15

20.4K 3.7K 418
                                    

Soonyoung

Mataku terbuka perlahan. Entahlah, rasanya begitu berat. Kepalaku rasanya hampir pecah. Badanku sangat panas. Ini sangat menyakitkan.

Aku menatap sekeliling tempat asing ini. Benar, ini bukan kamarku. Aku dimana?

Mataku tak sengaja menatap sebuah tubuh kecil tertidur di sofa seberang sana. Mataku menyipit agar bisa melihat orang tersebut.

"Sera?" gumamku. Ini bukan halusinasi. Dia memang Sera.

Tapi kenapa dia ada disini?

Klek. Pintu di samping sofa terbuka lalu masuklah seorang wanita berseragam putih, lengkap dengan alat suntik di tangannya.

Tunggu.

"Anda sudah sadar?" tanya wanita itu yang kuyakini seorang suster. Tidak salah lagi.

"Saya dimana?"

"Rumah sakit, Pak."

Aku mengernyit. Bukannya kemarin aku masih tidur di kamar? Kenapa sekarang...

Mataku sontak menatap Sera kembali. Jangan bilang...

"Semalam adik Anda yang mengantar Anda sambil menangis sesenggukan. Anda terkena thypus."

Aku refleks memegang kepalaku yang terasa makin pusing. Bukan karena thypus, tapi karena mendengar Sera menangis sesenggukan semalam. Kenapa dia menangis?

"Mau saya bangunkan adiknya?"

"Tidak perlu. Biar dia tidur dulu."

"Baik."

Kim Sera. Qanita macam apa kau sebenarnya?

🔸🔸🔸


Dua jam aku mengamati Sera yang masih saja terlelap. Bukannya bosan, aku justru ketagihan dan berharap dia tidak segera bangun. Terdengar gila memang. Aku sendiri juga tidak dapat mengontrolnya.

Dari ranjang aku bisa melihat alis Sera mengerut dalam tidurnya, lalu dia meracau tidak jelas. Mimpi burukkah?

Beberapa saat kemudian dia kembali tenang dan melanjutkan tidurnya dengan khitmat. Kim Sera terlihat polos jika terlelap seperti ini. Coba kalau sudah bangun.

"Kak Soonㅡ"

"Ssst!"

Aku refleks menyuruh seseorang yang baru saja membuka pintu kamarku sambil berteriak lantang itu untuk diam.

Ternyata Eunbin.

"Oh, ada kak Sera?" gumam dia pelan. Aku mengangguk. Eunbin memasuki kamarku perlahan, lalu disusul Hyunbin yang berjalan sambil menatap Sera heran.

"Kok dia tidur di sofa?" tanya Hyunbin.

"Dia ketiduran setelah mengantarku ke rumah sakit," jawabku. Kedua adikku mengangguk paham.

"Aku bangunin aja ya? Kasihan tidur di sofa."

"Jangan!" cegahku. Eunbin mengernyit. "Biarkan saja. Dia lelah."

Setelah berpikir beberapa detik, Eunbin pun mengangguk menyetujui permintaanku.

"Kak."

"Hm?"

Hyunbin menata bento buatan Ibu di depanku. Sampai lima detik bocah itu belum mau menjawab pertanyaanku.

"Kenapa kak?" kini giliran Eunbin yang penasaran.

"Sera lagi deket sama Jaemin ya?"

Aku mengernyit mendengarkan pertanyaan Hyunbin. "Kau kenal Jaemin?"

Dia mengangguk. "Kenal."

Bocah itu tiba-tiba terdiam lalu menatapku, membuatku jadi makin penasaran dengan tingkahnya kali ini.

"Kakak tau kan kalau Jaehyun nggak akur sama adik sepupunya karena yeah, adik sepupunya itu bejat? Kakak masih inget ceritaku kan?"

Kini giliran aku yang terdiam. Iya, aku masih ingat. Jaehyun memang punya sepupu yang sangat dia benci karena kebejatannya. Suka club, balapan liar, berkelahi, taruhan, gonta-ganti wanita, bahkan aku pernah dengar kalau dia pernah meniduri temannya sendiri saat masih SMP.

Tunggu.

"Jangan bilang kalau Jaemin adik sepupunya kak Jaehyun?"

Oke, Eunbin lebih dulu melontarkan kalimat yang sudah aku rangkai di otak.

"Sayangnya kau benar, Bin," jawab Hyunbin.

Aku terdiam lalu menatap Sera yang masih terlelap. Jangan bilang Sera hanya dijadikan bahan taruhan? Kalau benar akuㅡ

"Kak Soonyoung," panggilan Hyunbin berhasil meredam amarahku yang hampir naik ke ubun-ubun.

"Apa?"

"Gimanapun juga Sera cewek kak. Dijaga deh tolong. Kasihan kalau Jaemin ternyata cuma mainin Sera. Ya kan?"

Aku mendesah pelan. Haruskah aku melindungi anak itu? Tapi...aku siapanya? Aku punya hak apa?

🔸🔸🔸

Hilih naon sih ini huhuu

Om Soonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang