Om Soonyoung✔

17

jejaknya yaaaa:""")

Sera terbangun setelah tertidur hampir empat jam. Pemandangan pertama yang dia dapati adalah sosok cantik Eunbin yang tengah menyuapi Soonyoung serta Hyunbin yang asik bermain ponsel di samping kanan ranjang Soonyoung.

"Astaga!" Perempuan itu memekik tertahan.

"Eh, kak Sera udah bangun?" tanya Eunbin. Dia meletakkan piring berisi bubur milik Soonyoung di atas nakas lalu menyerahkan sebuah plastik pada Sera. "Makan dulu kak. Pasti laper."

Sera hanya mengerjap, masih berusaha mengumpulkan nyawanya. Beberapa detik matanya menatap Soonyoung, namun pria itu segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Kak Hyun."

"Hm?" Hyunbin menyahut tanpa menatap adik cantiknya.

"Temenin aku yuk ke mall."

"Lah ngapain? Orang abangnya lagi sakit juga," tanya Hyunbin masih fokus pada layar ponselnya. Eunbin memutar bola mata kesal.

"Kakak ngapain? Abangnya sakit malah main game!" kesal Eunbin. Benar saja, Hyunbin langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Mana? Aku nggak main."

"Bodo!"

"Berani ya kamu sama kaㅡ"

"Kalian keluar saja kalau cuma mau bertengkar. Kepalaku pusing," celetuk Soonyoung.

Dalam hati Eunbin tertawa puas. Rencananya untuk membiarkan Soonyoung dan Sera berduaan disini berjalan dengan baik.

"Yaudah ayo, kak! Aku mau beli kado buat Yeri nih."

"Ck, iyaiya."

Eunbin menatap Sera yang masih terdiam di atas sofa. "Kak, titip kak Soonyoung ya?"

"H-Ha?"

Suasana super canggung saat ruangan tersebut hanya tersisa Soonyoung dan Sera. Soonyoung lebih memilih menatap jendela kamarnya yang mulai gelapㅡkarena hari sudah malamㅡsedangkan Sera hanya mampu menunduk sambil memainkan kukunya gelisah.

"Anu..."

Suara pelan Sera berhasil membuat Soonyoung mengalihkan pandangannya sehingga matanya menatap Sera yang masih nampak gelisah.

"I-Itu..."

"Bicara yang jelas."

Sera menelan ludahnya kasar. "A-Aku..."

"Dan tatap lawan bicaramu."

Sera bergidik menyaksikan tatapan tajam Soonyoung di ujung sana.

"Aku nggak mau pulang."

"Kenapa? Bukankah itu yang kau mau? Hidup bebas tanpa pengawasanku? Tanpa peraturan yang katamu aneh yang aku buat?"

Mata Sera sedikit bergetar, mulai takut untuk terus menatap Soonyoung. Entah kemana perginya sosok Sera si pemberontak. Entah kemana larinya sosok Soonyoung yang hangat.

"Aku nggak mau ketemu papa. Terakhir, aku bertengkar dengan dia, jadi..." Sera menggantungkan ucapannya. "Aku nggak mau ketemu papa dulu."

Sera tidak sepenuhnya bohong dengan alasannya. Dia memang sangat ingin menghindari papanya, walau yeah, ada sebagian kecil dari hatinya memiliki alasan rasional yang lain.

Salah satunya...ingin bersama Soonyoung?

Mungkin karena Sera tidak punya saudara, jadi dia merasa nyaman saat memiliki sosok kakak dalam hidupnya.

Sera bisa mendengar helaan nafas Soonyoung. Perempuan itu mulai was-was, takut kalau Soonyoung tidak mau lagi menampungnya di apartemennya.

"Aku punya satuㅡtidak, dua syarat."

"Apa?"

"Pertama, seperti sebelumnya, belajar setiap malam bersamaku. Aku benar-benar ingin membantumu. Kau harus kuliah tahun ini, Ser."

Entah karena alasan apa dada Sera berdesir. Soonyoung memanggilnya 'Ser', bukan nona-nona lagi.

"Baiklah. Kedua?"

"Putus dengan Jaemin," jawab Soonyoung mantap.

"Kenapa?"

Soonyoung terdiam sejenak, mencari alasan tepat agar Sera putus tanpa mengetahui kebejatan seorang Na Jaemin.

Takutnya Sera langsung kalap dan melabrak Jaemin. Tempramen Sera sedikit...ya, begitulah.

"Bagaimana kau bisa fokus belajar kalau sebagian otakmu disibukkan dengan pacaran?"

Sera mendesah. "Ayolah, aku bukan anak labil yang otaknya terisi dengan pacar dan pacaran."

"Jadi tidak mau putus?"

"Bukan begitu, akㅡ"

"Kau menyukainya?" Pertanyaan Soonyoung langsung membungkam Sera selama beberapa detik. "Kalau iya, lupakan dia, mumpung perasaanmu belum dalam."

"Ha? Maksㅡ "

"Itu syaratku. Ikuti atau aku pulangkan kau pada papamu."

Hhhhhh, Sera mulai sebal.

***

((numpang promote eheee))