampun... Jangan-jangan dia ketiduran, lagi di dalam bathtube. Astaga bagaimana mungkin dia bisa tertidur saat berendam di dalam bathtube seperti ini..??!"
Gedoran itu ini semakin kuat dan aku mulai kesal. Javier benar-benar tidak bisa bersabar sedikit saja.

 Laura & Javier (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang