14

19.7K 3.7K 222
                                    

Sera

"SERA!"

"Ha?!"

Jaemin menghela nafas lalu menarikku menjauhi tempatku berpijak. Setelah suara dentuman musik mulai menghilang, cowok itu segera melepas cengkraman tangannya lalu menatapku datar.

"Kamu sakit?"

"H-Ha?"

Jaemin yang mulai terlihat agak kesal kembali mengulang pertanyaannya. Kali ini dengan suara sedikit kencang dan nada sedikit naik.

Bocah ini kayaknya mabuk.

"Kamu mabuk?"

"Nggak!" jawabnya. Aku memutar bola mataku malas. Baru minum dua gelas udah mabuk aja.

"Aku mau pergi."

"Kemana?" tanyanya sambil mencengkram tanganku erat.

"Pulang. Aku malas."

"Aku antar."

"Nggak perlu. Kamu masih mabuk."

"Aku nggak mabuk, Sera!"

Huft, bocah. Nggak bisa bedain mana mabuk mana nggak mabuk. Aku pun memilih melepas cengkramannya lalu menepuk pelan puncak kepalanya.

"Nanti minta jemput aja, atau telfon supir pengganti. Jangan pulang sendiri ya."

"Sera..."

Jaemin memelukku erat sambil mendusel-dusel wajahnya di bahuku. Bau alkohol. Mana mungkin nggak mabuk?

"Jaemㅡ"

"Jangan pergi. Disini aja sama aku."

"Kamu mabuk."

"Nggak, Ser!"

Aku melepas pelukannya lalu menatapnya intens. "Aku telfon supir pengganti, oke?"

"Tapi Serㅡ"

"Sampai rumah langsung istirahat. Nggak usah begadang," potongku sebelum meninggalkan Jaemin yang masih terus memanggilku.

Aku sendiri juga nggak paham dengan jalan pikiranku.

Apa si sipit baik-baik aja? Apa dia udah minum obat? Apa dia udah makan? Apa aku keterlaluan meninggalkan orang sakit sendirian di rumah?

Terlalu banyak kata "Soonyoung" singgah di otakku. Sialan.

🔸🔸🔸

Aku memasuki apartemen Soonyoung tepat pukul sebelas malam. Sepi. Nggak ada tanda-tanda kehidupan disini. Aku terus memanggil nama si sipit itu, namun nihil. Aku nggak mendengar suaranya membalas panggilanku.

Jangan-jangan dia pingsan di kamar mandi lagi?

"Om sipit!" panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya.

Nihil.

Aku makin khawatir.

Apa aku masuk aja? Tapi sopan nggak sih?

"Bodo amat!" kataku sambil membuka pintu kamarnya.

Gelap.

Aku mengetuk pintu kamar mandinya dan hasilnya masih sama. Aku buka pun dia tetap nggak ada. Astaga, kemana pria itu?!

Niatku untuk meninggalkan kamar Soonyoung langsung hilang saat melihat sosok pemilik kamar ini berdiri di ambang pintu sambil menatapku datar.

Aku hampir mengumpat karena kaget. Sialan!

"BISA NGGAK SIH SALAM DULU?!" kesalku. Wajahnya yang pucat membuatnya sedikit menakutkan. Mirip setan.

"Sudah pulang?"

"Menurutmu?!" Soonyoung tertawa lalu melepas jaket tebalnya. "Dari mana?"

"Apotek. Beli obat," jawabnya sambil menunjukkan kantong plastik yang udah tergeletak di atas meja.

Tiba-tiba aja aku menggigit bibirku, sedikit bersalah.

"Masih sakit?"

"Cuma demam. Nanti juga sembuh."

"Ah."

Aku diam, bingung mau berkata apa. Mungkin aku gila karena tiba-tiba mencemaskan Soonyoung. Dia terlihat baik-baik aja selain wajahnya yang pucat, suaranya yang melemah, dan...

...dia nggak baik-baik aja. Ah, wajar aku mencemaskan orang sakit. Benarkan?

"Tumben sudah pulang?"

Aku mengamati gerak-geriknya yang sibuk membuka obat yang baru aja dia beli. Aku mengernyit.

"Maksudmu?"

Soonyoung menelan obat-obatnya lalu menatapku datar.

"Bukannya jam segini club masih ramai? Kau juga belum mabuk. Ah, Jaemin juga belum mengajakmu makan kan?"

Aku terdiam. Dia bilang apa?

"Kau memperlakukan aku seperti orang bodoh. Kau boleh menyebutku berlebihan, tapi aku benci dibohongi," lanjutnya, kali ini dengan wajah super seriusnya.

"A-Aku..."

Bibirku mendadak kelu. Kenapa aku jadi lemah begini sih? Dia tau dari mana coba aku pergi dengan Jaemin?

"Kalau ini maumu, baiklah. Lakukan sesukamu. Tidak usah belajar, tidak usah menganggapku ada. Berpacaranlah sesukamu dengan bocah itu. Aku tidak akan melarang."

Soonyoung mengucapkan kalimat itu dengan lancar. Mata sipitnya yang menusuk mataku membuatku takut dan merasa bersalah. Dia benar Kwon Soonyoung yang aku kenal?

"Soonyoungㅡ"

"Kembalilah ke kamar. Besok aku antar kau pulang," potongnya sebelum memasuki kamar mandi, meninggalkan aku sendiri yang masih terbengong seperti orang bodoh.

Untuk pertama kalinya. Aku menangis karena seorang pria. Sialan!

🔸🔸🔸

Kenapa alurnya stuck gitu aja ya astagaaa. Pengen musnahin jaemin aja biar scene sera-soonyoung makin banyak:(

Om Soonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang