Bag - 20

1K 91 17
                                    


———
—-

Menenggelamkan wajahku di dada Siwon,sungguh memberi ketenangan yang tak bisa aku ungkapkan.
Siwon....bisakah aku menghapus semua kenangan masa laluku, atau haruskah aku menceritakan semuanya kepadamu?. Tapi jika hanya untuk kau tinggalkan setelahnya, jujur saja aku tidak mau.

"Apa yang kau fikirkan?"
Aku menggelengkan kepala, Siwon terkekeh membuatku menengadah melihat apa yang sedang ia tertawakan.
"Maaf ...geli" ucapnya sedikit terkikik, dasar tidak peka, di suasana seperti ini bagaimana bisa ia terkekeh. Ku tatap dadanya yang di tumbuhi bulu-bulu halus yang tak terlalu terlihat.

"Auchh" Siwon mengaduh, dengan sengaja  aku mencabut bulu di dada bidangnya. Rasakan....
Merasa Puas akupun bangun dari posisiku.

"Apa itu?" Tanyanya protes. Sedangkan aku hanya meringis menatapnya.

"Siwon, ada yang ingin aku tanyakan padamu?"
"Apa?"
"Ckk...pakai dulu kaosmu!" Perintahku lalu memungut kaos hitam yang tadi ia lepaskan.
"Tidak perlu, begini saja tidak masalah kan?"
Dengan bangganya ia mengekspos dadanya.
"Dasar.... ini masih musim dingin,jangan sampai kamu nanti masuk angin"
Siwonpun tertawa sambil memakai kaosnya kembali.

"Katakan!,apa yang ingin kau tanyakan tadi?"
"Tentang Ahra?, apa pendapatmu tentang dia?"
Siwon menatapku bingung?,"Cantik!" Ucapnya yang langsung aku hadiahi dengan pukulan di lengannya.
"Yah...kenapa memukulku?"
"Kamunya sih,aku kan serius tanyanya!"
"Lah... aku juga serius jawabnya, dia kan cewek jelaslah Cantik, ya.....meskipun ada juga cowok yang Cantik"
Akupun ingin memukulnya kembali tapi tangannya berhasil menahanku.
"Ampun-ampun,Lagian kenapa tiba-tiba tanya tentang dia?"

"Tidak, aku hanya penasaran saja!"
"Jangan bilang kau cemburu"
"Untuk apa aku cemburu?"
"Karna dia Cantik"
"Yah...!"

Siwon senang sekali menggodaku, sambil tersenyum senang, iapun menarikku kembali kedalam pelukannya.

"Maaf, aku tidak ada maksud apa-apa. Ahra orangnya baik. Selama ini dia lah yang mengisi kekosongan yang di tinggalkan Heemi untuk anak-anak. Dan jujur saja aku sangat terbantu olehnya"
"Apa dia menyukai si kembar?"
"Tentu saja, apalagi Taeyong. Bahkan setahuku hanya Ahra yang di perbolehkan memanggilnya Bubu"
"Bubu??"
"Boneka kesayangan Yonggie!"
Akupun mengangguk ,"lalu bagaimana dengan Taeyeon?"
"Hmmm...baik juga, tapi tidak sedekat hubungan Ahra dan Taeyong. Taeyeon sering sekali sakit. Kebanyakan waktunya ia habiskan dikamar"

Siwon menunduk menatapku lagi,aku yang merasa di perhatikan menengadah menatapnya.

"Ada apa? Kenapa kau menanyakannya?"
"Sudah kubilang aku hanya penasaran"
Siwon terlihat tak percaya dan menatapku semakin intens.

Sebelum gairah itu merasukiku lagi akupun mendorongnya.

"Kau bilang akan menunggu!" Ucapku mengingatkan.
Menghela nafas Siwon tampak tak rela.
"Aku tahu" dan iapun berdiri lalu hendak pergi.
"Mau kemana?"
"Menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda!"
Pandanganku otomatis jatuh ke arah yang tidak seharusnya.
Siwon yang sadar langsung menutup selangkangannya dengan kedua tangan.
"Yah...pekerjaan kantor bukan ini!"

Dan iapun kembali ke meja kerjanya, sedangkan aku tertawa terguling- guling di sofa.
Dia sangat lucu, aniya......

——

Paginya, seperti biasanya aku membuat sarapan lalu membangunkan Anak-anak.
Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, Badan Taeyeon terasa hangat, untung saja tidak sampek pilek. 

Taeyong sendiri, mengaku sakit semua. Jelas sakit kalau kemarin dia sering sekali terjatuh.
"Kaki Yonggie capek Mom"
"Iya- iya Mommy tahu sayang" ucapku lalu membawanya turun kebawah.
Ku dudukkan ia  di kursi,lalu aku memanggil Mina butuh bantuannya.
"Mina!!"
"Iya Tuan?"
"Bisa tolong kau bawa Taeyeon kemari"
"Tentu" jawabnya lalu pergi ke atas.

Love is hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang