Saat di rumah sakit, salah satu polisi mendatangiku. memberitahuku bahwa mereka menemukan Erick sudah meninggal setelah mobil yang ia kendarai masuk jurang.
aku tak terlalu merespon karna aku sedang menunggu Heemi yang kini masih di dalam ruang operasi.Ke dua anakku sekarang ada di ruang bayi, Putriku terpaksa harus di masukkan ke ingkubator karna ada yang salah dengan sistem imun yang ia miliki.
lagi lagi aku tak begitu memikirkannya karna aku masih terlalu fokus menunggu kabar dari Heemi.Akupun berdiri menghampiri Dokter yang baru saja keluar, wajahnya tampak murung hingga tak perlu aku menanyakan.
sudah terpampang jelas, Istriku ....Heemi ku tidak sedang baik baik saja."Maaf tuan Choi" ucapnya memulai, dalam hati ingin sekali ku teriakkan untuk diam karna jujur saja aku tak sanggup mendengarnya.
"pendarahannya tidak bisa kami hentikan, kurasa ada sebaiknya anda berbicara dengan istri anda untuk yang terakhir kalinya".aku terdiam tak menjawab karna apapun yang akan aku katakan pasti bukan sesuatu yang ingin ia dengar, jujur saja aku sedang bersumpah serapah di dalam otak ku.
setelah menenangkan diri sebentar, kuputuskan untuk memasuki ruangan yang Heemi tempati.
terlihat ia sedang diam dan tenang, matanya membuka dan menutup seakan tak ada yang keliru, kenapa dokter bilang dia tidak dapat di selamatkan, Heemi terlihat baik baik saja menurutku.
lihatlah bahkan ia tersenyum menatapku.
akupun membalas senyumnya, kuraih tangannya lalu mengecupnya sekilas.
"saranghae" bisikku kepadanya, akupun menunggu untuk dia membalas ucapanku tapi tak kunjung aku mendengarnya, kutatap lagi wajahnya, membuatku mengernyit bingung.
bukankah barusan dia bangun bahkan aku masih mengingat senyuman yang baru saja di berikan kepadaku.
kenapa sekarang ia terlihat tertidur?.
"Heemi a"
panggilku, tahu dia sedang menggodaku.
"Yah...bangunlah sayang,kau tahu anak anak akan mencarimu nanti".bujukku tapi Heemi hanya terdiam.
"Sayang, Heemi kumohon bangunlah" pintaku lagi, tapi seakan tak mendengar ia masih terdiam tak menghiraukanku.
"Heemi..." desahku saat ku sadari kini tubuhnya terbujur kaku.aku mungkin lelaki lemah tapi sungguh aku sudah tak memiliki kekuatan lagi, tubuhku akhirnya merosot kebawah, menangis sejadi jadinya. tak peduli apa tanggapan orang.
karna aku hanya ingin menangis, belahan jiwaku istriku hiks.....sehari kemudian, pemakaman Heemi telah selesai di lakukan.
dan kini sudah seminggu berlalu, aku pun harus melanjutkan hidupku.andai saja tak ada anak anak aku mungkin akan segera menyusulnya. hanya saja aku tahu aku masih memiliki tugas untuk tetap bertahan.
"aku akan selalu mencintaimu Heemi ah" Janjiku memandangi potretnya yang menghias dinding Kamar milik kami. aku tidak menurunkannya, tak ada niat untuk menyingkirkan apapun tentang Heemi di rumah.
aku ingin anak anak tahu tentang ibunya, Ibu yang sangat luar biasa kehebatannya.#tok...tok
bunyi kamar di ketuk, lalu masuklah Ahra,putri dari paman Go yang kini membantuku menjaga Anak - anak.
"Tuan, hari ini bukankah tuan harus menjemput Taeyeon dari rumah sakit?"
Ah aku baru ingat, Taeyeon putriku harus menetap lebih lama di rumah sakit.
"aku ingat, aku akan kerumah sakit setelah ke kantor lebih dulu, bagaimana Taeyong apa dia masih tak mau minum susu?"
" tidak, meskipun sedikit Taeyong sudah tidak menolaknya"
"baguslah" ucapku tersenyum.
"Katakan pada BiBi Go untuk tidak menyiapkan aku sarapan, oh ya nanti Siang, temanku Jaejoong dan putranya akan kemari, tolong jamu mereka"
"Ne, kalo begitu saya permisi"Ahrapun keluar dan aku melanjutkan menyiapkan diri untuk segera ke kantor.
sebelum berangkat aku mampir ke kamar bayi yang ada di sebelah kamar ku.
terlihat Ahra sedang menata sesuatu yang kurasa perlengkapan mandi Taeyong."anak Daddy sudah bangun" ucapku mentowel pipinya. dia sangat imut, matanya yang bulat sangat mirip dengan ibunya.
"tuan akan berangkat sekarang?"
ku tatap Ahra dan mengangguk.
"tolong jaga baik baik Taeyong"
"tentu tuan"
kemudian ku kecup pipi tembam Taeyong dan akupun pergi berangkat bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is hurts
RomanceChoi Siwon harus kehilangan sang istri dan mengharuskannya menjadi single parents dari dua bayi Kembar. bagaimana kisahnya yang akhirnya bertemu dengan saudara kembar dari mendiang istrinya, dan bagaimana pula reaksinya ketika tahu cerita di balik...