.
.
Hampir dua jam lebih aku duduk di dalam ruang rapat, mendengar berbagai tanggapan dari isue yang kini sedang menyebar di perusahaan.
Sekarang aku mengerti mengapa Kangin hyung menyetujui pemutusan kontrak kerja dengan perusahaan paman Nam, ya meskipun aku menyayangkan tapi beliau terbukti melakukan penyelewengan dana yang menyebabkan kerugian yang cukup besar.Setelah mengucapkan maaf kepada anggota dewan direksi serta beberapa orang yang terpaksa aku kumpulkan, mengingat hari ini adalah hari libur mereka.
akhirnya rapatpun di tutup dan mereka pergi meninggalkan ruangan satu persatu."ini rincian keuangan yang anda minta pak", Yoona sekertaris pribadiku tersenyum sambil menyerahkan laporannya.
"terima kasih YoonaShi, dan sekali lagi maaf karena mengganggu liburan anda".
"tidak apa apa Pak, saya justru senang bisa membantu".
aku tersenyum dan mengangguk mendengarnya, akan kupikirkan untuk memberinya bonus jika permasalahan ini sudah bisa diatasi.hampir tengah malam aku masih berkutat dengan laporan laporan yang menumpuk di meja,Yonna ku ijinkan pulang lebih dulu sehingga hanya Kangin hyung yang kini menemaniku.
"Hyung kau bisa pergi jika kau mau"
"tidak apa aku akan menunggumu"
"maaf ya hyung"
"tidak justru aku yang seharusnya minta maaf, ku pikir aku bisa menyelesaikanya.."Ku tatap Kangin Hyung dengan senyum yang kuharap dapat menenangkannya.aku tidak marah justru Aku tahu dia sudah berusaha semaksimal mungkin.
"sudahlah Hyung, meminta maaf terus menerus juga tidak akan menyelesaikan masalah. sebaiknya kita segera cari penyelesaiannya bersama itu pasti lebih cepat daripada aku lakukan sendiri"
"ne" jawabnya mengangguk lalu mendekat dan duduk di sampingku. setelah itu kami berkutat kembali dengan laporan laporan.Setelah bebera menit berlalu aku pun menguap, Ah rasanya aku mulai mengantuk.
ku lirik Kangin Hyung yang masih terlihat serius dengan laporannya. kurasa sebaiknya kami pulang apalagi aku teringat istriku yang kini di rumah.
"Hyung, kita lanjutkan besok saja"
"kurasa itu ide yang bagus"
Aku tersenyum lalu kami merapikan berkas berkas di atas meja."sampai besok Siwon"
"hati hati di jalan hyung!"
"kau juga, salam pada Heemi"
"ok"
dan kamipun akhirnya berpisah, Kangin pulang dengan supir sedangkan aku harus menyetir sendiri, supir pribadiku Paman Go tidak dapat mengantarku karna aku menyuruhnya tinggal dirumah.
Heemi sedang hamil besar akan berbahaya kao tak ada satupun laki laki di rumah.Sesampainya aku merasa bingung, kenapa tak ada satupun lampu yang di nyalakan.
kalaupun semua sudah tidur lampu halaman seharusnya ada yang menyala.
apa Paman Go lupa ?, aninde dia tidak biasanya ceroboh seperti ini.
setelah memarkir mobil di depan garasi aku langsung turun dan mencoba memanggil seseorang.
tak ada sahutan membuatku sedikit khawatir. dengan cepat aku mengeluarkan kunci rumah dan membuka pintu.Gelap...tak ada satupun lampu yang menyala. perlahan akupun mencari saklar dan menyalakan lampu ,setelah menyala betapa kagetnya saat ku lihat keadaan rumah yang sangat berantakan.
"Paman Go, Bibi Go !" panggilku kepada pasangan yang sudah lama bekerja membantuku.
tak ada sahutan membuatku panik saat teringat akan Heemi.segera saja aku berlari menuju kamar kami di lantai bawah.
semenjak kandungan Heemi membesar kami memindahkan kamar kami ke bawah. akan sangat merepotkan jika Dia naik turun tangga dan aku sangat tidak tega melihatnnya.
"Heemi!" panggilku dan saat ku bukan pintu kamar, tempatnya kosong.
"Heemi !" teriakku lagi "sayang kau dimana?"
aku sudah kehilangan kesabaran.Dengan mencoba tenang aku berbalik keluar menuju kamar lantai atas berharap istriku di sana, tapi rasa kecewa itu datang saat kamar itu juga kosong bahkan terlihat rapi seakan tak ada seorang pun yang pernah masuk kesana.
dengan segera aku turun kebawah merogoh ponsel di sakuku mencoba menelpon Heemi tapi sialnya handphone miliknya tidak aktif."agrghhhhh" kesalku menendang sofa kesal.
di mana istriku sekarang.
"Heemii aaa!" teriakku entah yang keberapa.
tapi lagi lagi tak ada sahutan."erhm....erhmm"
tunggu sepertinya aku mendengar sesuatu.
"erhmm"
lagi, aku mendengar suara dari arah dapur.
"Bibi...paman, kau kah itu?" tanyaku tapi tak ada sahutan.
seketika aku terlonjak saat terdengar seseorang menendang nendang sesuatu.
langsung saja aku mempercepat langkahku dan saat aku menemukan tiga yang aku kenal sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja.
Paman Go tergeletak dengan bercak darah di kepalanya,tangan dan kakinya terikat, lalu istrinya bibi Go bergerak gerak tanpa suara karna bibirnya di bekap serta tangan kakinya juga dalan keadaan terikat, di belakangnya putri tunggal mereka Go Ahra yang berumur 16 tahun dalam keadaan yang sama seperti ibunya.
"erhm...erhmm"
suara itu lebih jelas sekarang saat aku tahu suara itu berasal dari Bibi Go."Bibi,apa yang terjadi?"tanyaku saat kucoba untuk membuka bekapan serta tali yang mengikat tangan dan kakinya.
"Tuan...nyo...nya"
ucapnya tergagap terdengar panik dan kesusahan.
"apa yang terjadi tuntutku" menolong Ahra lalu berbalik menatap Bibi yang kini beranjak mendekati suaminya.
dengan bergetar ia melepas tali yang mengikat paman Go.
"Pak...bangun Pak" panggilnya tak ada sahutan akupun mendekat lalu memeriksa keadaan paman Go.
aku bukanlah dokter tapi aku tahu beliau masih hidup karna aku masih bisa merasakan hembusan nafasnya. kurasa dia hanya pingsan.
"jelaskan apa yang terjadi bibi"
tanyaku lalu ku toleh Ahra yang kini berdiri di belakangku. Ahra telpon polisi serta ambulance cepatlah!"
dia mengangguk lalu pergi mencari telpon rumah."tadi..hiks hiks se..telah tuan Pergi,..hiks...hiks, ada yang datang mencari ibuk, saat kutanya" dia berhenti sejenak, menatapku dan saat aku mengangguk iapun melanjutkan.
"katanya beliau adalah teman tuan dan ibuk"
"siapa?"
"kurang...tahu tuan, tapi yang jelas saat Ahra memanggil ibuk, ibuk keluar dan saat bertemu beliau hiks ... bilang tidak... kenal, karna merasa aneh saya..... me..nyuruh suami saya untuh menyuruh orang itu pergi tapi..."
"tapi apa?"
"suami saya malah dipukul sampai pingsan, setelah itu beberapa orang masuk dengan paksa. saya tidak tahu lagi apa yng terjadi karna tiba tiba saja semua jadi gelap. yang terakhir saya lihat Ibuk di bawa paksa sama orang orang itu"
"sial" umpatku.
"ma...af kan saya tuan"
"sudahlah Bi, sebaiknya nanti bibi temani paman saat ambulan datang. kau juga perlu di periksa"
Bibi Go terlihat terpukul sambil memeluk paman yang masih tak sadarkan diri.
selang beberapa menit Ahra kembali dan berkata polisi serta ambulan akan segera datang.
aku mengangguk dan tersenyum menghampirinya.
"maaf Ahra ya, kau pasti kaget?"
dan saat itulah ia terisak dan menangis.tak tega? ya aku sungguh tak tega, tapi aku sendiri sedang bingung memikirkan istriku, apa dia baik baik saja?, bagaimana dengan kandungannya.
ya Tuhan apa lagi ini, apa yang harus aku lakukan.Bersambung.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is hurts
RomanceChoi Siwon harus kehilangan sang istri dan mengharuskannya menjadi single parents dari dua bayi Kembar. bagaimana kisahnya yang akhirnya bertemu dengan saudara kembar dari mendiang istrinya, dan bagaimana pula reaksinya ketika tahu cerita di balik...