Bag - 5

1.3K 93 0
                                    

(Jaejoong)

Usai makan malam, semua berkumpul di ruang tengah.
Changmin terlihat senang sekali melihat Ahra dan juga suster yang di bawa Siwon tadi sedang memberi susu pada Kedua Baby Tae.

"Apa kau akan memperkerjakan babysitters?"
tanyaku masih memperhatikan Changmin.
"tentu saja, aku akan mengajak Ahra, dia bisa membantuku merawat anak anak, selain itu aku masih harus menyekolahkannya. sayang sekali kalau harus berhenti saat dia memiliki bakat dan minat?"
"bukankah itu berlebihan?"
"tidak juga, aku sudah berjanji pada Paman Go dan bibi Go, yah anggap sama win-win "
aku mendengus, Siwon memang terlampau baik, aku heran orang sebaik dia ada saja cobaannya.
"Changmin pasti akan sedih" desahku,"lihatlah dia suka sekali dengan putri dan putramu".
ku lihat Siwon hanya tersenyum akupun menambahkan.
"untung saja hasilnya positif, jd setidaknya Changmin akan segera mendapat teman baru"
"benarkah?"
"iya, tadi pagi aku mendapat kabar dari Dokter yang membantuku, ia bilang proses inseminasi berhasil, dan wanita itu sudah positif hamil sekarang".
"Syukurlah, selamat aku turut bahagia"
"terimakasih" meskipun jujur sedikit enggan, aku sedikit merasa tidak senang. Mengingat apa yang ku bayangkan tidak seperti apa yang aku inginkan.

Ibu kandung Changmin contohnya, dia masih menjadi duri dalam daging buat pernikahanku dan Yunho.
meskipun sudah jelas wanita itu tak memiliki hak tentang Changmin tp masih saja dia sering membuatku naik pitam dengan terus menerus mencoba mendekati Changmin.
hah...aku hanya bisa mendesah harusnya dulu aku tidak menerima Boa sebagai wanita yang akan mengandung anak kami.
karna wanita itu sangat mencintai Yunho, mengingatnya hanya membuatku sakit kepala.

"kau masih memikirkan tentang Boa nunna?" menatap Siwon aku hanya bisa mengangguk.
"apa dia masih mendekati keluargamu" lagi lagi aku hanya bisa mengangguk.
"lalu bagaimana dengan wanita yang sekarang? kau tahu siapa orangnya?"
"aku tidak kenal, dan mungkin itu yang terbaik. karna diapun tidak kenal kami. aku dan Yunho sudah memikirkannya. wanita itu akan kami jaga selama dia hamil sama seperti Boa dulu tapi kali ini dia tidak akan tahu siapa yang sudah menyewa rahimnya"
"apa kau yakin"
aku menganggukkan kepala meskipun aku sedikit ragu,"saat bayi itu lahir kami akan mengambilnya seperti perjanjian dan aku tak perlu was was lagi karna wanita itu tidak akan mengusikku dengan mengancam akan membawa anak kami". kutatap Siwon tajam, " seperti yang Boa lakukan saat ini " tambahku kesal.
"bukankah itu kejam ? , bagaimanapun dia ibu anak anak kalian!"
"Nah...aku tahu maksudmu,tapi Siwon jangan sama wanita wanita itu dengan Heemi, mereka hanya menginginkan uang bukan anak mereka"
"Aku tahu!" Siwon bergumam dengan suaranya yang sendu tersadar akupun segera meminta maaf.
"maaf Siwon".
bukan maksudku mengungkit Heemi tapi aku sedikit tersinggung apalagi kenyataannya aku memang terlihat kejam karna telah memisahkan ibu dan anak.

"Kau tahu, andai saja aku bisa mengandung anakku sendiri tanpa meminjam rahim orang lain aku pasti akan lebih senang" tak bisa kupungkiri suaraku terdengar sedih, Siwon yang mendengarnya hanya mampu memandangku tersenyum. membuatku terkekeh garing tak tahu harus bagaimana mengekspresikannya.
"well....bukan salahku juga aku tak bisa hamil, bukan keinginanku pula lahir dalam tubuh seperti ini,...hmmm ...,kau tahukan, itu semua di luar kuasaku.kalau boleh memilih aku pasti akan senang lahir sebagai wanita dan bisa mengangdung anak anak dari Yunho".
"kau bahkan lebih keibuan daripada wanita wanita di luar sana, jadi jangan berfikir yang tidak tidak. Changmin dan anakmu yang akan lahir sangat beruntung memiliki ibu seperti dirimu".
aku tersenyum mendengarnya.
"terimakasih Siwonna".
setelah itu tak ada lagi yang berbicara.

lama menunggu membuatku tidak sabar
"Yunho lama sekali" gerutuku.
"telpon saja Dia, kalau masih lama aku bisa mengantarmu dan Changmin pulang"
aku berfikir sebentar sebelum mengangguk dan mengambil ponselku.
"Yoboseo" terdengar Suara Yunho yang langsung mengangkat telpon dariku.
"Yun....kau dimana? apa kau sudah pergi dari kantor"
"Sudah Bo, ini lagi di jalan, tunggu sebentar ne, apa Changmin merengek ingin pulang"
"tidak!" ku pandang Changmin yang masih setia menatap Baby Tae Tae.
"bahkan aku bisa yakinkan jika kau masih lama Changmin tidak akan mau kita ajak pulang" tambahku dan bisa ku dengar Yunho terkekeh.
"benarkah?? padahal aku membawa sesuatu yang pasti di sukainya"
"Donat!" tebakku dan Yunho tertawa.
"kau tahu?"
"Aigoo...trick mu selalu sama!"
"Dan selalu berhasil". timpalnya dengan nada puas,ya memang benar, Sogokan Donat pasti bisa meluluhkan Changmin. anak itu sudah Cinta mati dengan Donat sama seperti diriku. Aku pun tersenyum memikirkannya.
"Kalau begitu cepatlah, Pak beruang Aku juga ingin makan donat".
"Siap ...Mam. aku akan segera tiba"
"hati-hati"
"Ne !"
akupun menaruh ponselku dalam Tas, tanpa kusadari Changmin sudah berada di depanku.
dengan mata Bambinya ia tersenyum.
"Eomma Donat" ucapnya sambil meringis senang.
akupun hanya bisa memutar kedua bola mataku.
Anak ini benar benar .....hah.....aku dan Siwon yang menatap kami akhirnya tertawa bersama.

Changmin tertidur di pangkuanku selama perjalanan pulang ke rumah, mungkin terlalu kenyang karna ia sudah menghabiskan dua donat ukuran besar di rumah Siwon tadi.
sesampainya Yunho membukakan pintu mobil dan meraih Changmin dalam gendongannya.
akupun mengekor di belakang sambil membawa keperluan Changmin yang tadi kami bawa. tidak lupa Sisa Donat yang Changmin klaim akan ia makan besok pagi buat sarapan.

"Luna, apa kau sudah menyiapkan air panas untuk Changmin?"
"Sudah Tuan Jae"
"terimakasih, biar aku yang memandikannya kamu tolong rapikan tas ini lalu istirahatlah jika sudah selesai, Ah...jangan lupa tarus DonatnyaChangmin di kulkas"
"ne" dan iapun pergi membawa peralatan Changmin untuk di bersihkan.

Aku menyusul Yunho ke kamar Changmin, Lihatlah dia terlihat pulas bagaimana aku akan membangunkannya.
"Minnie...Bangun sayang"
tak bergeming aku pun memandang Yunho yang tersenyum menatapku.
"Yun bangunkan dia, Changmin belum mandi"
"kenapa tidak di lap saja Jae, biar besok pagi dia mandi setelah bangun"
"Ani...aku tidak suka, dia tidak akan nyaman kalo tidak mandi"
"tapi kau tahu sendiri Changmin paling susah kalau di bangunkan"
"makanya kamu bantu aku Yunho a"
Yunho mendesah lalu mulai membangunkan Changmin sedangkan aku beranjak menuju lemari untuk mengambil piyama buat Changmin.

meskipun hanya mandi Bebek setidaknya Changmin sudah mandi, akupun tersenyum lega melihatnya kini sedang bergelung kembali dengan guling paha ayam kesukaannya.

merasa menyesal saat melihat Yunho yang tertidur kelelahan di sofa di kamar Changmin.
pelan pelan akupun membangunkannya agar dia segera ke kamar milik kami.

"Yun...ayo bangun, kamu juga belum mandi kan?, kenapa tidak mandi duluan"
Hoammmmss Yunho menguap lalu berkata.
"aku menunggumu, Ayo mandi bersama!".
"Shiro" aku menolak, jelas jelas ada udang di balik batu. dengan sedikit beraegyo akupun membujuknya,
"mandilah dulu aku nanti saja,kau pasti capek cepat mandi dan segera istirahan hmm"
"wae....kita bisa mandi bersama kenapa kau menolak"
"karna aku tahu maksudmu beruang mesum"kekehku menatapnya tajam.
"Mesum...Yah aku hanya ingin kita menghemat waktu kalau kau tidak mau ya sudah" Iapun berjalan mendahuluiku menuju kamar.
cih....apa dia ngambek ?
"Dasar tak ingat umur, Yah jangan merajuk kau sudah tua untuk itu!" aku berteriak sambil mengekor di belakangnya.
"terserah..."balasnya tanpa menoleh ke padaku, Astaga apakah ia benar benar marah sekarang.
Dasar .....desahku sambil mengambil baju ganti kemudian menyusulnya ke kamar mandi.
Mandi bersama kurasa ide yang bagus.
tapi ku pastikan hanya sekedar mandi bersama tidak ada itu ituan,Tuan jung kau tak dapat jatah malam ini.

hehehhe

Bersambung.....

Love is hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang