Bag - 7

1.1K 83 2
                                    


Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berdiam di dalam kamar.
Kekanakan memang,,tapi sungguh aku tidak bisa menerima jika Changmin, putraku kini sedang bersama wanita itu.

Dulu,pertama mengenal Yunho aku sudah di butakan oleh cinta yang sebenarnya terlarang untuk aku jalani, tapi perasaanku yang terbalaskan oleh perasaannya memberikan keyakinan bahwa mungkin saja kebahagiaan itu ada untuk kami berdua.

tentu saja aku tidak terlalu naif saat keluarga Yunho meminta keturunan, Sesuatu yang tak akan pernah bisa aku berikan.
awalnya aku memutuskan untuk berpisah tapi keyakinan Yunho serta solusi yang saat itu ia berikan, terdengar cukup menjanjikan sehingga membuatku menyetujuinya.
menyewa rahim wanita agar bisa mengandung anak kami, anak yunho tepatnya.
memberiku sedikit harapan untuk kami bersama.

awalnya berjalan seperti yang kami harapkan tapi setelahnya..?.
setelah aku tahu jika wanita yang awalnya kupikir malaikat penolongku ternyata hanya ular betina yang menginginkan Yunho dariku.

Boa secara terang terangan mengatakan bahwa ia mencintai Yunho, dengan janin yang ia kandung jelas ia punya keberanian untuk mengutarakannya.
Dengan aku yang tidak memiliki kekuatan apapun yang bisa mengikat Yunho jelas membuatku berkali kali berfikir untuk menyerah.
tapi lagi lagi Yunho memberiku oase yang aku butuhkan. ia mampu meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja.

Sampai akhirnya Changmin di lahirkan. Aku telah jatuh cinta padanya.
cintaku yang kedua, tentu saja setelah cintaku kepada Ayahnya.
dia begitu mungil dan lucu seolah menarikku untuk selalu menjaganya.

saat itu Yunho memberikan pilihan untuk Boa, Uang yang lebih banyak dari perjanjian sebelumnya atau Changmin,yang membuatku terbelalak mendengarnya.
Bagaimana mungkin Yunho memberikan Changmin tentu saja aku tidak setuju dan ingi menyela tapi genggaman tangan Yunho memintaku untuk bersabar.
dan benar tanpa fikir panjang Boa memilih uang meninggalkan Changmin bahkan sebelum ia memberikan Asi untuk pertama kalinya.
kemana Cinta yang pernah ia ucapkan jika ia mencintai Yunho kenapa ia harus memilih uang.
dan saat itu akupun tahu,sejak awal memang uang lah tujuannya. dan sejak saat itu aku bersumpah akan menjauhkanya dari putraku, Ya Changmin adalah putraku.

Sudah hampir tiga tahun setelah kejadian itu Boa menghilang seperti di telan Bumi tapi satu bulan yang lalu ia mulai mengusikku kembali.
dengan segala cara berusaha masuk dalam keluargaku.
entah itu melalui mertuaku atau bahkan langsung datang kerumah dengan alasan bertemu Changmin.

selama ini Yunho dan aku sepakat tidak akan mempertemukannya dengan Changmin meskipun sering gagal karna Boa akan datang saat kami berada di rumah keluarga Yunho. di sana jelas aku tidak bisa memaksakan kehendakku.
dengan terpaksa akhirnya Changmin mengenalnya.

dan sekarang setelah apa yang terjadi pada teman kami Siwon, Yunho seakan berubah.
tanpa berdiskusi denganku ia memberi izin untuk Boa membawa Changmin.
ahhh, sungguh menjengkelkan tapi aku harus sadar aku tidak boleh egois, mungkin fikiranku tentang Boa keliru, kuharap dia telah berubah.
ya semoga saja.

#tok tok tok

"Tuan Jaejoong, sudah waktunya makan malam Tuan"
kudengar Suara Luna memanggilku. sebenarnya aku tidak terlalu berselera tapi mengingat ini sudah malam, Changmin akan pulang.
dengan senyum yang perlahan aku rasakan akupun bergegas.

"Apa Tuan Yunho sudah pulang" aku bertanya setelah membuka pintu kamar.
Luna hanya menggeleng dan berkata," belum Tuan".
mungkin ia sedang menjemput Changmin.
akupun hanya menganggukkan kepala Sambil berjalan menuju ruang makan.

Bibi Lee terlihat sedang menata meja saat aku turun dan sebelum aku duduk terdengar bunyi pintu depan terbuka memperlihatkan Yunho dengan wajahnya yang tampak letih.
"kenapa tidak mengangkat panggilanku Jae" ucapnya yang membuatku bingung.
"Ahh...Handphone ku aku matikan" aku teringat, lalu akupun bingung.
"Yun, mana Changmin? kau tidak menjemputnya?"
"ah, tadinya aku ingin memberitahumu di telpon, Boa bilang meminta Changmin untuk tinggal bersamanya beberapa hari, kau tidak keberatan kan?."
Akupun terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
"Jae... Boa akan pindah ke jepang seminggu lagi, dan dia bilang tidak tahu kapan akan kembali ke korea. jadi kupikir.."
Akupun berdiri menghentikan ucapan Yunho, jujur saja aku tidak ingin mendengarnya.
"Jae...dengar" pintanya menahan tanganku saat aku hendak pergi dari ruang makan.
aku terdiam lalu berbalik dan menatapnya.
"Jae mengertilah"
"Aku mengerti" menghela nafas,"aku...mencoba mengerti Yunho"
"benarkah jadi kau tidak keberatan?"
"tidak... tentu saja aku masih keberatan tapi tidak ada gunanya kan, toh tanpa ijin dariku kau sudah memutuskan."
"Jae jangan begitu, hanya untuk beberapa hari saja hmm"
"sudahlah Yun, Aku capek. aku ingin istirahat" kembali aku melangkahkan kakiku sebelum berhenti dan berkata padanya.
"oh ya, jangan mencariku aku tidur di kamar Changmin malam ini"
tanpa menunggu tanggapannya aku kembali berjalan menuju kamar Changmin.
setibanya aku terduduk di ranjangnya.
" Minnie", aku merindukanmu Chaggi.

Sudah tiga hari aku berdiam di kamar Changmin, tanpa makan dan minum membuat Luna harus bolak balik mengantar dan mengganti makanan yang sama sekali tak ku sentuh.

"apa Tuan Jae masih tidak mau makan?" ku dengar suara Yunho bertanya.
"iya Tuan, makanan yang saya antar masih untuh seperti sebelumnya".
"ambilkan yang baru aku akan mencoba membujuknya"
"ne Tuan" dan kudengar suara luna menjauh.

Yunho berjalan mendekatiku, kulihat ia mendekat dan berniat mengecup keningku tapi dengan sisa tenaga yang kumiliki kupaksa kepalaku berpaling.
tak ingin di sentuhnya tidak ketika aku masih merasa kecewa terhadapnya.
"Jae, makanlah"
"aku tidak lapar"
"tapi sudah tiga hari kau tidak makan"
"aku tidak lapar"
"Jaejoong aa!"
"aku bilang tidak lapar Jung Yunho" teriakku dengan sekuat tenaga sampai sampai bisa kurasa air merembes dari kedua bola mataku.
" pergilah" pintaku kemudian, tak punya lagi tenaga untuk meladeninya.

"Aku akan menbawa pulang Changmin hari ini, itu yang kau mau kan?"
aku tak bergeming tak sedikitpun keinginan untuk menanggapinya"
"Jae, aku benar benar akan. membawanya pulang".
akupun menangis," Benarkah?" lirihku. berharap ia benar benar dengan ucapannya.
"tentu saja, tapi ku mohon kau makan dulu hmm"
" ani...aku akan makan saat Changmin ada dirumah" putusku takut kalau kalau Yunho mengingkari ucapannya.

bisa kulihat Yunho mendesah.
"aku akan menjemputnya setelah aku pulang dari kantor nanti. tapi Jae kuharap kau mau makan, bagaimana menurutmu jika Changmin pulang dan keadaanmu seperti ini?"
kenapa dengan diriku fikirku bingung.
akupun menoleh manatap cermin yang ada di lemari pakaian Changmin.
Astaga, lingkaran hitam terlihat menakutkan menghias kedua bola mataku.
Rambut yang terlihat acak acakan dan ...
bisa kupastikan Changmin akan menjerit saat melihatku nanti.
bergegas akupun segera berdiri, hanya saja gelombang vertigo menyerangku hingga Yunho harus menangkapku sebelum aku jatuh terjerembab.
"Boo kau baik baik saja?" tanyanya terdengar khawatir.
"Tidak apa apa" ucapku sambil menggelengkan kepala mengusir rasa pening yang tiba tiba datang.
" mungkin terlalu lama berbaring, sudahlah aku ingin pergi ke suatu tempat"
"tidak, kau tidak boleh kemana mana"
"wae?"
"istirahatlah dirumah Boo, dan makanlah!, kumohon kau bisa sakit"
"Aniya... aku harus ke salon, aku harus terlihat cantik saat Changmin pulang"
dan akupun kembali berjalan keluar menuju kamar untuk berganti pakaian.

Bersambung......

Love is hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang