Si Soonyoung berubah lagi. Selalu seperti ini. Nanti baik, besok garang, besoknya lagi ramah. Kadang aku berpikir, jangan-jangan dia lagi yang masih puber?
Namun kali ini aku sadar seratus persen penyebab dia menjadi diam dan enggan mengajakku bicara seharian.
Move on. Gampangnya, masalah wanita.
"Siapa sih perempuan itu sampai om harus segalau ini? Astaga," ejekku. Soonyoung berhenti mengunyah makanannya lalu menatapku tajam.
"Makanlah, jangan berbicara."
Aku mengangkat bahu acuh dan geli disaat bersamaan.
Catat ya, seorang Kwon Soonyoung galau. Terlebih karena wanita. Haha!
"Apa dia secantik member girlgrup? Sekaya pendiri SM entertaiment? Ah, atau setenar Song Hye Kyo?"
"Kim Sera!"
Dia membentakku. Sialnya, yang dibentak malah tertawa. Ya, aku hampir ngakak lihat kondisi Kwon Soonyoung yang jauh dari kata baik-baik saja.
Niatku untuk menggodanya lenyap sudah ketika dia berdiri dari duduknya lalu menatapku tajam.
Galak. Serem.
"Dia pergi meninggalkanku tepat dihari pernikahan kami. Puas?!"
Glek. Aku hanya mampu menelan saliva kasar.
"O-Omㅡ"
"Dan aku tidak menunggu apalagi menangisinya. Tapi coba kau pikir. Apa semudah itu melupakan wanita selalu muncul di otakmu ketika mendengar kata masa depan? Yang selalu muncul di imajinasimu ketika orang lain menyuruhmu membayangkan tentang pernikahan?"
Demi dewa, Soonyoung seriusan marah. Matanya nggak bisa bohong.
"M-Maaf, akㅡ"
"Kau bisa saja menyepelekan cinta. Tapi aku tidak."
Soonyoung memutus kontak mata kami lalu pergi meninggalkanku sendiri di ruang tengah.
Aku sadar. Apa yang aku lakukan kali ini memang keterlaluan. Kwon Soonyoung, maafkan aku.
***
"Yay, pak Soonyoung masuk lagi!" Eunseo berteriak lantang di depan kelas. Respon yang lain? Tentu aja sama senangnya dengan Eunbin.
"Serius, Seo?" tanya Kyulkyung. Eunseo mengangguk.
"Tadi aku lihat di ruang guru. Eh tapi kok dia jadi makin dingin gitu sih? Takut ih lihatnya."
Aku mendesah. Jangankan kalian, aku yang tiap hari bertemu Soonyoung aja mendadak takut melihat sikapnya yang berubah.
Terlebih berubahnya karena aku. Hm.
Bel masuk berbunyi. Mataku terpejam sesaat. Gilanya lagi, sekarang jam pelajaran si sipit. Entah kenapa aku jadi lebih takut untuk bertemu dia.
"Loh Ser? Mau kemana?!" tanya Eunwoo saat melihatku membawa tas menuju pintu kelas.
"Bolos."
"Tapi kanㅡ"
Aku buru-buru meninggalkan kelas yang masih agak ramai akibat pengumunan yang Eunseo berikan beberapa menit yang lalu. Gila sih, sebesar ini efek comeback-nya Soonyoung ke sekolah.
Leganya, doaku dijabah Tuhan. Aku berhasil menghindari Soonyoung. Caranya? Tentu aja lewat jalan pintasㅡmeloncat pagar.
Setelah berhasil keluar dari sekolah, aku terdiam sebentar. Ini mau kemana?
Balik apartemen Soonyoung? Bukan ide bagus.
Pulang ke rumah? Malas bertemu papa.
Club? Gila, ini masih siang.
Minum? Aku masih pakai seragam.
"Ke tempatku aja gimana?"
Aku tersentak mendengar suara berat di belakangku. Mataku sontak membulat.
"Jaemin? Ngapainㅡ"
"Aku lihat kamu manjat pager, jadi aku nyusul," Jaemin memutus ucapanku. Mantanku ituㅡastaga aku merindingㅡmendekatkan tubuhnya ke arahku lalu menggenggam pergelangan tanganku agak kencang. "Ayo ke tempatku."
Aku menyerngit melihat senyumnya.
Terlihat aneh. Namun aku malah mengangguk menyetujui ajakannya.
***
ada yang baru niiihh
h3h3h3h3
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Soonyoung✔
Fanfiction"Tinggallah bersama guru privat sewaan papa. Tiga bulan, okay? Papa nggak mau tau, kalau sampai nilai kamu masih E terus, jangan pulang ke rumah!" 5th svt om series!