Esoknya, Kwon Soonyoung benar-benar datang ke rumah. Sialnya, aku dikurung di kamar sama papa. Alhasil, aku cuma bisa berdiam diri sambil terus menguping dari pintu, padahal nggak dengar apa-apa.
Aku penasaran, Soonyoung sama papa ngobrol apaan?
Dua jam berlalu, aku menyerah buat kepo masalah obrolan papa dan Soonyoung. Aku hanya bisa mengisi kegabutan dengan melamun dan bermain hp.
Klek, tiba-tiba pintu kamarku terbuka lalu masuklah papa dengan senampan makanan. Hmmm, aku membuang muka.
"Makan dulu," katanya. Aku diam, malas menyahut. "Sebulan terakhir ada cowok datang kesini nyariin kamu."
Nah, topik yang papa angkat ini berhasil membuatku gatal ingin menatapnya.
"Siapa?"
"Lupa. Jaemin apa siapa ya? Tuh anak setiap malam nangkring di depan rumah naik motor gedenya. Pas satpam nanya, katanya nyariin kamu."
Aku diam. Jaemin? Masih hidup tuh anak? Ngapain kesini?
"Akhirnya papa pernah nyuruh dia masuk dan kita ngobrol banyak hal. Kayaknya dia suka sama kamu deh. Kalian cocok."
"Dia suka aku, akunya suka Soonyoung."
"Nak, jangan mulai."
"Pa, aku seriusㅡ"
"Papa juga serius. Ser, masa depan kamu tuh masih panjang. Kalau cari cowok yang seumuran kenapa sih, kenapa harus yang tua kayak gitu? Soonyoung carinya istri, bukan pacar! Gila aja, kamu masih 19!"
Aku memutar bola mataku kesal. "Tapi Soonyoung nggak nikahin aku sekarang, pa. Dia bahkan yang nyuruh aku buat kuliah dulu. Dia bakal nunggu sampai aku lulus," terangku.
Papa menatapku remeh.
"Yakin?"
"Apanya?"
"Yakin sama omongannya?" tanya papa balik. Aku mengernyit. "Kamu pikir masih ada pria yang rela menunggu selama itu? Papa yakin, banyak wanita yang mau dengan Soonyoung. Dan pasti, mereka jauh lebih matang dari kamu."
Aku hanya diam sambil meresapi setiap kata yang terlontar dari mulut papa.
"Soonyoung itu maunya nikah, keluarganya juga mendesak dia buat cepet-cepet nikah. Nunggu kamu sampai lulus? Haha, mau sampai kapan? Jangan percaya rayuannya. Ditinggal baru tau rasa."
Ucapan papa berhasil membuatku down. Karena kurasa benar, mau sampai kapan Kwon Soonyoung menunggu bocah bodoh sepertiku lulus kuliah? Bisa-bisa Kwon Soonyoung nggak jadi nikah seumur hidupnya.
"Jangan egois. Kwon Soonyoung berhak bahagia," tutup papa sebelum pergi meninggalkan kamarku. Huh.
Soonyoung
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktifㅡ
Aku mematikan sambungan teleponku lalu menatap langit-langit kamarku gusar. Hari sudah menjelang malam dan Sera makin susah dihubungi. Mau mati saja rasanya.
Ponselku bergetar. Aku meraihnya dengan semangat laluㅡah, kukira Sera.
"Halo bi Sunny?"
"Mas Soonyoung langsung ke rumah aja, ini bapak barusan keluar, katanya ada makan malam sama rekan bisnis. Kayaknya lama, mas."
Senyum di bibirku kembali merekah. Tidak salah aku mengajak bi Sunny untuk bekerja sama.
"Baik bi, saya meluncur."
***
Selain bi Sunny, satpam rumah Sera juga membantuku untuk bisa masuk ke rumah dengan leluasa.
"Saya terharu pak. Bapak sama non Sera cocok banget. Kalian pantes buat bersatu. Cuma ini yang bisa saya bantu," kata pak Eunhyuk, si satpam rumah keluarga Kim.
"Terimakasih banyak, pak. Saya sangat menghargai bantuan bapak."
