Laura & Javier (End)

Laura & Javier || Bab 38.

16 Agustus 2018....

Pemandangan sunrise itu sangat indah. Tapi itu tidak cukup untuk membuatku berkata jujur padanya.

Laura

Aku Update Lagi...
Happy Reading & Sorry For Typo...

Laura

           Sudah cukup lama aku menunggu Javier kembali, tapi sampai sekarang pun, pria itu tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Aku sudah lama menunggu karena itu aku pun memutuskan untuk keluar dari kamarku untuk mencari Javier. Apalagi aku juga sudah menyelesaikan desain tamannya. Aku mengambil jalan menuju dapur karena Javier memang pergi ke dapur untuk mengembalikan piring bekas makan kami yang kami pakai tadi. Tapi saat sampai di dapur, aku tidak menemukan pria itu ada di sana. Di tempat itu, hanya ada para pekerja saja. Aku pun bertanya pada salah satu pekerjaan yang ada di situ.

"Mbak boleh tanya, mbak lihat Javier tidak?" tanyaku penuh harap.
"Pak Javier ya..."
"Iya benar."
Tadi aku melihat, dia diajak Pelita ke Gazebo," jawab wanita itu padaku.
"Terima kasih Mbak," balas ku padanya. Aku tahu di mana Gazebo itu berada, karena tadi aku melihatnya saat berkeliling Resort. Aku pun melangkah cepat ke arah tempat itu.

          Dari jauh aku sudah melihat Javier dan seorang gadis kecil yang kemungkinan besar bernama Pelita itu. Mereka sedang asyik melakukan sesuatu. Karena tidak ingin mengganggu kegiatan keduanya, aku pun melangkah pelan-pelan menuju tempat itu dan berdiri sedikit jauh dari mereka, agar bisa mendengarkan apa saja yang sedang mereka bicarakan. Saat ini, aku melihat perdebatan yang terjadi antara Javier dan gadis kecil yang bernama Pelita itu.

            Aku juga melihat Javier tersenyum. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu, sehingga membuat ia bisa tersenyum seperti itu. Dia sangat tampan, dengan pesonanya tersendiri.
"Kenapa Om senyum sendiri seperti itu?" tanya Pelita dengan wajah penasaran .
Javier terlihat gelagapan mendengar perkataan Pelita. Tapi, dengan cueknya Ia pun berkata, "Tidak ada apa-apa."
"Jangan bohong Om..."
"Kenapa Pelita berkata seperti itu? om tidak berbohong," elak Javier.

"Katanya... Orang yang tersenyum sendiri seperti itu hanya ada dua. orang gila atau orang yang sedang jatuh cinta. Om yang mana gila? atau jatuh cinta? ucap Pelita memancing Javier dan Javier malah masuk ke dalam perangkapnya.
"Jatuh cinta," jawab Javier tidak sadar aku hanya berpikir apa dia benar-benar mencintaiku. Apakah yang baru sajak membuat dia tersenyum sendiri itu, adalah diriku? Entahlah aku sendiri juga tidak tahu.

"Nah... Berarti ada sesuatu kan?" ucap Pelita dengan mata berkilat geli.
"Ok Pelita... Itu benar," ucap Javier akhirnya pasrah. Aku langsung tertawa mendengar ucapan pasrahnya. Astaga... Aku tidak menyangka jika gadis kecil itu bisa membuat Javier tidak berkutik seperti ini.
"Laura... Sejak kapan kau ada di sini?"
"Apa itu penting?" balas kubertanya. Aku melihat ekspresinya dan Ia sepertinya merasa malu.

"Ini lucu sekali Javier... Bagaimana mungkin kau bisa terjebak dengan pertanyaan polos dari gadis kecil ini," ucapku masih dengan tawaku. Yap aku benar-benar tidak bisa menahan diriku untuk menertawakan Kejadian ini.
"Jangan menertawakan aku seperti itu Laura. Kau akan tahu sendiri saat kau berhadapan dengan gadis kecil ini."
"Iya... Iya.... Iya... aku sudah melihatnya dari tadi." Tentu saja. Karena aku memang sudah memperhatikan mereka berdua sejak mereka mulai berdebat.

          Dalam hati aku berpikir, apakah Javier akan bersikap seperti itu saat berhadapan dengan anak-anaknya nanti? Aku mengusap pelan perutku aku melakukannya dengan sangat pelan sehingga tidak disadari oleh Javier.
"Desain tamannya sudah selesai?" tanya Javier padaku, saat aku memutuskan untuk duduk di bangku kosong yang ada di Gazebo itu.
"Iya sudah selesai. Aku menunggumu di kamar, tapi kau juga tidak kembali. Karena itulah aku keluar untuk mencarimu. Aku bertanya pada salah satu pegawai Resort dan dia bilang kau di sini bersama Pelita. Karena itulah aku ke sini," jawabku panjang lebar.