Pak Eunhyuk tersenyum. "Ini kamarnya, pak. Oya pak, tadi saya sempet ngasih tau non Sera kalau bapak mau kesini, tapi non Seranya diem aja. Kayaknya lagi badmood deh pak."
Aku mengernyit. Oh astaga, kenapa lagi gadisku itu? Apa dia semarah itu karena tidak bisa bertemu denganku?
Setelah mengucapkan terimakasih, aku pun mengetuk pintu kamar Sera dua kali. Karena tidak ada jawaban, aku memutuskan untuk membukanya lalu masuk. Kim Sera ada di sana, duduk bersandar di atas ranjang. Tapi matanya enggan menatapku.
"Sera, aku datang."
"Hm."
Aku mencoba untuk tersenyum lalu menghampirinya yang semakin menghindari mataku.
"Hei, kenapa?" tanyaku sambil mengusap kepalanya.
"Nggak apa-apa."
"Aku juga nggak apa-apa kok dibohongi," ujarku. Benar saja, Sera langsung menatapku lalu terisak.
"Uyong..."
Sera memelukku sambil masih terisak. Aku hanya bisa tertawa melihatnya menangus seperti ini. Lucu sekali.
"Kenapa, sayang? Kok sampai ngambek? Telfonku nggak diangkat, dateng juga nggak disapa."
"Papa jahat," jawabnya.
"Kenapa?"
Sera melepas pelukannya lalu menatapku dengan mata sembabnya. "Papa bilang kalau kamu nggak bakal bisa nungguin aku sampai lulus. Papa bilang kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku, yang cocok sama kamu, yang siap menikah sama kamu. Papa bilang kamu pantas bahagia, Uyong."
Aku tersenyum tipis mendengar penuturannya. Mata sembab dan suara sesenggukannya malah terlihat lucu di mataku. Aku meraih tangannya lalu menatapnya dalam.
"Uyong bilang kalau dia bisa nungguin kamu sampai lulus bahkan sampai kamu siap menikah sama dia. Uyong bilang cuma kamu yang pantas dan cocok jadi pendamping hidupnya. Uyong bilang dia memang pantas bahagia, dan bahagianya dia adalah Sera."
Sera menatapku masih sambil cemberut. "Tapi kata papa si Uyong punya mantan namanya Jihyo. Mereka mau nikah tapi nggak jadi. Kata papa, Uyong cuma jadiin Sera pelarian," katanya.
Kali ini senyum di bibirku luntur. Sera langsung diam sambil menunduk, mungkin takut salah bicara.
"Kalau aku butuh pelarian, kenapa nggak aku lakukan dari dulu? Kenapa baru sekarang? Sera, lihat aku."
Aku meraih kedua pipinya agar matanya bisa menatapku. "Sebelum kamu, banyak perempuan datang menawarkan hatinya, menawarkan cintanya bahkan menawarkan tubuhnya padaku. Tapi aku tolak. Aku bahkan menutup hatiku rapat-rapat untuk mereka. Cuma buat kamu aku rela membuka bahkan memberikan hatiku. Kamu bukan pelarian, Ser."
"Uyong..."
"Isi hatiku cuma aku yang tau, bukan orang lain termasuk papa kamu. Dan ini yang aku rasain. Berhenti khawatir dan percaya sama aku. Aku nggak pernah main-main."
Sera kembali menangis, namun kali ini sambil menyembunyikan wajahnya dengan bantal. Tangisannya juga lebih kencang dari sebelumnya.
"UYONG KAMU BELAJAR GOMBAL DARIMANA?! AKU NGGAK KUAT!!"
***
keju keju dimana-mana
oyaa saya sudah menemukan cast yg cocok untuk om series selanjutnya.
dan saya sudah menemukan cast & cerita yang cocok untuk svt om series berikutnya.
ngahahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Soonyoung✔
Fanfiction"Tinggallah bersama guru privat sewaan papa. Tiga bulan, okay? Papa nggak mau tau, kalau sampai nilai kamu masih E terus, jangan pulang ke rumah!" 5th svt om series!